Oude Indonesie

Oude Indonesie
Nederland oost-indiƫ hier komen we!

Zoeklicht

Zoeklicht
We zullen de kolonie te verdedigen!

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?
Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Selasa, 04 Juni 2019

Pasukan Keraton Kasunanan Surakarta - Seragam

Sayangnya tidak ada gambar pasukan keraton Kasunanan pada abad ke-17 maupun ke-18. Yang ada hanyalah keterangan dimana pasukan pada masa Pakubuwono VII, memakai kain dodot dan topi kuluk. Untuk pasukan Doropati, Kengisan, dan Blambangan memakai pakaian Jawa pada umumnya serta kain kepala. Pasukan Kawandoso Abang memakai pakaian merah dan Kawandoso Ireng memakai pakaian hitam. Detasemen Macanan memakai seragam warna kuning hitam. Sedangkan pasukan Udan Udan memakai pakaian hitam dan putih.
Saat kunjungan gouverneur generaal Dominique Jacques de Eerens ke kota Solo pada tahun 1838, tercatat beberapa pasukan keraton yang ikut serta. Untungnya terdapat sedikit penjabaran mengenai seragam mereka.
  • Pasukan Opocoro, berpakaian hijau. 
  • Sorogeni, berpakaian merah. 
  • Pasukan kavaleri Tamtomo memakai seragam yang dinamai Ontokusumo. 
  • Carangan memakai pakaian hijau. 
  • Miji Pinilih berpakaian biru tua. 

Untungnya koleksi foto bekas KITLV yang sekarang ditampung oleh Universitas Leiden memberi kita kesempatan untuk melihat seragam pasukan keraton. Foto tertua dari masa kekuasaan Pakubuwana IX yang beberapa diantaranya anak - anak.
Manskappen
Seragam berupa tunic kerah berdiri.
Foto yang berangka tahun 1860 - 1880 ini memperlihatkan seragam kavaleri keraton berbeda dengan KNIL.
Saat itu bagi para prajurit dan bintara KNIL, mereka memakai seragam kerah rebah.
Selain itu pula tidak ada emblem kavaleri KNIL pada seragam di foto ini.

Sumber

Sersan
Untuk pangkat bintara berupa chevron pada lengan kiri bawah.
Sumber

Oppisir
Untuk perwira, terdapat perbedaan pula dengan KNIL.
Yaitu sabuk, jambul dan eblem topi sjako.
Sabuk yang dipakai keraton mempunyai bentuk berbeda.
Jambul pasukan keraton naik keatas sedangkan KNIL jambul kebawah.
Emblem sjako keraton memakai monogram "PB" bukannya lambang Belanda.

Sumber 

Twidhe Litnan
Raden Mas Surati memakai seragam yang sama dengan rekannya di atas.
Emblem "PB" terlihat lebih jelas.
Sumber

Selain seragam model Eropa, ada pula seragam tradisional.
Litnan Kolonel Cokrowinoto memakai seragam tradisionil bermotif dolman.
Sumber

Tidak diketahui dari pasukan mana prajurit ini.
Namun pedang yang ia bawa adalah pedang kavaleri KNIL M1854.
Sumber

Sayang kita tidak bisa mengetahui seragam yang dikenakan oleh Pangeran Purwonegoro disini.
Sumber

Dalam perjalanan waktu seragam - seragam diatas mengalami perubahan. Pada masa kekuasaan Pakubuwana IX, untuk skadron kavaleri memakai pakaian Jawa ditambah dengan kuluk, atilla (orang Jawa menyebutnya "atelah"), celana panjang, kain, dan dodot. Untuk kompi infanteri memakai celana putih, atilla dan topi helmhoed warna hitam serta sepatu dan spats.
Jika diperhatikan, seragam pasukan Kasunanan terlihat serupa atau mengambil beberapa elemen dari seragam pasukan KNIL. Dalam hal ini seragam model M1894 dan helmhoed.
Groot Tenue (Seragam Dinas Kebesaran) KNIL model M1894


Kancing seragam masa kekuasaan Pakubuwana IX
Sumber

Emblem Pakubuwana IX
Dimensi 10 cm x 9 cm.
Sumber: Marktplaats

Pada masa awal kekuasaan Pakubuwana X, terdapat beberapa foto yang eksis tentang pasukan keraton. Bisa jadi, seragam yang dikenakan oleh pasukan merupakan peninggalan dari masa Pakubuwana IX.
Pasukan Sorogeni ?
Manskappen?
Sumber

Manskapen Panambur?
Sumber

Manskapen Panyuling?
Sumber

Onderoppisir?
Sumber

Ajidan Onderoppisir?
Sumber

Oppisir?
Sumber

Grute Oppisir?
Sumber

Untuk pasukan ini sepertinya perpangkatan terlihat dari model bordir pada kerah. Sayang belum ditemukan informasi lengkap tentang pangkat tersebut. 

