Oude Indonesie

Oude Indonesie
Nederland oost-indiƫ hier komen we!

Zoeklicht

Zoeklicht
We zullen de kolonie te verdedigen!

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?
Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Kamis, 30 November 2017

Wij Strijden Met De Teekenstift - Churchill Is Jarig ....

Happy birthday! Ucapan ini bukan untuk post happy birthday yang terkadang saya tampilkan. Namun kepada seorang pemimpin sekutu yang berulang tahun dan diangkat oleh Hofer di wij strijden met de teekenstift-nya. 
Winston Leonard-Spencer Churchill, adalah tokoh sekutu yang digambar oleh Hofer kali ini. Karikatur propaganda ini dimuat di bataviaasch nieuwsblad bertepatan dengan ulang tahun Perdana Menteri Inggris tersebut. Dalam merayakannya, Hofer mengambil tema yang cocok untuk Churchill yang ada hubungannya dengan perang yang berkecamuk saat itu. Yaitu bagaimana Churchill bisa bertahan dalam serangan Jerman Nazi yang dipimpin oleh Hitler melalui perang udara.
Sumber
Dalam karikaturnya ini, Hofer menggambar Churchill sedang merayakan ulang tahunnya. Di meja terdapat kue tart yang dihiasi dengan lilin berbentuk pesawat. Di saat yang sama Churchill yang sedang duduk dan memegang cerutu kesayangannya sedang meniup salah satu lilin pesawat tadi. Alhasil Hitler terkena lilin tersebut hingga terjerembab jatuh. Selain itu pula, Hofer menggambar Churchill dengan angka "66" dan Hitler dengan angka "666 't beest". Terdapat tulisan "Lang zal hij leven in de gloria" dan "voor onze jarige van vriendjes uit ned. indie".
Arti dari semua gambar ini adalah yang pertama Churchill saat itu berusia 66 tahun alhasil Hofer menulis angka "66". Sedangkan angka "666 't beest" pada Hitler adalah angka setan 666 alhasil Hitler tidak berbeda dengan setan di mata Hofer. Roti tart dan berlilin pesawat yang ditiup oleh Churchill adalah tidak lain bantuan pesawat terbang Supermarine Spitfire dari Hindia Belanda kepada Churchill. Lho bukannya pesawat terkenal tersebut buatan Inggris? Memang benar, namun maksud bantuan disini adalah pesawat terbang dibuat dari bantuan keuangan masyarakat Hindia Belanda. Hofer juga sekali lagi pintar bermain bahasa, terbukti dari pemakaian kata Spitfire. Hofer memanfaatkan kata "spit" yang berarti meludah. Memang pada gambarnya, Churchill terkesan meludah daripada meniup lilin.
Orang Hindia Belanda seperti Hofer juga sangat menghargai Churchill dengan ucapan "Semoga dia jaya selamanya" dan "Untuk ulang tahun teman kita dari Hindia Belanda". Kejayaan disini berarti Spitfire sumbangan dari Hindia Belanda berhasil membantu Churchill dalam memenangkan Battle of Britain melawan Hitler. Berikutnya orang Hindia Belanda berharap Churchill bisa mengalahkan Hitler dan membebaskan Belanda dari jajahan Jerman.
Asal usul dari gambar Hofer ini juga adalah pemberian hadiah 9 Spitfire dari suami Ratu Wilhelmina yaitu Pangeran Bernhard kepada Churchill saat gambar ini dimuat.  Namun media di Inggris yaitu London Times tanggal 30 November 1940 menyebut, Belanda mengirimkan 35.000 poundsterling kepada Churchill sebagai hadiah berupa 7 buah Spitfire. Melalui Spitfire inilah Hindia Belanda bisa menyumbangkan peran mereka untuk membebaskan Belanda dari Jerman. Dari Spitfire ini pula nasionalisme masyarakat Hindia Belanda muncul meskipun pada akhirnya tujuan ini tidak seluruhnya tercapai karena invasi Jepang ...


Usia: 1941
PS: Untuk post tanggal 10 Desember saya akan membahas tentang Spitfire ini.

