Sumber |
Oh well, koleksi kali ini tidak ada hubungannya dengan Perang Dunia I ataupun film legendaris di atas, namun lebih dikarenakan situasi di blog jualan saya. All quiet on the selling front lol
No matter, it's not my main source of income so i don't mind about it. i do really care ;w; lol Yang saya maksudkan disini adalah saya mengklaim barang-barang disini menjadi not for sale alias koleksi pribadi
Seperti Barbossa yang mengklaim Queen Anne's Revenge ... Hooraaaayyyy |
Berikut barang yang saya maksudkan: 2 surat yang ditujukan kepada pihak Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1931 dan surat nikah pada tahun 1947:
Purwokerto 3 Juni 1931
Terhoendjoeken Padoeka Kangdjeng Toean President Landraad te Karanganjar Kepada Paduka Yang Mulia Tuan Presiden Landraad di Karanganyar |
Purwokerto 6 Juli 1931
Padoeka Kangdjeng Toean Voorzitter Landraad .... Karanganjar Paduka Yang Mulia Tuan Ketua Landraad .... Karanganyar |
Terhoendjoekan Padoeka Kangdjeng Toean Voorzitter Landraad te Karanganjar Dengan hormat Meroedjoek preksa tg 10/6 1931 m. Djajeng Widjojo kirim wesel lagi f. 5 titip pada saia nanti lelang barang2nja m. Djajeng Widjojo wang titipanja dia wang Padoeka Kangdjeng Toean Bole potong, Tjoema sadja itoe beslag han sampe sekarang, kena apa beloen di djalan ken Lelang. Saia moohoon salakas nja Padoeka Kangdjeng Toean voorzitter Landraad Karanganjar soepaia djalan ken idjinan lelang ada nja mengatoer ken dengan hormat Saia jang hormat rendah Pasar manis P-kerto 6/7 1931 Tertujukan Paduka Yang Mulia Tuan Ketua Landraad di Karanganyar Dengan hormat Menyinggung periksa tanggal 10 Juni 1931, M. Jayeng Wijoyo mengirim wesel lagi f. 5 (kemudian) menitipnya ke saya, (untuk) lelang barang-barang M. Jayeng Wijoyo uang titipannya boleh Paduka Yang Mulia potong. Hanya saja tentang penyitaan hingga sekarang kenapa pelelangan belum dilaksanakan. Saya mohon secepatnya Paduka Yang Mulia Tuan Ketua Landraad Karanganyar agar mengijinkan adanya lelang. Dengan Hormat Saya hormat setinggi-tingginya Pasar Manis P(urwo)kerto 6 Juli 1931
Seperti yang telah kita baca, kedua surat ini adalah kasus hukum antara Kwee Hong Ching dengan M. Jayeng Wijoyo. Sepertinya Jayeng Wijoyo terikat hutang kepada Kwee Hong Ching dan terpaksa barangnya disita oleh negara. Dan kemungkinan untuk menyelamatkan sisa-sisa barangnya, dia mengirim beberapa uang agar ada barang dia yang bisa ditebus.
Untuk kartu pos pertama bisa dibilang unik karena kartu pos tersebut memakai perangko yang dicetak langsung pada kartu pos:
Apakah perangko tercetak di atas mewakili perangko tipe Vurtheim keluaran kedua ini? Untuk yang 5 sen mungkin dapat dipertanyakan karena desainnya yang berbeda. Namun untuk perangko kedua didalamnya, desain yang dipakai sama dengan tipe Vurtheim keluaran kedua 7 1/2 sen cetakan tahun 1922 ini. Kemungkinan besar, kartu pos ini dibuat sebelum tahun 1922, jika kita melihat bahwa perangko 7 1/2 sen dicetak belakangan disini.
Update* 6 Agustus 2015: Untuk stempel pos juga merupakan keunikan tambahan disini. Karena banyak sekali stempel yang ada karena sang penerima surat sudah pindah. Kita bisa melihat pada foto perangko, jika surat segera dikirimkan sesaat setelah ditulis. Dimana stempel bertanggal 3 Juni 1931 dan menurut angka terakhir pada stempel, kita bisa melihat bahwa kartu pos ini diterima oleh pegawai pada jam 11 siang. Hebatnya lagi, surat sudah sampai di Karanganyar pada hari yang sama pada pukul 6 sore. Mungkin sang penjahit memakai jasa kilat? Klik disini untuk melihat penjelasan waktu pada stempel pos.
Namun sayang, sang Toean President Landraad sudah tidak berdomisili di Karanganyar lagi. Ini diketahui setelah mungkin saja sang tukang pos mengecek alamat tujuan. Kemudian secepatnya, surat tersebut dikirim dari Karanganyar pada tanggal 4 Juni 1931 kemungkinan jam 10 pagi.
Kemanakah surat itu dikirim? Ironisnya ke Kebumen yang lebih dekat dari Purwokerto. Sekali lagi, surat sampai hanya dalam waktu sehari, pada sore hari. Benar-benar servis kilat i have to admit it
Sedangkan untuk kartu pos kedua, keunikan terletak pada nama Kwee beserta usaha bisnisnya yaitu penjahit, laundry, dan persewaan mobil yang dicetak di kartu pos. Talking about advertisement. Untuk stempel pos sendiri, tidak ada yang aneh. Pengiriman berselang 1 hari dan sampai pada pukul 6 sore. Kali ini sang penerima kartu pos benar-benar tinggal di Karanganyar.
Sedangkan untuk perangko, sama dengan perangko kartu pos sebelumnya, memakai perangko tipe Vurtheim keluaran kedua 5 sen tahun 1922. Perangko usia 9 tahun dan dipakai kembali...
Untuk koleksi ketiga hanyalah surat nikah pada masa Revolusi Kemerdekaan pada tahun 1947. Nothing Special kecuali materai yang dipakai. Materai 15 sen dan bertuliskan 13 Oktober 1948. Di masa yang sulit sekalipun, pernikahan harus tetap dilangsungkan lool
|
Usia: <1922 - 1948
Tidak ada komentar:
Posting Komentar