Oude Indonesie

Oude Indonesie
Nederland oost-indiƫ hier komen we!

Zoeklicht

Zoeklicht
We zullen de kolonie te verdedigen!

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?
Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Senin, 24 Agustus 2015

The Truth is Out There - Mysterious Monument

Apakah terbersit didalam kenangan anda, kalimat pada judul di atas? Bagi anda penggemar film atau yang pernah merasakan tahun 90an, pasti anda pernah mendengar kalimat tersebut bukan? Jika anda lupa, foto 2 orang di kanan bisa membuat ingat kembali. Ya, agen Wolf Murder Fox Mulder dan Dono Skulpin Dana Scully dari serial tv The X-Files. 2 Agen FBI yang berusaha memecahkan kasus baik logis maupun supranatural.
Mengapa saya menyinggung mereka disini yang bisa dibilang tidak ada hubungannya dengan sejarah, karena saya akan membahas koleksi saya yang masih diselimuti misteri atau minimal belum ada jawabannya. Sebenarnya bukan kali pertama koleksi yang saya singgung disini masih diselimuti misteri. Tapi saya baru memikirkan judul thread ini baru saja lol

Kali ini yang menjadi topik adalah kumpulan foto di bawah ini:

Satu buah lembar dari sebuah album foto. Meskipun hanya satu lembar dan bahkan terdapat satu foto yang sudah lebih dahulu hilang, tapi kita masih bisa melihat apa maksud sang pemilik lama foto-foto ini disini.  

Anda sudah bisa menerkanya? Ya, foto-foto ini tentang peresmian sebuah monumen. Namun dengan tidak adanya tulisan menyebabkan kita tidak bisa tahu di mana monumen ini berada. Tetapi ada beberapa petunjuk yang bisa memberikan sedikit titik terang tentang monumen ini. Yang pertama, terdapat prajurit KNIL yang berjaga, mengindikasikan bahwa monumen ini memang diresmikan oleh Pemerintah Kolonial Belanda dan bukannya oleh sebuah kelompok non-pemerintah. 
Seorang prajurit KNIL lengkap dengan seragam Garoet serta topi bamboehoed.Di kanannya, seorang perwira yang memakai seragam Blauw Attila yang merupakan Groot Tenue (Pakaian Dinas Upacara) KNIL era 1910an hingga 1942. Meskipun ini hanya berlaku untuk golongan perwira saja. Untuk prajurit, seragam tersebut dilengserkan pada tahun 1936.
Petunjuk kedua adalah adanya foto gedung pemerintahan. Yang kemungkinan terletak dekat dengan monumen tersebut.
Sayang satu-satunya petunjuk adalah tulisan Gemeente dan tulisan lainnya tertutup pohon

Petunjuk ketiga adalah adanya para pegawai negeri tinggi pribumi seperti Regent atau Bupati yang menghadiri acara tersebut. Seragam sang Regent serupa dengan Regent pada foto di bawah ini. Jika kita melihat pakaian mereka, disimpulkan monumen tersebut berada di Jawa yang mungkin di Jawa Tengah atau Jawa Timur.
   
Meskipun begitu, tetap saja kita tidak bisa mengetahui tepatnya dimana monumen ini berada. Karena sudah terjadi pergantian entah itu bangunan yang sudah dibangun ulang maupun monumen tersebut yang sudah diruntuhkan terutama pada Jaman Pendudukan Jepang. Saya-pun sudah mencari via online tapi tetap saja tidak ada jawaban yang bisa saya dapatkan. Maka foto-foto ini tetaplah misteri hingga seseorang membantu saya disini. Hence, the truth is out there. Cue the music!


Usia: 1910an - 1942

Selasa, 18 Agustus 2015

Koleksi Orang Terkenal

Klik ini untuk part 2!