Senin, 27 November 2017

Wij Strijden Met De Teekenstift - Het Glansnummer

Kembali lagi di front Yunani di wij strijden met de teekenstift.
Kali ini kita akan melihat kegigihan pasukan Yunani terhadap pasukan Italia. Setelah dijelaskan pada post sebelumnya, bahwa invasi pasukan Italia tertahan bahkan mereka dihantam pada serangan udara di Taranto. Situasi berikutnya untuk Italia tetap tidak bagus, bahkan sangat mencekam. Setelah Elaia - Kalamas dan Pindus, giliran Yunani melakukan serangan balik. Malang bagi Italia, mereka pada akhirnya ditendang keluar dari Yunani. Bahkan pasukan Italia di Albania berhasil dikalahkan di pertempuran Morava - Ivan pada 23 November 1940 dan Korce sehari sebelumnya. Nantinya kota seperti Gjirokaster berhasil Yunani kuasai. Berakhirlah kontrol Italia dalam perang bahkan dalam Perang Dunia II sekalipun, karena setelah ini Jerman-lah yang turun tangan dan selalu mengontrol jalannya perang.
Artileri Yunani pada pertempuran Morava - Ivan.
Sumber: pinterest

Pasukan Yunani memasuki kota Korce.
Sumber

Kejayaan kecil Yunani disini diabadikan oleh Hofer dengan berdansanya seorang Yunani di titian Hitler - Mussolini bagaikan pertunjukan sirkus. Arti dari gambar ini sendiri adalah betapa cekatannya pasukan Yunani dalam menghadapi ujian pihak as. Meskipun saat itu, Jerman belum resmi berperang dengan Yunani. Sirkus yang ditampilkan oleh Yunani bagaikan hiburan oleh pihak sekutu yang saat itu memang tertekan oleh Jerman.
Sayang sirkus tersebut tidak bertahan lama. Meskipun Yunani berhasil menguasai seperempat wilayah Albania pada bulan desember 1940 bahkan pada Januari 1941 terusan Klisura yang strategis berhasil diambil alih pula, namun Perdana Menteri Metaxas meninggal pada 29 Januari 1941. Pada akhirnya April 1941, Jerman meluncurkan Unternehmen Marita. Yunani berhasil dikalahkan sang sirkus juga menghilang ...


Usia: 1941

Senin, 20 November 2017

Wij Strijden Met De Teekenstift - En Mussolini Besloot Zijn Redevoering Met:

Benvenuto a wij strijden met de teekenstift. Kita kembali lagi dengan Hofer dan sekali lagi membahas tentang petualangan Italia. Setelah dari Mesir di post sebelumnya, sekarang kita tertuju pada Yunani. 
Saat itu sebelum menunggu kejelasan dari invasi ke Mesir yang tidak jelas juntrungnya, Mussolini memutuskan untuk berperang melawan Yunani pada 28 Oktober 1940.
Motif invasi ke Yunani sebenarnya tidak terlepas dari ambisi teritorial Mussolini. Keputusan serbuan - pun dipicu dengan dimasukinya Rumania oleh pasukan Jerman. Serbuan yang tidak diberitahukan dulu sebelumnya, diterjemahkan sebagai intervensi area pengaruh Italia. Meskipun begitu, Italia sudah terlebih dahulu memulai melaksanakan operasi militer anti Yunani beberapa bulan sebelumnya. Maka saat pasukan Jerman memasuki Rumania untuk mengamankan ladang minyak Ploesti, Mussolini mempercepat invasi.
Tujuan invasi Italia adalah membentuk pemerintahan boneka. Melalui mereka, nantinya Italia akan menganeksasi sebagian wilayah Yunani. Sebagai kompensasi saat perang usai, Italia akan mengijinkan Yunani untuk menginvasi Siprus yang saat itu menjadi bagian dari Inggris.Setelah Yunani menolak mengijinkan pasukan Italia menguasai beberapa titik strategis di dalam wilayah Yunani, pecahlah perang.
Saat perang dimulai, pasukan Italia menginvasi dari wilayahnya mereka di Albania. Namun sama seperti halnya kolega mereka di Afrika Utara, pasukan Italia mulai mengalami hambatan di Elaia - Kalamas dan Pindus. Setelah itu, pasukan Yunani menyerang balik dan nasib Italia di Mediterania ditentukan disini ...
Serdadu Yunani di atas tank ringan CV-33 milik Italia di pertempuran Elaia-Kalamas.
Sumber

Seorang tentara Italia memperlihatkan helmnya yang penyok karena terkena peluru.
Sumber

Hofer menggambar karyanya dengan Mussolini sebagai bintang tamunya. Digambarkan dia mengalami kelongsoran karena ditendang oleh orang Italia. Uniknya Hofer menggambar orang Yunani dengan pakaian nasionalnya yaitu fustanella.
Sumber