Pasukan Baki
Manskappen?
Medali yang ia kenakan kemungkinan Sri Nugroho.
Sumber

Onderoppisir?
Sumber

Pasukan Tamtama ?
Manskappen
Sumber

Manskappen Sinyal / Manskappen Panyuling
Sumber

Meter Panambur & Manskappen Panambur
Sumber

Korpral / Bragedhir
Pangkat berupa 2 buah chevron berwarna kuning.
Pangkat yang digunakan adalah model KNIL.
Sumber

Sersan / Wahmister
Pangkat berupa 1 buah chevron warna emas.
Sumber

Ajidan Onderoppisir
Sumber

Twedhe Litnan
Sumber

Irste Litnan
Pangkat berupa 2 buah bintang pada kerah.
Sumber

Kaptin / Ritmister
Pangkat berupa 3 buah bintang pada kerah.
Sumber

Mayor
Pangkat berupa 1 buah bintang pada kerah bordir emas.
Sumber

Kolonel
Pangkat berupa 3 buah bintang pada kerah bordir emas.
Sumber

Selain topi kuluk, pasukan ini juga memakai helmhoed.
Manskappen
Sumber

Manskappen Panyompret
Sumber

Kurpral / Bragedhir
Sumber

Sersan / Wahmister
Sumber

Twidhe Litnan
Sumber

Kaptin / Ritmister
Sumber

Mayor
Sumber

Untuk helmhoed, uniknya topi ini berbeda dengan helmhoed milik KNIL!
Helmhoed Kasunanan
Manskappen
Sumber

Oppisiren
Sumber
Sumber

Grute Oppisiren
Sumber

Zonplaat (Plat Matahari) topi helmhoed pasukan keraton
Sumber: Marktplaats

Helmhoed non perwira KNIL M1894
Sumber

Sumber

Jika anda perhatikan, terdapat perbedaan helmhoed Kasunanan yang tidak memakai emblem singa. Perbedaan juga terdapat pada emblem muka helmhoed Kasunanan yang memakai monogram "PB X". Namun ada pula foto yang memperlihat pasukan memakai helmhoed KNIL. Namun tidak diketahui emblem muka apa yang mereka pakai.
Sumber

Sumber

Pijk atau hiasan tombak dicopot laiknya pemakaian helmhoed di Aceh.
Sumber

Untuk pasukan yang memakai atilla, perpangkatan perwira juga terlihat dari hiasan austrian knot pada lengan. Semakin tinggi pangkat perwira, semakin rumit pula model austrian knot.
 Foto Oppisiren Pasukan Keraton dari berbagai Kesatuan
Sumber
Sumber

Kolonel Purbanegara
Purbanegara memakai seragam yang didesain menyerupai seragam KNIL M1894.
Namun perbedaan terdapat pada hiasan di manset dan motif austrian knot.
Sumber

Selain pasukan diatas, ada pula foto pasukan yang ngeligo (bertelanjang dada) dan belum diketahui namanya.
Manskappen?
Sumber

Manskappen Panambur?
Sumber

Manskappen Panyompret?
Sumber

Onderoppisir?
Sumber

Ajidan Onderoppisir?
Sumber

Oppisir?
Sumber

Grute Oppisir?
Sumber


Topi Kuluk Pasukan
Sumber

Untuk perpangkatan masih belum diketahui. Satu - satunya hal yang bisa menjadi tanda pangkat adalah sabuk selempang yang dikenakan. Untuk para perwira memakai sabuk selempang artileri KNIL.
Saya masih belum mengetahui pangkat para pembawa vaandel pasukan. Ada kemungkinan vaandel dibawa oleh irste litnan dan bukannya ajidan onderoppisir seperti laiknya pasukan KNIL.
Selain pasukan - pasukan diatas, kemungkinan keraton mempunyai 2 pasukan muziek korps berbeda. Ini terlihat dari 2 pasukan yang berbeda seragam.
Yang pertama adalah pasukan berseragam atilla warna gelap dan topi kwartiermuts berjambul lebat!
Sumber

Manskappen
Sumber

Sersan
Sumber

Porir
Porir atau fourier memakai pangkat 1 buah chevron warna emas pada lengan atas.