Saatnya untuk menampilkan koleksi yang ada hubungannya dengan orang terkenal di Indonesia! :D
Koleksi yang disini saya maksudkan adalah arsip atau foto yang dibuat oleh yang bersangkutan atau ditujukan kepada yang bersangkutan. Bukan arsip atau foto yang hanya menyinggung dia seperti koran atau foto dokumentasi. Maka koleksi seperti Sun Yat Sen tidak masuk disini. :3
Dokter Oen
Yang pertama adalah Dokter Oen atau yang bernama lengkap Oeng Boen Ing. Salah satu dokter terkemuka di Indonesia pada masa Belanda hingga dia meninggal pada tahun 1982. Sumber foto 

Koleksi yang saya punya mengenai dia adalah surat pribadi dari rekan sejawat dia yaitu Dokter R. Soesilo dari Ponorogo. Isi surat tersebut adalah permintaan pinjaman uang sebesar f. 50 kepada Dr. Oen. Uniknya Soesilo menulis surat tersebut pada kertas resep.

Koleksi kedua adalah tulisan tentang makna tanggal lahir Dr. Oen. Kurang diketahui siapa yang menulis namun kita bisa melihat sendiri dengan lengkap tanggal lahir Cina Dr. Oen.
Uniknya tulisan tersebut dituliskan pada mungkin sebuah kartu nama sebuah perusahaan pengolahan kopi Tegalredjo di Semarang. 


Soeadi Soeromihardjo
Yang kedua adalah Letnan Kolonel Soeadi Soeromihardjo. Mungkin tidak banyak orang yang tahu dengan orang ini. Namun bagi kita yang sering melihat foto hijrahnya Jenderal Sudirman dan disaat yang sama kita melihat ada seseorang yang memakai baret serta dengan siaga memegang senjatanya. Tidak salah lagi, dialah Soeadi. Saat Agresi Militer Belanda II, saat itu dia menjabat sebagai ajudan Jenderal Sudirman. Sumber foto
Saat mengawal Jendral Sudirman saat hijrah. Sumber
Soeadi saat menjabat Kepala Seskoad

Koleksi yang saya punya mengenai dia adalah surat perpisahan dia dari tempat dia bekerja di Banjarmasin pada tahun 1954.


Ir. Soeratin
Koleksi ketiga mungkin saya masih skeptis. Namun tidak salahnya saya menaruhnya disini. Ir. Soeratin, sang pendiri PSSI. Sumber foto

Koleksi saya disini menerangkan adanya perselisihan pada Kongsi Rahajoe. Kongsi yang berada di daerah Padmodipoeran Solo ini didirikan oleh 4 orang yaitu Padmodipoero, Atmomidjojo, Soeratin, dan Soetijodi. Namun perselisihan antara Atmomidjojo dengan Soetijodi paska perombakan Restoran Thomaswara yang menggunakan dana kongsi menyebabkan Soeratin berada ditengah pusaran konflik. 
Mengapa saya masih skeptis dengan arsip buatan tahun 1939 ini? Karena belum jelas kapan dan dimana Soeratin tinggal sebelum pindah ke Bandung. Situs ini menyatakan Soeratin pindah dari Yogya ke Bandung pada tahun 1937, sedangkan situs yang lain menyatakan dia pindah pada tahun 1940. Dan yang membuat skeptis pula adalah arsip ini dibuat di kota Solo, sedangkan ada kemungkinan besar Soeratin sendiri tinggal di Yogya atau di Bandung pada saat arsip tersebut dibuat. Terutama terdapat satu surat yang menyatakan kesediaan Soeratin untuk dipanggil sewaktu-waktu ke Solo tentang permohonan petunjuk. Meskipun begitu, ada kemungkinan Soeratin disini adalah sekedar pemegang saham kongsi belaka dan tidak perlu tinggal disana atau dia bisa datang segera setelah menerima undangan beberapa hari sebelumnya. Namun ada juga kemungkinan jika Soeratin pada surat tersebut bukan Soeratin sang pendiri PSSI


Dr. Soumokil
Koleksi keempat adalah Dr. Soumokil sang pendiri RMS alias Republik Maluku Selatan. Sumber foto

Koleksi yang saya punya sempat saya jelaskan disini.