Sebuah hal yang menarik adalah bersamaan dengan Mussolini jatuh, terlihat pula sebuah batu bertuliskan Taranto. Taranto disini adalah pertempuran Taranto yang terjadi pada 11 - 12 November 1940. Pada pertempuran tersebut, armada Inggris berhasil merusak armada laut Italia.
Pertempuran yang memberi pengaruh kepada perwira Jepang di serangan Peral Harbour kelak.
Sumber

Sebuah ironi bahwa perang antara Italia dengan Yunani bisa pecah. Ini dikarenakan Yunani sebenarnya mempunyai hubungan baik dengan Jerman. Meski tidak fasis namun Perdana Menteri Yunani yaitu Ioannis Metaxas cenderung mendukung teori fasisme yang dipaparkan oleh Mussolini sendiri. Bahkan pemerintahannya cenderung fasis. Penuh dengan kesialan dan kemalangan memang disini. Yah seperti yang dituliskan Hofer pada karyanya ini, Italia tidak akan berhenti sejak memulai perang. Memang ... tidak akan berhenti mengalami kemalangan ...


Usia: 1941

Minggu, 19 November 2017

November 1828 - Kritik

Kali ini kita akan membahas salah satu film terkenal Indonesia yaitu November 1828. Film ciptaan Teguh Karya ini menceritakan salah satu pertempuran saat Perang Diponegoro / Perang Jawa. Namun yang akan saya bicarakan disini bukanlah kritik tentang cerita atau kualitas akting namun tentang seragam. Selain dari film yang bisa ditonton di youtube, saya juga akan memakai buku skenario film yang sama. Diterbitkan oleh penerbit sinar harapan pada  juni 1979 di Jakarta, buku ini memuat lengkap adegan - adegan di film tersebut. Termasuk nama - nama tokoh yang tampil.


Tentang cerita film, jika anda tidak ada waktu untuk menontonnya, anda bisa mengecek di situs (ini).
Setelah anda mengecek film tersebut, mari kita sekarang terjun ke topik post kali ini. Anda lihat sendiri, sangat unik memang melihat berbagai seragam yang ditampilkan di film tersebut. Seragam yang meskipun menarik dan gagah namun sangat berbeda jauh dengan fakta di lapangan. Saya akan membagi penjelasan seragam menjadi 3 bagian. Yaitu perwira staf, perwira lapangan, dan prajurit.
Yang pertama adalah perwira staf. Pada film terlihat memakai seragam warna merah. Untuk hierarki kepangkatan dapat dilihat dari pangkat pada kerah.
  • Letnan dua: 1 bintang
  • Letnan satu: 2 bintang
  • Kapten: 3 bintang
  • Mayor: emblem

Perpangkatan juga dapat terlihat dari epolet yang mereka kenakan.
Letnan: 1 garis
Kapten: austrian knot (!) 1 pasang
Mayor: austrian knot 2 pasang

 Perwira Staf
Mayor ten Have

Mayor Bauer




Letnan staf di kiri mayor Bauer

Perwira lapangan ditandai dengan seragam warna biru tua. Perpangkatan pada dasarnya sama dengan perwira staf. Namun terdapat ketidak konsistenan pemakaian pangkat epolet. Terlihat di epolet karakter letnan van Aken. Dimana epolet yang dia pakai adalah epolet pangkat kapten.
Perwira Lapangan 

Letnan van Aken dua dari kiri.
Terlihat epolet yang dia pakai berbeda dengan yang dipakai dengan sesama letnan pada paling kanan gambar

Kapten de Borst







Untuk para prajurit atau hierarki non perwira, mereka juga memakai seragam yang sama dengan atasannya. Di lapangan, ada beberapa hal yang menjadi pembeda. Antara lain:
  1. sjako / shako
  2. aiguillette
  3. kerah
  4. epolet

Untuk prajurit sjako polos hitam dan berjambul hitam pula. Sedangkan untuk perwira, dihiasi dengan tali dan kancing warna emas. Jambul yang dipakai untuk perwira berwarna merah. 
Seluruh hierarki perwira memakai aiguillette berwarna emas. Ada hierarki non perwira yang memakai aiguillette warna hitam namun ini terbatas kepada penghias peluit saja.
Epolet perwira berwarna merah dengan hiasan emas. Sedangkan epolet prajurit, polos hitam dengan bordiran emas.
Kerah seragam bordiran warna emas adalah identitas perwira. Sedangkan prajurit tidak memakainya.
Seperti halnya atasan mereka, para prajurit memakai pangkat pada kerah:
  • Sersan: 1 bintang
  • Kopral: polos
Sayang tidak diketahui seperti apa pangkat untuk Sersan Mayor ataupun prajurit, belum lagi adjudant onderofficier.
Prajurit