Sersan Mayor
Sumber

Irste Litnan
Sumber

Pemakaian jambul pada topi kwartiermuts termasuk unik. Karena pada masa itu, KNIL tidak mengenakan hiasan jambul pada topi mereka. Baru pada saat berlakunya blauw atilla, KNIL memberi aturan jambul pada kwartiermuts. Namun untuk para officier memakai jambul rebah dan non officier jambul berdiri. Berbanding terbalik dengan pasukan Kasunanan!
Sumber

Pasukan muziek korps kedua memakai atilla berwarna terang serta mengenakan helmhoed berjambul!!!
Sumber

Sumber

Sumber

Untuk helmhoed berjambul, ini suatu keunikan karena helmhoed KNIL tidak memakai hiasan jambul apapun. 
Pada tahun 1915, pasukan diberi seragam Atjehjas dengan celana panjang wol seperti halnya pasukan KNIL pada tahun 1905.
Prajurit kemungkinan memakai Atjehjas
Sumber

Sumber

Sumber

Selain seragam di atas, ada beberapa contoh para perwira Kasunanan memakai seragam yang berbeda dengan yang dikenakan oleh KNIL.
Purbanegara memakai seragam atjehjas dimana terdapat perbedaan bentuk epolet dengan standar KNIL.
Sumber


Seorang kaptin memakai atjehjas Kasunanan.
Sumber

Eerste luitenant Marechaussee KNIL dengan atjeh jas.
Sumber

Meski KITLV menyebut tokoh ini adalah Prabuningrat atau saudara Pakubuwana X, tetapi menurut saya foto ini adalah Pakubuwana X.
Terlihat dari pangkat generaal pada kerah seragamnya (4 buah bintang).
Namun ini bukan alasan saya menaruh foto ini disini.
Tidak lain adalah topi kwartiermuts yang dia pakai.
2 buah bintang pada topi menandakan Pakubuwana berpangkat generaal majoor.
KNIL tidak memakai penanda pangkat pada topi mereka.
Sumber

Kaptin Kusumoyudo memakai seragam jas toetoep dengan 5 buah kancing.
Uniknya epolet dia terdapat tanda pangkat bukannya emblem cabang kedinasan selaiknya KNIL.
Jika diperhatikan Kusumoyudo tidak memakai pangkat pada kerah.
Sumber

Austrian knot pada seragam kaptin kapaleri Purbanegara ini jauh lebih terang daripada standar KNIL.
Sumber

Kapitein der infanterie KNIL yang juga menjabat sebagai ajudan.
Pada epolet dia memakai emblem hoorntjes / buggle, lambang infanteri KNIL.
Di kerah terdapat pangkat kapitein yaitu 3 buah bintang.
Sumber

Selain untuk prajurit, seragam warna biru juga dipakai oleh para abdi dalem.
Seragam ini serupa dengan seragam groot tenue KNIL M1894 untuk non perwira.
Namun hiasan tali bordir atilla tidak terlihat disini.
Seragam abdi dalem ini serupa dengan seragam kleine tenue KNIL M1854 untuk non perwira.
Namun seragam berwarna biru dan bukannya kelabu seperti milik KNIL.
Sumber

Pada dekade 1920, seragam pasukan keraton mengalami perubahan atau lebih tepatnya penyederhanaan. Hilang sudah kerumitan austrian knot dan hiasan tali bordir perwira ala seragam KNIL model M1894. Untuk perpangkatan sekarang dirapikan, mungkin agar identifikasi lebih gampang. Alhasil pasukan Sorogeni harus merelakan bordir kerah mereka. Seragam didesain berdasarkan seragam blauw atilla KNIL. Motif austrian knot Kasunanan terlihat masih eksis namun desain tidak serumit dulu.
Untuk pasukan Tawitama, Mijipinilih, dan Wiratama memakai atilla hitam, celana pendek, kain rejeng, dan kuluk. Pasukan Prawira Anom memakai seragam atilla warna hijau, celana panjang hijau, kain batik motif rejeng, dan kuluk. Pasukan infanteri memakai seragam atilla hitam. celana panjang wol, dan topi.
Jika melihat warna gombyok yang sama terangnya dengan kerah.
Kemungkinan pasukan disini adalah Prawiro Anom.
Sumber

Pasukan Keraton pada tahun 1939
Menurut sumber gambar ini, klasifikasi pasukan keraton bisa dikenal dari seragam yang mereka kenakan.
Jika memakai kain batik adalah pasukan lebet.
Sedangkan yang memakai celana adalah pasukan jawi.
Sumber

Manskappen
Kemungkinan pasukan ini juga dari kesatuan Prawiro Anom.
Sumber

Tamboer

Sersan
Sumber

Twidhe Litnan
Sumber

Film Negatif Ajidan Onderoppisir / Twidhe Litnan Golongan Lebet (Pasukan Kavaleri)
Setelah Tahun 1940
Pada seragamnya terdapat medali Mendhali pangenget enget Karaton Surakarta Hadiningrat 200 tahun, Medali Peringatan Naik Tahta ke-40 tahun Pakubuwana X, dan Mendhali kang minongka kapengetaning pahargyan tingalan dalem tumbuk yuswa 64 tahun

Mayor Kapaleri
Meskipun memakai kuluk namun perwira ini memakai seragam model KNIL.
Sumber

Litnan Kolonel
Purbanegara juga memakai seragam model KNIL.
Sumber

Kolonel Purbanegara
Meski seragam KNIL namun chevron model huzaar menjadi penanda seragam ini model keraton.
Chevron tidak terlihat pada seragam perwira keraton lainnya.
Kemungkinan ini sebagai penanda pangkat kolonel.
Sumber