Usia: dibuat tahun 1939 - 1954

Senin, 17 Agustus 2015

17 Agustus 1950 di Semarang

Untuk merayakan hari kemerdekaan kita alias Dirgahayu Republik Indonesia yang ke-70, saya akan memperlihatkan sebuah foto yang cocok untuk di-share :

Foto upacara bendera di Semarang pada tahun 1950. Saya dulu mendapatkannya dari sebuah album dimana pemilik sebelumnya banyak mengdokumentasikan peristiwa-peristiwa di Semarang.
Meskipun hanya satu buah namun kita bisa melihat beberapa keunikan:
Banyak masyarakat sekitar yang turut serta terutama anak-anak
Podium upacara, kemungkinan untuk tempat Inspektur Upacara?
Pasukan TNI lengkap dengan peralatannya ikut serta pula
Barisan anak-anak yang berpakaian sama, apakah mungkin anak sekolah? Dan kita bisa melihat seorang anggota pramuka

Seperti yang sudah anda lihat, upacara hari kemerdekaan pertama pasca masa Revolusi Kemerdekaan ini banyak dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat. Meskipun foto ini terlihat biasa saja namun kita bisa melihat suasana khidmat yang terpancar disini. Mungkin karena untuk pertama kalinya mereka menghirup udara kebebasan yaitu udara kemerdekaan dan mulai melupakan angin mesiu dan mimpi buruk peperangan.


Usia: 17 Agustus 1950

Kamis, 13 Agustus 2015

Once Upon A Time - Koningen van Koetei en de Noord-oost Kust van Borneo

Kali ini saya memperkenalkan semacam thread baru. Untuk berbagai macam foto yang memperlihatkan sebuah event, disini saya namai Once Upon A Time.
I stole this gif from a tv show XDD

Kita menuju ke daerah ini

Dari daerah itu, kali ini kita akan membahas satu lembar album foto kuno ini.

Untuk foto pertama yaitu tentang event yang terlihat penting dimana ada beberapa orang yang memakai pakaian yang sangat elegan berkumpul. Disini kita bisa melihat mereka berkumpul di depan undak-undakan sebuah bangunan yang berdesain Eropasentris.

Awalnya saya sempat bertanya-tanya, apa makna foto ini. Apa arti yang terkandung dibaliknya. Pada akhirnya setelah melalui berbagai penyelidikan, akhirnya terkuak juga apa maksud dari foto ini. Sebagai pendahuluan, mari kita melihat orang-orang non pribumi disini:
Untuk orang pertama, kita bisa melihat seorang Eropa yang kemungkinan besar adalah orang Belanda karena dia memakai seragam. Dibandingkan orang Belanda lainnya yang setelah ini akan saya singgung, ada kemungkinan dia adalah Asisten Residen.

Untuk orang di tengah, ada kemungkinan atasan dari orang sebelumnya. Bisa jadi adalah Tuan Residen. Hiasan pada seragamnya juga lebih semarak daripada bawahannya. sebenarnya saya tahu apa nama seragam yang dipakai oleh Residen dan wakilnya ini, hanya saja satu-satunya informasi berada pada situs yang melarang untuk menyebarluaskan informasi tersebut secara elektronik alias online :(