Sersan Rompis



Kopral Dirun

Di film, selain seragam terlihat pula vandel yang dibawa oleh pasukan Belanda. Vandel berwarna oranye dan dilengkapi monogram "W"
Vaandel


Motif "W" pada vandel di atas terlihat mirip dengan motif yang digunakan pada vandel Barisan Madura 1 abad kemudian. Sejatinya motif "W" yang dipakai pada masa Perang Diponegoro adalah "W" yang condong ke arah kanan. Kita juga melihat bahwa vandel terlihat polos tidak ada tulisan unit ataupun hiasan yang mengelilingi monogram.
Sumber

Selain vandel, ada pula bendera pada terompet alias pennant.
Bendera pada Terompet


Sangat menarik bahwa terlihat angka "7" pada bendera tersebut. Apakah "7" disini adalah unit pasukan? Resimen Infanteri ke-7? Sejatinya infanteri kolonial Belanda saat itu tergabung 18e Afdeling Infanterie (Infanteri Bagian ke-18), 19e Afdeling Infanterie, dan 20e Afdeling Infanterie. Ada pula yang menyebut pasukan kolonial infanteri saat itu dengan 37e Bataljon Coloniaal Infanterie (Batalion Infanteri Kolonial ke-37). Namun masih terselimut misteri tentang penamaan tersebut bahkan di kalangan sejarawan Belanda sekalipun. Memang ada Resimen ke-7 saat Perang Diponegoro, namun resimen tersebut adalah resimen kavaleri. Ini tidak lain adalah Resimen ke-7 huzaar atau lebih dikenal dengan sebutan Oost Indisch Huzaar atau Regiment Oost Indische Huzaren. 

Seragam seharusnya berwarna biru muda.

Terlihat pula pelana bermotif "W" mahkota yang dipakai oleh para perwira. Namun saat itu, pelana yang dipakai perwira infanteri berwarna biru tua dengan bordir emas.
Pelana

Ada juga beberapa keunikan yang ditampilkan pada film ini. Yang pertama ialah pemakaian sepatu kepada para prajurit. Sebenarnya pada saat itu, para prajurit inlander tentara kolonial Belanda (bukan dan belum KNIL lho) masih nyeker. "Tradisi" yang tetap dilanjutkan oleh KNIL hingga awal abad ke-20.
Yang kedua adalah pemakaian medali pada beberapa tokoh militer maupun sipil. Untuk militer, saat itu masih minim sekali medali yang dianugerahkan. Mayoritas adalah medali saat Perang Napoleon. Untuk tokoh sipil, sangat unik demang Jayengwirono memakai sebuah medali. Pemakaian medali oleh orang sipil inlander yang berjasa baru diterapkan saat keluarnya medaille voor burgerlijke verdienste pada tahun 1871. Memang ada orde van de nederlandsche leeuw, tetapi bentuknya sangat berbeda dengan di film.

Medaille voor burgerlijke verdienste larik kiri tengah.

Yang ketiga adalah pangkat pada seragam tentara Belanda yang terinspirasi dari pangkat seragam garoet KNIL seabad kemudian!
Kapten dan letnan satu KNIL tahun 1912 - 1938.
Pernah saya singgung di (sini)

Kembali lagi pada seragam, jika anda penasaran dengan seperti apa seragam pasukan Belanda saat itu, anda bisa melihatnya pada lukisan penangkapan Pangeran Diponegoro.
De onderwerping van Diepo Negoro aan luitenant-generaal Hendrik Merkus Baron de Kock, 28 maart 1830, waarmee de Java-oorlog (1825–30) werd beĆ«indigd
Sumber
Gevangenname van Prins Diponegoro
Sumber
Jika anda ingin yang lebih jelas, berikut adalah penggambaran ulang seragam oleh saya. Seragam berasal dari informasi yang saya terima salah satunya dari pakar seragam KNIL, RAJ Wolters.
Untuk perwira, seragam yang mereka pakai adalah seragam biru tua dengan 9 buah kancing warna kuningan. Untuk facing memakai warna biru muda dan piping merah. Perpangkatan memakai epolet rumbai warna emas. Sjako berbentuk bell-top dan mempunyai plat monogram W dan bermahkota. Aiguillette seperti yang terlihat pada film, hanya dipakai untuk hierarki ajudan.
Seharusnya kapten de Borst memakai seragam ini