Pasukan Kavaleri Keraton Tahun 1932
Melihat dari warna kerah yang gelap dan seragam yang terang, kemungkinan pasukan ini adalah Jayeng Astro.
Sumber

Lukisan Pasukan Kasunanan
Karya
Henriette Johanna Reuchlin-Lucardie
Pasukan Jayeng Astro.
Sumber

Kemungkinan prajurit Prawiro Anom.
Sumber

Kemungkinan prajurit Prawiro Anom.
Sumber

Untuk atilla dengan celana panjang, terdapat perbedaan dengan atilla KNIL. Untuk seragam ini pada kerah dilengkapi monogram "PB" dari perunggu. Untuk topi juga memakai emblem yang berbeda dengan KNIL pula. Perbedaan lainnya adalah untuk pangkat onderoppisir, hiasan epolet seragam keraton berwarna emas. Untuk KNIL tidak ada perbedaan alias warna epolet sama dengan seragam.
Ajidan Onderoppisir
Lambang silaturahmi keluarga besar Wanengatmodjo-Sindhuwidjojo.
Foto di sebelah kiri adalah twidhe litnan Wanengatmodjo memakai seragam kleine tenue KNIL M1868.
Sedangkan foto sebelah kanan, ajiddan onderoppisir Sindhuwidjojo memakai seragam blauw atilla lengkap dengan kepi plus jambul putih. M
onogram PB terlihat di kerah. 
Jika dilihat dari dekat, blauw atilla yang dikenakan bukan versi prajurit.
Sumber

Sersan bercengkrama dengan Manskappen Panyompret
Foto berangka tahun sekitar 1935.
Sumber

Korpral
Sumber

Sumber

Sumber

Tas peluru beaumont menandakan pasukan di foto ini adalah pasukan keraton.
Sumber

Namun ada pula pasukan yang memakai seragam blauw atilla yang berbeda secara warna dibandingkan KNIL.
Manskappen
Sumber

Korpral
Sumber

Sersan
Sumber

Oppisir
Sumber

Mayor
Sumber

Jika anda perhatikan, blauw atilla yang dikenakan disini memakai warna terang pada bagian kerah dan manset. Berbeda dengan KNIL yang berwarna sama secara keseluruhan. Perbedaan lainnya adalah pemakaian pangkat chevron bagi para non perwira (selain porir) di lengan kiri bagian atas bukannya lengan bawah. 
Ada pula seragam keraton yang memakai semacam bordir pada kerah dan manset.
Sumber

Seragam Blauw Atilla KNIL
Seragam blauw atilla KNIL infanteri untuk manschappen.
Sumber
Seragam non officier, soldaat eerste klasse artileri.
Sumber

Seragam officier, luitenant kolonel administrasi.
Sumber

Setelah berakhirnya atjeh jas, pasukan keraton diberi seragam garoet. Uniknya menurut artikel tahun 1936, kain garoet disebut oleh pihak keraton dengan sebutan "kain rumput".
Sekilas 5 tentara disini adalah pasukan KNIL.
Namun tempat peluru yang dibawa adalah untuk senapan Beaumont.
Alhasil foto ini adalah pasukan keraton bukan pasukan KNIL yang saat itu sudah memakai senapan Mannlicher M95.
Foto kemungkinan dari tahun 1920an.
Sumber

Pasukan Kompi Baki
Mengawal Kereta Keranda Putra Pakubuwana X

Perpangkatan pada seragam ini, keraton mengambil model yang berbeda. Dengan kata lain, pangkat garoet pasukan keraton berbeda dengan yang dipakai oleh KNIL.
Awalnya, pangkat berupa balok dengan 3 buah strip. Masih tidak diketahui warna yang dipakai disini. Baik perwira maupun prajurit memakai model pangkat yang sama. Kemungkinan perbedaan terdapat pada warna yang digunakan.
Manskappen
Foto berangka tahun 1930.
Sumber

Oppisir
Foto berangka tahun 1930.
Sumber

Pada dekade 1930an, pangkat balok diganti dengan bentuk segitiga. Kali ini dipakai emblem bintang yang sama dengan digunakan oleh KNIL. Kemungkinan pergantian dilakukan agar KNIL lebih mudah mengidentifikasi pangkat pasukan keraton. Disini saya menyebut pangkat ini sebagai "model 30".
Pangkat Garoet Pasukan Keraton Model 30

*Update 10 Februari 2017:
Perwira Pasukan Keraton Mengenakan Seragam Garoet 
dengan Pangkat Model 30
I: Pangeran Haryo Purbanegara
II: Pangeran Panji Cakrakusuma
III: Raden Panji Brajasasmaya
IV: Raden Mas Panji Tarunamardawa
V: Raden Panji Trisirah
Perhatikan perbedaan seragam antara Purbanegara dengan perwira lainnya.
Purbanegara memakai seragam standar KNIL dan perwira lainnya memakai seragam pasukan keraton.
Pada epolet seragam perwira keraton, terdapat tanda pangkat yang tidak diketahui. Ada 2 kemungkinan, entah sebagai lambang perwira atau lambang cabang angkatan perang