Untuk orang berikutnya, dia adalah perwira KNIL. 3 Bintang pada kerah yang terang pada foto hitam putih disini dan juga 4 gombyok pangkat pada bahunya, menandakan dia berpangkat kolonel. Ada kemungkinan kolonel yang memakai seragam Groot Tenue Blauwe Atilla ini adalah komandan Garnisun setempat. Dia juga membawa topi kepi lengkap dengan hiasan jambul putih yang menandakan bagian seragam Groot Tenue Jika saja saya memiliki Regeerings Almanak, saya bisa mengidentifikasi semua orang Belanda disini :((
Kita bisa melihat sang kolonel disini pernah ikut dalam sebuah operasi militer KNIL. Ini ditandai dengan adanya medali Ereteken voor Belanjgrijke Krijgsbedrijven. Disini dia terlihat pula membawa sebilah pedang. Pedang tersebut memang seperti klewang yang sudah menjadi standar pedang KNIL pada masa itu. Namun dilihat dari terlalu terangnya rangka pelindung tangan (basket) dan terangnya sarung pedang tersebut berarti sarung terbuat dari bahan metal, dapat disimpulkan pedang perwira tersebut adalah Sabel Koninklijke Marechaussee M1913. Mungkin kata marechaussee atau marsose merupakan kata kolonial terkenal kedua setelah kompeni yang berasal dari compagnie 

Setelah para Hollander XD, saatnya kita melihat para pribumi disini:
Jujur saja awalnya saya merasa kesulitan dalam mengidentifikasi mereka-mereka ini. Saya awalnya berpatokan pada pakaian kebesaran yang mereka kenakan. Setelah melalui pengecekan mendalam akhirnya atau paling tidak saya mendapatkan beberapa petunjuk.
Untuk yang pertama adalah Sultan Aji Muhammad Parikesit dari Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Berkat identifikasi raja inilah, saya mengambil kesimpulan bahwa foto ini adalah acara di Kalimantan Timur yang pada akhirnya kesimpulan final saya menjadi acara Raja - raja di Koetei en de Noord-oost Kust van Borneo atau Kalimantan Pesisir Timur Laut dan Kutai. 
Seragam yang sama digunakan pada foto ini

Yang kedua, menurut koreksi dari salah seorang pengunjung, tokoh yang berada di belakang Residen adalah Sultan Muhammad Aminuddin dari Kesultanan Sambailung.
Foto lain dari Sultan Muhammad Aminuddin bisa dicek disini

Yang ketiga, tokoh pada foto ini adalah Sultan Muhammad Khalifatullah Jalaluddin dari Kesultanan Gunung Tabur.
Identifikasi didasarkan dari motif seragam yang dipakai pada lukisan ini.

Berikutnya adalah Sultan Kasimuddin dari Kesultanan Bulungan.
Sayang sekali tidak ada foto Sultan Kasimuddin dengan pakaian sama seperti di atas. Foto lainnya memperlihatkan dia dengan topi yang berbeda. Namun pakaian pelanjutnya yaitu Sultan Maulana Muhammad Jalaluddin dapat dibilang sama dengan pada foto di atas

Untuk Sultan yang berikutnya, sama seperti informasi dan koreksi untuk Sultan Muhammad Aminuddin, tokoh pada foto ini adalah Sultan atau ningrat dari Kesultanan Paser. Sebagai tambahan informasi saja, Paser saat itu tidak menjadi bagian dari daerah Residensi Koetei en de Noord-oost Kust van Borneo. Karesidenan ini tidak lain adalah Karesidenan yang membawahi Kesultanan Kutai Kartanegara, Kesultanan Sambailung, Kesultanan Bulungan, dan Kesultanan Gunung Tabur. Ada kemungkinan ningrat Paser ini diundang oleh Belanda. Di waktu yang sama pula, Paser sendiri sudah tidak mempunyai Sultan sejak tahun 1918. Ini diakibatkan dari kekalahan Paser melawan Belanda dalam perang yang berlangsung sejak tahun 1906 hingga tahun 1918. Sultan terakhir mereka yaitu Sultan Ibrahim Khaliluddin sudah dibuang oleh Belanda. Selain itu pula, beberapa ningrat mereka juga ikut dibuang.
Ngomong-ngomong tokoh ini mirip om saya XDD

Jika anda bertanya - tanya, siapakah tokoh di belakang Sultan Aji Muhammad Parikesit, kemungkinan orang ini adalah ningrat Kutai. Ada kemungkinan ningrat ini adalah Aji Muhammad Hasanuddin yang bergelar Aji Pangeran Sasranegara dan Pangeran Mangku Negara.