Untuk prajurit seragam serupa dengan para perwiranya. Perbedaan terlihat pada sjako yang memakai jambul berbeda. Berbeda dengan di film, seharusnya di lapangan para prajurit memakai kleine tenue atau PDH. Saat itu seragam yang dipakai polos dan tidak ada hiasan seakan serupa dengan seragam landwehr Prussia pada Perang Napoleon. Topi yang dipakai bukan sjako melainkan topi pet. Perpangkatan hierarki prajurit, bisa dilihat dari chevron yang mereka kenakan pada lengan seragam. Untuk para prajurit sinyal (trompetter - peniup terompet dan tamboer - penabuh tambur), mereka memakai seragam yang berbeda dengan prajurit reguler. Selain itu pula para prajurit memakai peralatan kulit berwarna putih dan bukannya hitam seperti yang terlihat pada film.
Harap diperhatikan bahwa seragam yang saya gambar disini adalah seragam pasukan line infantry. Untuk pasukan flankeur ataupun jager, mereka memakai seragam ataupun jambul yang berbeda.

Untuk perwira staf, memang benar seragam mereka berbeda dengan seragam perwira lapangan. Namun perbedaan yang ditampilkan tidaklah terlalu kentara dibandingkan di film.
Seragam berwarna biru tua dengan 9 kancing namun facing - piping berwarna merah. Pada kerah dan manset terdapat hiasan bordir warna emas.

Jadi inilah November 1828, film yang menarik dalam plot dan cerita. Meskipun seragam yang mereka ciptakan sangat menarik, yaitu menggabungkan elemen seragam paska Perang Napoleon dengan seragam menjelang Perang Dunia I. Unik memang, namun tidak bisa dijadikan patokan sejarah. Saya kira wajar karena saat itu biaya penelitian sejarah terutama ke Belanda juga tidaklah murah. Belum lagi masa itu adalah masa pra-internet. Alhasil kekreatifan muncul meskipun harus mengorbankan salah satu tema sejarah. 


Usia: -

Minggu, 12 November 2017

TNI AL Berguru ke Pakta Warsawa

Kali ini kita akan membahas paduan yang sangat jarang terdengar. TNI Angkatan Laut (AL) dan tugas mereka ke negara Pakta Warsawa! Tugas mereka disini, untungnya diabadikan dalam bentuk foto oleh salah seorang dari mereka. Foto - foto ini diambil pada tahun 1962, tahun hangatnya hubungan antara Indonesia dengan Uni Soviet.
Yang pertama adalah foto para bintara yang sedang berpose di depan peta pada tangal 10 September 1962. Bagi anda orang Indonesia, gambar peta sudah pasti tidak asing bagi anda. Karena peta tersebut adalah target utama Indonesia pada masa operasi Trikora yaitu Papua. Di bagian belakang foto terdapat tulisan sang pemilik dulunya yang bernama Dino menceritakan bahwa dia dan rekan bintaranya sedang menunggu saat mereka diberi izin mengambil barang. Barang - barang yang akan mereka ambil ditempatkan di Gedung Perwira di pulau Russky dekat Vladivostok. Vladivostok atau Wladiwostok saat itu adalah markas besar Š’Š¾ŠµŠ½Š½Š¾-Š¼Š¾Ń€ŃŠŗŠ¾Š¹ фŠ»Š¾Ń‚ Š”Š”Š”Š  [Voyenno-morskoy flot SSSR - Armada Militer Maritim Uni Soviet / Angkatan Laut Uni Soviet], lebih tepatnya adalah Armada Pasifik Uni Soviet. Ada kemungkinan personil Indonesia ini adalah bagian dari KELAKAS atau Kesatuan Latihan Kapal Selam yang sedang berlatih. Pada tahun tersebut Uni Soviet mengirim beberapa Kapal Selam dan Kapal Tender Kapal Selam untuk Indonesia.