Pangkat Perwira KNIL untuk Seragam Garoet 
Sumber

Namun uniknya, pangkat model 30 tidak dipakai oleh seluruh elemen pasukan keraton. Terlihat saat upacara pemakaman Pakubuwana X pada tahun 1939. Salah satu pasukan yang mengikuti upacara memakai pangkat model KNIL dan mereka juga mengenakan seragam garoet khusus!
Manskappen
Bagi para manskappen, kemungkinan pada kerah dipasang sebuah emblem.
Emblem tersebut kemungkinan adalah monogram "PB".

Sumber

Onderoppisir
Untuk onderoppisir memakai pangkat chevron onderofficier KNIL.
Kemungkinan pangkat juga terpasang monogram "PB".

Sumber

Kaptin
Untuk perwira, pangkat yang dipakai adalah pangkat perwira KNIL untuk seragam garoet A & B.
Sumber

Seragam garoet juga dipakai oleh Pakubuwana X, meski yang model jas yaitu M1926. Seperti biasa, seragam yang ia kenakan "dimodifikasi". 
Sumber
Sumber

"Modifikasi" disini maksudnya adalah Pakubuwana X menambahkan emblem semacam daun oak pada bagian bawah plastron jas. Untuk pangkat jas KNIL ini sendiri, dari perwira menengah hingga generaal memakai emblem chevron pada bagian atas plastron. Emblem daun oak sudah pasti adalah penanda pangkat jindral oleh Pakubuwana.
Seragam jas KNIL M1926 luitenant generaal Ludoph Hendrik van Oyen.
Sumber

Seragam garoet sepertinya juga dipakai oleh polisi Kasunanan.
Emblem pada lengan serupa dengan mahkota Kasunanan.
Sumber

Pada masa ini pula untuk penyebutan seragam, keraton mempunyai kosakatanya sendiri yaitu:
  1. Prabot Gede
  2. Prabot Mares
  3. Prabot Bedinan

Prabot Gede untuk Groot Tenue atau Pakaian Dinas Upacara. Prabot Mares adalah Marsch Tenue Veld Tenue atau Pakaian Dinas LapanganSedangkan Prabot Bedinan adalah untuk Kleine Tenue / Dagelijksch Tenue alias Pakaian Dinas Harian. Ada pula Uitgaanstenue namun belum diketahui dimana keraton memasukkan hierarki seragam ini.
Untuk Prabot Gede terdiri dari topi, pakaian, celana, dan sepatu.
Sedangkan Prabot Mares dan Prabot Bedinan terdiri dari topi, pakaian, dan celana saja.
Untuk penyebutan jawa, kleine tenue disebut oleh orang Kasunanan "klin teni". Sedangkan groot tenue, disebut oleh hierarki militer Legiun Pakualam dengan sebutan "grute".
Menurut sumber yang sama dengan "kain rumput", prajurit infanteri dan artileri keraton memakai 2 macam seragam. Untuk Groot Tenue uniknya memakai seragam berbeda dengan Blauw Atilla melainkan memakai seragam warna hitam dari kain serge (artikel menyebutnya "sersi") dan untuk harian memakai seragam garoet warna hijau. Keduanya disediakan oleh KNIL alias dari Departement van Oorlog di Bandung. Untuk pasukan kavaleri, seragam hariannya memakai pakaian model Jawa seperti topi kuluk, sinjang (kain panjang) dengan warna dasar putih, dan sabuk lurik warna merah dengan warna dasar biru. Pakaian memakai atilla warna hijau dari kain garoet (artikel sepertinya memakai pasukan Prawirotomo sebagai contoh). Untuk seragam Groot Tenue, sama - sama memakai pakaian model Jawa yaitu memakai topi kuluk dan memakai kain. Nantinya pada masa pemerintahan Pakubuwono XI, pasukan kavaleri juga mendapatkan seragam garoet.
Tentang seragam garoet, pasukan juga memakai garoet lokal alias tidak bersumber dari Departemen van Oorlog. Kain tersebut diproduksi di daerah Imogiri yang juga merupakan wilayah enclave Kasunanan. Ongkos impor kain dari kota tersebut sebesar 45 sen per 1 el (69 cm). Meski begitu, industri garoet lokal keraton tidak bisa mencukupi suplai untuk KNIL. Karena mereka tidak bisa bersaing dengan industri kain di penjara Cirebon, penjara Pekalongan dan bahkan dengan industri Jawa yang murah sekalipun. Sebagai tambahan saat itu pada tahun 1933, kain garoet mulai populer di antaranya di kalangan pemburu. Mereka menganggap kain garoet menjadikan mereka terkamuflase di kehijauan hutan.
Menurut buku Sejarah Kutha Sala, hiasan topi terbuat dari ekor kuda.
Pada tahun 1933, pasukan Kompi Baki memakai emblem dua buah arit bersilang. Ini menandakan asal usul pasukan tersebut yang dulunya merupakan pemotong rumput.
Untuk batik sendiri, aturan pemakaian sudah ditetapkan sejak masa Pakubuwono IV dimana seluruh abdi dalem boleh menggunakan batik sawat katandhan sembagen yang ber-elar atau bersayap. Sedangkan untuk petinggi keraton, memakai motif batik yang berbeda dan khusus pula.
Emblem Pakubuwana X yang dipasang pada kerah seragam / topi
Sumber: Marktplaats