Setelah foto - foto Sultan, untuk foto kedua adalah jujur saja foto terindah yang saya punya. Karena memperlihatkan efek dari hiasan lampu pada sebuah jembatan. Sayangnya saya belum bisa mengidentifikasi apa jembatan ini, namun ada kemungkinan jembatan ini terletak di Kalimantan.
Kita bisa melihat adanya hiasan bentuk mahkota pada bagian tengah jembatan

Menurut informasi yang saya terima dari pengunjung, acara pada foto adalah pertemuan para Sultan sekalimantan. Pertemuan itu sendiri dikepalai oleh Residen W.G. Moggenstrorm (W.G. Morggeustrom?) dan dari pihak KNIL diwakili oleh Komandan Militer Kalimantan yaitu Kolonel E.A. Steinmentz (E.A. Steinmetz?). Namun banyak pertanyaan tentang dari tahun kapan foto ini diambil. Jika kita melihat dari Sultan-Sultan yang ada, kunci dari identifikasi terletak pada Sultan Kasimuddin dan Parikesit. Kasimuddin tercatat terakhir kali bertahta pada bulan Oktober 1924, sedangkan Sultan Parikesit mulai bertahta pada bulan November 1920. Maka jawaban kapan foto ini diambil berada pada rentang waktu 1921 hingga 1924. Jika benar foto ini diambil pada tahun 1924, dapat dibilang foto ini menjadi saksi bisu bulan-bulan terakhir hidupnya Sultan Kasimuddin ...


Usia: 31 Agustus 1921 - 31 Agustus 1924

Sabtu, 08 Agustus 2015

Album Foto Mayor Sugihardjo

Baru saja saya mendapatkan koleksi terbaru yaitu album foto dari seorang perwira infanteri TNI bernama Sugihardjo dengan nomor 18194.
Sugihardjo saat menjabat sebagai Letnan Dua

Nama dan NRP atau Nomor Register Perwira milik Sugihardjo

Namun foto-foto yang terdapat pada album ini sangatlah beragam dan unik.
Sang perwira yang bertugas di Resimen Infanteri ke-20 di Sanggau Kalimantan Barat ini mengabadikan banyak peristiwa yang terjadi di daerah tersebut. Terdapat 237 (!) buah foto disini memperlihatkan berbagai peristiwa dari kebakaran, banjir, latihan perang, patroli di sungai, sesi santai para prajurit, kampanye Pemilu 1955 hingga kunjungan Wakil Presiden Bung Hatta. Selain itu pula sudah pasti dia mengdokumentasikan keluarga dan kerabatnya. 
Berhubung ada beberapa foto yang dia ambil dobel, maka saya berencana untuk menjual beberapa foto tersebut. Tunggu iklannya di setiabudiantiques :3


Letnan Dua Sugihardjo beserta seorang Pembantu Letnan.
Kita bisa melihat lambang Resimen Infanteri ke-20 yaitu Trisula di lengan kiri sang Pembantu Letnan 

Perjalanan karir Sugihardjo
  
Sebagai Letnan Dua

Letnan Satu

Kapten

Sebagai Mayor dan mungkin pangkat terakhir dia sebelum pensiun

Update* 12 Agustus 2015 - Tugas Sugihardjo
Ada kemungkinan Sugihardjo adalah perwira di Bagian Penerangan tepatnya di Seksi V Biro B. Maka sudah pasti dia mendapatkan akses ke acara-acara penting yang ada hubungan dengan pasukannya. Berikut adalah salah satu kegiatan resmi yang dia dokumentasikan. Perjalanan ke pelosok Kalimantan untuk bertemu dan melakukan perjanjian dengan masyarakat setempat, kemungkinan ke Balai Karangan? Foto-foto ini adalah satu-satunya foto yang memakai cap stempel resmi dari Biro Penerangan Resimen Infanteri ke-20.