Untuk Pulau Russky sendiri, pada masa Perang Dingin akses masuk ke pulau tersebut tertutup. Mengapa? Karena pulau tersebut berisi instalasi militer Uni Soviet dan menjadi markas latihan terbesar Angkatan Laut Uni Soviet. Di sana terdapat RTC (Sekolah Teknis Radio), Sekolah Militer 70024, Sekolah Mekanik, Sekolah Persenjataan, Sekolah Komunikasi (Sekolah Militer 51211), dan Sekolah Calon Perwira. Selain itu pula terdapat Unit Militer 59190 yaitu Unit Intelijen Marinir Khusus ke-42.
Peta Pulau Russky
Sumber

Instalasi militer di Pulau Russky memang bukan sesuatu yang baru karena Kekaisaran Rusia sudah terlebih dahulu memanfaatkan pulau tersebut. Terbukti dari Benteng Vladivostok yang dibangun disana. Bahkan sebelum hilang selamanya, pasukan putih Rusia sempat mengirimkan elemen militer mereka ke pulau Russky dan membentuk Sekolah Instruktur pada tahun 1919.
Peta Benteng Vladivostok pada Masa Kekaisaran Rusia
 
Pulau Russky berada di bawah.
Sumber
Panji Sekolah Instruktur
Pulau Russky tahun 1919
Sumber

Salah satu sekolah militer terbaik di pulau itu adalah Sekolah Komunikasi atau disebut dengan шŠŗŠ¾Š»Ń‹ сŠ²ŃŠ·Šø (shkoly svyazi). Sekolah yang juga terbaik yang dimiliki oleh Angkatan Laut Soviet ini dibentuk pada tahun 1939. Pada medio 1945 - 1959, prajurit Soviet yang dilatih sebanyak 40.000 personel. Untuk personel Soviet, pelatihan sendiri memakan waktu 6 bulan. Mereka juga disediakan lahan pertanian dan peternakan untuk mencukupi kebutuhan mereka. Setelah pelatihan usai, mereka akan ditempatkan di kapal dan instalasi Armada Pasifik.
Meriam Pantai di Peninsula Zhitkova
Pulau Russky 1955 - 1960
Sumber
Perwira Batalion Artileri dan Senapan Mesin Mandiri ke-9
Pulau Russky tahun 1957

Sumber

Nasib instalasi Pulau Russky berakhir saat jatuhnya Uni Soviet. Alhasil terbengkalai pula bangunan militer disana. Untuk melihat kondisi bangunan militer di pulau Russky pada masa kini, anda bisa cek link (ini) dan (ini).
Lokasi Instalasi Militer Pulau Russky pada Masa Kini
Sumber

Kehidupan militer di Pulau Russky sepertinya sangatlah kurang baik. Terdapat cerita tentang kelaparan yang dialami oleh para prajurit. Dimana mereka berjuang menghadapi cobaan saat menyelesaikan latihan. Berikut adalah cerita tersebut yang terjadi pada tahun 1980an:
"Kami akan berlatih di Pulau Russky yang buruk di SMME (Sekolah Bintara dan Calon Perwira) yang saya lupa lokasi tepatnya. Kami berangkat memakai kereta api kemudian menumpang feri Vladivostok hingga ke Pulau Russky. Saat sampai, kami langsung berjalan menuju tempat tujuan dari pelabuhan. Namun perjalanan kami berubah menjadi berbaris di malam hari menuju tempat yang tidak menentu. Ini dikarenakan letnan kami tidak tahu jalan dan menuntun kami ke tempat yang salah. Perwira kedua juga tidak bisa membantu karena dia bukan orang Russky.
Kami berbaris di pulau semalaman ... capek. Kami minum di kubangan air ... bagaikan anjing. Mungkin kami mengelilingi seluruh pulau hingga malam lewat, saat fajar tiba kami sangat lelah. Saat tiba di area parade ShMiP, kami semua ambruk karena lemas. Kaki kami lecet tapi untungnya ada sepatu baru untuk kami semua.
Kemudian "Latihan untuk Pejuang Muda" dimulai untuk 45 hari kedepan. Di hari pertama, rubel dan kopek terakhir kami gunakan untuk membeli kue dan limun. Setelah itu kami bertahan melawan malnutrisi rutin bahkan hampir di ambang kelaparan saat melewati 3 pelajaran dan menggali parit. Kami juga harus berjuang menahan kantuk saat pelajaran peta.
Untuk hiburan, ada penayangan film tiap hari Sabtu di klub namun terdapat larangan untuk tidur. Tetapi ada beberapa dari kami yang bisa menahan tidur. Aku ingat kalau pernah minggat dari tugas dan bermain di ladang kentang dan sayur milik penduduk. Sempat ada peristiwa lainnya, yaitu mengantar bahan makanan dari gudang menuju dapur. Saat konvoi ini melewati "tanah lapang" yang terbuka, kami menyantap telur mentah di sepanjang perjalanan.
Saat latihan hampir usai, kami mendapat keberuntungan. Untuk beberapa hari, kami bisa ke ruang makan untuk makan lebih enak. Pernah, saat menggali parit, rekan kami menemukan 2 botol vodka yang dikubur sejak lama ... labelnya sudah dicopot. Akhirnya bagian bawah botol dipecahkan dengan sekop dan diminum setelah makan. Kami, para pelayan, menyediakan snack."
 