Emblem serupa dengan di atas
Sumber

Varian emblem yang dipasang di seragam
Sumber

Pin perak untuk seragam atau mungkin untuk topi
Sumber

Emblem Pasukan Marching Band Keraton
Kemungkinan emblem ini dipakai oleh personel Pasukan Kasepuhan pada masa Pakubuwana X.
Sumber


Kepala Sabuk Seragam Prajurit Prawiratama
Sumber

Kepala Sabuk Seragam Prajurit Jayengastra
Sumber

Sabuk Seragam Prajurit Wirahutama
Sumber

Sabuk Pasukan Jayengastra
Namun Memakai Mahkota Pangeran Adipati
Sumber

Kancing Seragam Masa Kolonial Buatan Jerman
Sumber

Kancing Seragam Masa Kolonial Buatan Semarang
Sumber
Kancing buatan M.A & C.
Sumber

Kancing Seragam dengan Motif Pengait Berbeda
Sumber

Kancing Seragam Masa Kolonial Buatan Extrafein dari Jerman
Sumber & Sumber

Kancing dengan Mahkota Kasunanan dan Kode Pembuatan
Sumber

Selain seragam pasukan, ada juga seragam yang digunakan oleh Kusir dan Supir.
Seragam Koetsir (Kusir) Keraton
    Menurut almanak Narpowandowo tahun 1930, bagian kereta kuda dibawah wewenang Reksa wahana yang dipimpin Raden Tumenggung Kuda Jagadipura. Tetua dijabat oleh Mas Ngabehi Mangun Carma. Wagedmester (wachtmeester) merangkap kusir dipegang oleh L. W. Specht. Opsiner Setal (Opziener Staal - dokter hewan) dijabat Leeuw Bastiaan. Kusir Eropa dijabat oleh H te Semit / H. C. Smit. Jabatan perkusiran Eropa ini masuk dalam bagian Ordhenas Walandi. Smit sendiri berpangkat Panewu.
    Sedangkan menurut buku Serat Penanggalan tahun 1932, keraton mempunyai 3 orang kusir yang semuanya berpangkat demang. Mas Demang Rata Tengara, Mas Demang Rata Karya, dan Mas Demang Rata Prahara.
    Pada tahun 1936, Specht masih menjabat sebagai kusir.

    Sebenarnya pemakaian orang Belanda sebagai kusir kereta sudah eksis sejak lebih dari seabad sebelumnya.
    Pada masa Inggris yaitu tahun 1815, T.C. Fischer dan T.F. Kreft tercatat sebagai kusir. Mereka ditemani oleh H.G. Beem sebagai postilion (pemandu kuda) serta L.A. Forkade dan M. Portier sebagai trumpetter. Ada pula W.D. Kreft yang menjabat sebagai ordinary.

    Seragam Supir Keraton tahun 1926
    Pernah dibahas di post ini

    Seragam Supir Keraton Masa Pakubuwana X

    Seragam Kusir Keraton di Museum Keraton Kasunanan Surakarta

    Topi dan Helm Pasukan Kehormatan
    Sangat unik, helm sebelah kanan serupa dengan helm pickelhaube Jerman

    Cuirass dan Helm model Pickelhaube
    Sumber

    Kusir Memakai Pickelhaube
    Sumber 

    Tameng Dengan Emblem Medali Prusia
    Pemakaian tameng di atas oleh pasukan keraton

    Sangat unik memang melihat beberapa contoh peralatan dan juga panji keraton yang memakai model Prusia. Helm model Pickelhaube dan Cuirass (baju zirah) diatas serupa dengan yang dipakai oleh Resimen Kirassier Prusia.
    Kirassier Resimen ke-6
    Sumber

    Emblem medali pada tameng terlihat sangat serupa dengan medali Kronnenorden Prusia kelas 2 dengan pedang untuk dada.
    Sumber