Kantor Staf BODM Balai Karangan






Update* 17 Agustus 2015 - Saya baru saja mendapatkan folder (map) tugas Mayor Sugihardjo. Akhirnya kita bisa mengetahui tempat tugas terakhir Sugihardjo. Yaitu di Kodam VII Diponegoro di Jawa, Kodam VII sendiri adalah nama lama dari Kodam IV Diponegoro. Oh dan nama dia adalah Sugihardjo bukan Sugikardjo hehehe


Foto Sugihardjo bersama keluarga dan kerabatnya
Bersama istri

dan kedua anaknya

Rumah dinas dia, kemungkinan di Kalimantan Barat


Keluarga kerabat

Kerabat dia di Jawa

Rekan dia, seorang Letnan Satu beserta keluarganya


Setelah perkenalan dia beserta keluarganya, saatnya kita melihat di album foto yang dimaksud

Beberapa foto tentang upacara militer lengkap dengan vandel pasukan


Bagian album yang menunjukkan mendaratnya Bung Hatta di bandara
Jika melihat dari keadaaan beberapa foto, ada kemungkinan Sugihardjo atau anggota keluarganya mengganti foto-foto dari album foto yang lama dan dipindahkan ke album yang baru. Karena beberapa foto yang diambil dari era 1950/60an terdapat bekas kertas album foto sejaman. Bukannya album seperti pada gambar. Mungkin pada tahun 1970an atau 1980an, Sugihardjo melihat keadaan album yang lama sudah tidak baik lagi maka dia memindahnya ke album yang baru? Sekalian dia mencampur foto yang lama dengan foto yang usianya lebih baru. Yaitu foto tentang upacara militer pada awal album foto.
Sebelum mengakhiri thread ini, akan lebih lengkap jika kita mengecek kertas-kertas foto pada topik foto Mayor Sugihardjo dan kerabatnya. Sembari melihat foto-foto dibawah, mari kita sekalian mengecek link ini, ini, dan ini agar anda lebih jelas dalam membacanya
Agfa-Brovira

Agfa

Agfa

Agfa-Brovira

Agfa-Brovira

Bagian belakang foto Sugihardjo dengan pangkat kapten ini memakai logo Agfa 
Bagian belakang foto Sugihardjo di bagian awal thread. Memakai logo Agfa-Brovira

Jujur saja, setelah melihat semua contoh-contoh disini dan membaca beberapa referensi dari link-link diatas membuat kepala pusing dan bingung. loool
Whaaa Agfawhaaaa?????

Memang ada 2 kemungkinan disini, entah semua foto-foto ini memang memakai kertas Agfa sisa Perang Dunia II (kecuali foto Sugihardjo dengan pangkat kapten) atau logo Agfa dan Agfa-Brovira tidak ada hubungannya dengan usia kertas foto. Serta garis-garis pada logo-logo tersebut hanyalah semacam quality control saja. Meskipun begitu tetap saja sejarah foto Agfa disini sangatlah unik. Selain dari Agfa tersebut, keunikan juga ada pada foto ini:
Stempel menarik dari studio foto tempat salah satu kerabat Sugihardjo berfoto.
Kita bisa melihat bahwa sang pemilik studio foto adalah seorang Tiong Hoa bernama Thian Tjin (Cin) dan bertempat di Pontianak. Lebih uniknya lagi terdapat kanji cina yang ikut serta dalam stempel tersebut

Akhir kata, meskipun terlihat remeh namun Mayor Sugihardjo yang sangat rajin berfoto ini berhasil mengabadikan beberapa momen-momen sejarah kecil. Yang mungkin tanpa usaha dia, sejarah ini akan hilang untuk selamanya. Dan saya akan berusaha untuk membuat thread foto-foto hasil cepretan dia disini untuk kedepannya. Just wait :3 


Usia: 1950an - 1970an