Perwira dan Wajib Militer di Sekolah Senjata tahun 1984
Sumber

Terlihat memang sangat berat kehidupan prajurit Soviet disini. Ironisnya untuk kelaparan yang dijelaskan oleh prajurit diatas, akan menjadi kenyataan pada tahun 1992 - 1993. Saat itu 4 prajurit dari Sekolah Mesin Radio yang merupakan bagian Armada Pasifik Rusia tewas kelaparan dan lebih dari 250 orang lainnya dirawat. Kejadian tersebut terjadi karena komandan mereka lupa mengirim ransum bulanan. Alhasil kemalangan ini berubah menjadi skandal politik saat itu. Apakah mungkin kasus kelaparan terjadi untuk tentara kita disana? Kemungkinan tidak karena hal ini mungkin dirahasiakan oleh militer Soviet. Karena kerahasiaannya, bukan tidak mungkin foto yang saya miliki ini adalah salah satu foto langka tentang pulau tersebut. Terutama diambil dari negara selain Uni Soviet dan pada masanya pula.
Sumber
Setelah Pulau Russky, foto berikutnya adalah kumpulan foto dari satu sumber. Berbeda dari rekannya yang bintara dan di Uni Soviet, kali ini sang pemilik adalah seorang perwira yaitu Letnan Muda. Uniknya terlihat bahwa sang pemilik selalu menandai dirinya dengan anak panah. Sang perwira beserta rekan - rekannya saat itu pada medio tahun 1962. Disitu pula, mereka mengenakan seragam universal angkatan laut untuk daerah dingin yaitu seragam navy blue. Belum diketahui mengapa Dino tidak memakai navy blue di pulau Russky, padahal hawa disana sangatlah dingin.
Untuk foto yang pertama, terlihat para perwira TNI AL sedang berfoto bersama. Sang pemilik sempat menuliskan keterangan di belakang foto. Dia menjelaskan bahwa, mereka semua adalah rekan satu kapal yang berfoto saat musim dingin tahun 1962. Jika kita perhatikan rekan - rekan sang pemilik ada yang berpangkat Letnan, Kapten, Mayor, dan Letnan Kolonel. Uniknya terdapat seorang perwira yang memilik pangkat berupa zig zag. Saya masih belum mengerti apa arti pangkat zig zag ini. Pangkat ini dalam hierarki Royal Navy (Angkatan Laut Inggris) adalah pangkat perwira cadangan. Selain itu pula, pangkat tersebut juga dikenakan oleh Chief Steward (Pramugara Kepala) Merchant Navy atau armada dagang Inggris.

Foto berikutnya adalah para perwira berfoto bersama seorang perwira asing yang mungkin adalah guide atau instruktur mereka. Sayang dia melepas seragamnya, jadi kita agak kesulitan untuk mengidentifikasi dari negara mana dia. Namun paling tidak, kita bisa menebak kapan foto ini diambil dari topi yang dikenakan. Topi berwarna putih dan juga warna yang sama dipakai dengan TNI AL menandakan bahwa foto diambil saat musim panas. 

Kembali ke identifikasi perwira, menurut pengamatan saya, perwira asing diatas bukanlah perwira Angkatan Laut Soviet. Mengapa bukan Soviet? Karena siluet emblem pada topi perwira tersebut kurang cocok dengan topi perwira Soviet. Untuk perwira mesin Soviet, memakai kain bordir yang bentuknya lebih ramping. Selain itu pula, pada pet tidak terlihat adanya hiasan emas seperti pada foto. Memang ada hiasan emas pada pet topi perwira Soviet, namun hiasan tersebut ditemani dengan tali bordir warna emas yang menempel pada badan topi. Sedangkan pada foto diatas, tidak terlihat adanya hiasan tali bordir. 
Topi ŠøŠ½Š¶ŠµŠ½ŠµŃ€-Š¾Ń„ŠøцŠµŃ€ (Inzhener-Ofitser / Perwira Mesin - Teknisi) M1954
Sumber