    Hal tersebut mungkin dikarenakan dengan adanya simpati Pakubuwana X kepada Jerman saat Perang Dunia I pecah. Namun simpati tersebut tidak hanya dari Pakubuwana X saja melainkan orang Indonesia kebanyakan yang salah satunya adalah orang - orang kelompok Sarekat Islam.
    Untuk Germanophile Pakubuwana X sendiri, ada sebuah keunikan berasal dari seorang kolumnis surat kabar het Nieuws van den Dag voor Nederlandsch Indie pada tahun 1903. Disini dia mengkritik kondisi Sultan Hamengkubuwana VII dengan menyatakan bahwa Pakubuwana X akan memberi pasukannya dengan seragam Jerman. Masih belum diketahui kejelasan dari pernyataan jurnalis ini. Namun jika kita melihat dari koleksi pickelhaube, perekrutan Rijborz, model panji Kyai Slamet - Brekat ataupun pertemuan Sunan saat kunjungan Herzog Johann Albrecht dari Mecklenburg - Schwerin, mungkin saja ada kebenaran tentang simpati Sunan tersebut. Namun seperti yang kita lihat, seragam pasukan berikutnya pada tahun 1920-an lebih mengikuti model Belanda dan bukannya Kekaisaran Jerman.
    Pada masa Jepang, terlihat pasukan keraton masih memakai seragam blauw atilla sebagai prabot gede.

    Pada masa revolusi kemerdekaan, belum diketahui seragam pasukan keraton. Namun kolonel Purbanegara terlihat memakai seragam TKR. Dia sekarang berpangkat Jenderal Mayor.
    Sumber:
    Album Perang Kemerdekaan 1945 1950, Penerbit Almanak R.I./B.P. Alda tahun 1983.

    Sebelum pembubarannya di era tahun 1950-an, pasukan keraton masih memiliki seragam lapangan. Jika diperhatikan model seragam serupa dengan seragam TKR.

    Pada masa kini untuk seragam upacara, pasukan keraton masih memakai seragam yang sama dengan pendahulunya pada masa kolonial.
    Pasukan Tamtama
    Sumber

    Pasukan Prawiro Anom
    Sumber

    Pasukan Jayeng Astro
    Sumber

    Pasukan Sorogeni
    Sumber

    Pasukan Doropati


    Pasukan Panyutro


    Pasukan Musik Corobalen
    Sumber

    Pasukan Musik Prajurit Wadya Tamtama Swara
    Sumber

    Sabuk Seragam Pasukan Pakubuwana XII
    Bandingkan kualitas kepala sabuk ini dengan pendahulunya pada masa kolonial.
    Anda bisa melihat menurunnya kualitas kepala sabuk disini.
    Sumber

    Sabuk Seragam Pasukan Infanteri
    Kurang diketahui kapan gesper ini dibuat.
    Namun dilihat dari kualitasnya yang kasar, dapat diasumsikan gesper ini dibuat pada masa Pakubuwana XII.
    Mengapa kepala sabuk ini milik pasukan infanteri? Karena lambang melingkar mirip pretzel dibawah mahkota sebenarnya adalah lambang bugle (terompet melingkar).
    Bugle adalah lambang pasukan infanteri KNIL.
    Sumber

    Jika diperhatikan Kasunanan mengalami evolusi seragam yang lebih banyak dibandingkan rivalnya yaitu Kasultanan Yogyakarta. Untuk monarki terbesar di kota Yogya tersebut, seragam pasukan tidak ada perubahan sejak tahun 1864.
    Sumber

    Bagaimana dengan rival sekota yaitu Mangkunegara? Ada yang menyebut korps tombak mereka yaitu Wiratana memakai seragam tradisional. Namun sayang belum ada bukti foto seragam pasukan tersebut. Uniknya pada tahun 1939, Mangkunegara sempat membuat seragam upacara yang berbeda dengan KNIL.

    <--- Peralatan                                                                                  Daerah Konflik - Masa VOC --->

    22 komentar:

    1. Mas saya mau tanya, apakah ada informasi tambahan disekitar Pakubuwana X yang membeli barang-barang seperti Pickelhaube, Cuirass, dan Dragoons Prussia?

      Saya sendiri juga mengunjungi Musium Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat minggu lalu bersama keluarga saya untuk mencari pakaian kusir tersebut, tapi saya sendiri tidak menemukan adanya cuirass yang dipajang di manapun di musium tersebut.

      BalasHapus
      Balasan
      1. Salam,

        Hal ini memang masih saya dalami dan kelak akan saya buat artikel terpisah.
        Setahu saya keraton memesan pickelhaube dan cuirass dari perusahaan di Hamburg pada awal 1900an.

        Untuk cuirass dan pickelhaube saya juga tidak pernah melihat saat saya ke keraton. Kemungkinan disimpan di bagian yang tidak bisa dikunjungi turis.

        Hapus
      2. oh ya mas...

        untuk perbedaan tropen helm (helmhoed) kasunanan dengan KNIL apa saja ya mas? apakah hanya bagian emblem dan besar saja?

        bikin replika kertas saya, untuk yang KNIL sudah jadi tetapi kaget saya punya kasunanan beda...