Maka dari manakah perwira tersebut berasal? Ada 2 kemungkinan disini. Yang pertama adalah Marynarka Wojenna (Angkatan Laut Perang / Angkatan Laut Polandia). Topi perwira mereka mirip dengan pada foto. Terdapat hiasan bordir pada pet dan tidak ada tali bordir. Namun serupa dengan topi Soviet, emblem pada topi mereka menggunakan bordir. Seharusnya emblem tidak akan semengkilap pada foto alias pencahayaan pada emblem serupa dengan emblem orang Indonesia. Maka menurut saya, perwira tersebut bukan dari Polandia.
Seragam Perwira Angkatan Laut Polandia
Sumber: Pinterest
Topi Komandor (Komandan - Kapten) M1957
Sumber
Topi Perwira
Sumber

Disinilah kita mendarat pada kemungkinan kedua, yang menurut saya, yang paling tepat. Topi yang dikenakan oleh perwira tersebut adalah topi Volksmarine (Angkatan Laut Rakyat - Angkatan Laut Jerman Timur). Topi Jerman selain memakai bordir pada pet, mereka memakai emblem dari metal. Alhasil emblem tersebut akan berkilau saat terkena matahari. Jika anda lihat di foto, emblem tersebut saking berkilaunya terkena matahari sampai - sampai detail tidak jelas terlihat dibandingkan emblem Indonesia. Maka menurut saya perwira tersebut adalah perwira volksmarine. Sebenarnya ada pula kemungkinan perwira Bulgaria ataupun Rumania, namun foto berikutnya akan memberi kejelasan dimana perwira TNI AL ini sedang bertugas.
Topi Kapitan Hingga Kapitan zur See
Sumber

Seragam Parade Leutnant 
Sumber

Foto berikutnya adalah para perwira berpose bersama guru bahasa Rusia mereka. Unik memang bahwa TNI AL membutuhkan guru bahasa Rusia disini. Mungkin saat itu, para perwira direncanakan akan berlatih bersama pasukan Soviet atau mempelajari peralatan Soviet. Alhasil bahasa Rusia dibutuhkan disini.
Perhatikan gaya tulisan di papan tulis. Tulisan tersebut terlihat bergaya campuran sutterlin / sĆ¼tterlinschrift dan schreibscrift. Kembali lagi kepada perwira diatas, maka kemungkinan besar sang guru adalah orang Jerman. Karena sutterlin hanya diajarkan kepada orang Jerman saja.  Dari kebangsaan guru ini, semakin besar kemungkinan perwira TNI AL  sedang bertugas di Jerman Timur. Sekedar tambahan, sutterlin tidaklah asing di blog ini, karena pernah muncul di post (ini).
Perhatikan huruf di papan tulis. Terlihat abjad sutterlin "z" diikuti dengan abjad latin "g" 

Foto berikutnya masih bersama sang guru tersayang. Kemungkinan saat itu, sang guru kebagian 1 regu perwira. Jika kita perhatikan para perwira disini adalah Letnan Muda semua. Apakah mungkin jajaran perwira di atasnya sudah mengerti bahasa Ruski?

Foto terakhir kemungkinan adalah foto perpisahan. Ditandai dengan pemakaian seragam gala oleh para perwira. Kehadiran mereka juga diramaikan oleh para tamtama yang memakai seragam putih dari Kelasi 2 hingga Kopral. Ditengah hadir kembali sang guru tercinta lengkap dengan pakaian pestanya pula.

Untuk kumpulan foto ini, saya masih belum tahu secara pasti untuk apa TNI AL ke Jerman Timur.
Koleksi terakhir sebenarnya tidak ada hubungannya dengan militer. Namun koleksi ini masih ada hubungannya karena koleksi ini adalah kamus Indonesia - Rusia! Kamus yang berjudul ŠøŠ½Š“Š¾Š½ŠµŠ·ŠøŠ¹ŃŠŗŠ¾-руссŠŗŠøŠ¹ сŠ»Š¾Š²Š°Ń€ŃŒ (indoneziysko-russkiy slovar' - Kamus Indonesia - Rusia) diterbitkan pada tahun 1963 dan tercatat dicetak sebanyak 8000 buah. Mungkin saja pada masanya, kamus ini menemani tentara kita yang berlatih di Uni Soviet.
 


Jadi inilah saksi bisu dari eratnya hubungan antara TNI dengan Pakta Warsawa. Yang tujuannya memang dipersiapkan untuk penyelesaian Operasi Trikora dan persiapan Operasi Dwikora kelak. Hubungan yang membuat TNI AL menjadi kekuatan besar di belahan dunia bagian selatan. Jalesveva Jayamahe benar - benar terlaksana ...


Usia: 1962