        Hapus
      3. Mungkin hanya emblem saja. Sayang belum ditemukan bukti berwarna warna cockade di dalam lambang. Ada kemungkinan warna cockade sama dengan KNIL yaitu oranye.

        Namun ada juga helmhoed yang berbeda warna dan memakai jambul, seperti yang terlihat pada muziek korps kasunanan.

        Hapus
      4. Kalau untuk yang Mangkunegaran itu ada kemungkinan pasukan mereka dipakaikan seragam yang dipakai grande armee juga gak? (Diliat dari foto terakhir pasukan artileri berbusana Prancis) apakah pasukan kuda mereka juga dipakaikan seperti cuirass dan dragoon helm juga?

        Hapus
      5. Yang saya baca pada masa Napoleon, legiun mangkunegara memakai seragam warna hitam. Kalau foto terakhir itu sepertinya ada hubungannya dengan acara ulang tahun vandel legiun ke 100.
        Setahu saya kavaleri kolonial Belanda pasca Napoleon tidak memakai helm atau cuirass. Hanya topi shako. Tipe pasukan hanya sekelas kavaleri ringan seperti huzaar (hussar), lichte dragonder (light dragoon) dan lansier (lancer).

        Hapus
      6. Jadi di Jawa tidak ada yang memakai baju seperti cuirass ya mas?

        Hapus
      7. Hanya sebatas seremonial dan kemungkinan hanya untuk personel kereta kencana Kasunanan saja.

        Hapus
      8. mas untuk yang foto kusir memakai Pickelhaube didapat dari mana ya mas kalau boleh tahu? saya juga dapet info kalau itu terbuat dari alumunium juga https://www.warrelics.eu/forum/imperial-germany-austro-hungary/gebruder-bieling-pickelhaube-exporter-java-815275/

        Hapus
      9. Diklik saja tulisan "sumber" dibawah gambar.

        Kalau yang di forum itu memang saya sendiri.

        Hapus
      10. Semangat untuk research nya mas, pengetahuan tentang sejarah kota tercinta jadi nambah.

        Hapus
      11. Mas mau tanya lagi, apakah semua ini ada hubungannya dengan kunjungan Duke John Albert of Mecklenburg dengan Pakubuwana X? Apalagi dari foto yang tersedia terlihat mereka berfoto dengan pengawal-pengawal yang memakai pikelhaube.

        Hapus
      12. Oh bukan. Awalnya bermula dari Sunan yang membaca majalah. Kalau tdk slh, memuat gambar cuirassier Jerman.

        Hapus
      13. jadi mengira ngira juga, pas perang dunia ke-1 kan kesultanan ustmani menyatakan jihad perang suci kepada negri kafir inggris dan perancis dan mengecualikan austria dan jerman, apalagi pada saat itu pengaruh jerman terhadap turki juga tinggi sampai ada yang bilang kaisar wilhelm ii convert ke islam.

        Hapus
      14. Iya Jerman memang dekat dengan Turki terutama adanya proyek rel kereta mereka.
        Kaiser Wilhelm II memang termasuk simpatik. Dia sempat memberi batu nisan dari marmer untuk makam Sultan Saladin saat ziarah. Saya juga masih penasaran dengan latar belakang pemberian Rotter Adler Orden ke PB X. Meski medali yang diberi kelas 2 namun model medali termasuk kelas diatasnya. Dengan kata lain PB X mendapatkan medali khusus.

        Hapus
      15. Ijin tanya lagi, apa mas karebet tau soal detail-detail seragam legiun mangkunegaran saat masa Daendels (syako, jas pendek di muka berwarna hitam, memakai kencer (?) dibelakang dan bercelana putih (Grand Armee? Belanda?)) Dan Raffles (Red Coat, topi kulbak (?), bercelana putih)?

        Hapus
      16. Saya kurang tahu pasti ya. Tapi kalau mnrt Peter Carey, kancing pada masa Inggris yang dipakai kancing emboss EIC.

        Hapus
    2. Untuk pada masa awal kasunanan berdiri apakah seragam yang dimiliki mirip dengan serangan-seragam mataram sebelumnya (seperti keraton Jogja) atau memang sudah berubah?

      BalasHapus
      Balasan
      1. Mohon maaf baru bisa membalas sekarang.
        Setahu saya untuk Kasunanan kemungkinan sudah ada perubahan.
        Untuk Kasultanan ada kemungkinan mereka tetap masih sama.

        Hapus
    3. Kalau untuk kuluk pada jaman awal Kasunanan apakah memakai versi Jogja (seperti yang ada dalam ilustrasi Serat Damarwulan) atau Surakarta seperti sekarang nggih?

      BalasHapus
      Balasan
      1. Wah mohon maaf, saya kurang tahu perihal itu.

        Hapus