Oude Indonesie

Oude Indonesie
Nederland oost-indië hier komen we!

Zoeklicht

Zoeklicht
We zullen de kolonie te verdedigen!

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?
Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Rabu, 01 Juni 2016

Pesan Terakhir Seorang Mujahid

Untuk memulai bulan Juni ini, mari kita lihat koleksi yang saya dapatkan tadi siang. Koleksi yang jujur saja membuat saya ... merinding. 
Kartu pos buatan masa pendudukan Jepang yang mempunyai perangko built in sebesar 5 sen ini bercap pos Jombang 18 Desember 1945. Surat dari Tamini Zainoeddin di Ksatrian (Asrama Militer) G. P. I. I. Jombang, Jawa Timur ini ditujukan kepada adiknya yaitu Moechtar Moedjahid di jalan Gurwasar nomor 65 di Solo. Untuk kali ini, mungkin akan lebih cocok saya langsung menjabarkan isi kartu pos terlebih dahulu.

"Saja soedah mendjadi Tentara Oemat Islam Indonesia dengan pakean dinas jaitoe memakai uniform j.l. dalam bahasa asing. Selamat berdjoeang sampai ketemoe di mahsyar sana."
"Saya sudah menjadi Tentara Umat Islam Indonesia dengan pakaian dinas yaitu memakai uniform yang dalam bahasa asing. Selamat berjuang sampai bertemu di padang mahsyar disana." 

"17/12 45 Bismillahirahmannirochim Tetap merdeka.Moch, saja tergesa - gesa menoelis soerat ini sebab pada hari ini tanggal ini boelan ini saja menjerboe ke medan perang di Soerabaja. akan boleh dikatakan ke sorga, dan akoe tidak mengharap akan hidoep lagi, dan semoea kesalahankoe minta berikan riboe maaf, teroetama pada Reda G di Hadji sekalian. Dan oempama saja masih hidoep, adalah kemoerahan Toehan belaka dan mintakan maaf pada teman seperdjoeangan jang perloe dimintai maaf. Moch insyallah. Aldjannatoe tohid dzilali moesjoef sahadat." 

"17/12 45 Bismillahirahmannirohim
Tetap merdeka.
Moch, saya tergesa - gesa menulis surat ini sebab pada hari ini, tanggal ini, bulan ini saya menyerbu ke medan perang di Surabaya. Boleh dikatakan ke surga, dan aku tidak berharap hidup lagi, dan semua kesalahanku saya minta beribu maaf, terutama juga kepada Reda G di Haji (Makam Haji di Pajang).
Dan semisal saya masih hidup, adalah kemurahan Tuhan saja dan mintakan maaf pada teman seperjuangan yang perlu dimintai maaf. Moch insyallah. Aljannatu tohid dzilali musyuf sahadat."

Anda sudah membacanya bukan? Pesan terakhir dari seorang pejuang kepada adiknya. Pada saat itu sang kakak yaitu Tamini yang sudah bergabung dengan Tentara Umat Islam Indonesia akan diberangkatkan ke front Surabaya yang merupakan bagian atau kelanjutan dari Pertempuran Surabaya. Kesatuan Tamini sendiri kemungkinan berupa kelaskaran yang ada hubungannya atau merupakan wing militer G. P. I. I. atau Gerakan Pemuda Islam Indonesia. Pasukan Tentara Umat Islam Indonesia sendiri ada hubungannya dengan Laskar Hizbullah yang eksis di Jombang pada masa itu. Saat itu, Laskar Hizbullah Jombang, mengundang para santri dan pemuda Islam untuk dilatih kemiliteran. Ada kemungkinan Asrama Militer G. P. I. I. berada di salah satu rumah dinas Pabrik Gula Djombang Baru. Pada revolusi kemerdekaan, gerakan kelaskaran Islam dipimpin oleh Kyai Haji Hasyim Asyari. Orang yang sama yang mengeluarkan resolusi jihad menghadapi pasukan Inggris dan NICA pada 22 Oktober 1945.
Tamini diberangkatkan secara mengejutkan yang alhasil dia secara mendadak menulis surat perpisahan. Uniknya pada saat itu, front Surabaya mulai tidak signifikan lagi. Menurut buku "Documenta Historica" karangan Osman Raliby pada tahun 1952, front Surabaya terakhir tercatat pada tanggal 14 Desember 1945. Saat itu medan pertempuran di sektor selatan mulai sepi dan hanya beberapa lawan bersenjata lengkap yang kemungkinan pasukan Inggris melepaskan tembakan. Setelah dibalas oleh pihak Indonesia, pasukan tersebut melarikan diri dan posisi yang sebelumnya mereka duduki akhirnya diduduki oleh pihak Indonesia. Namun pihak Inggris membalas dengan artileri, mortir, dan tank berat serta ringan. Alhasil pasukan Indonesia mundur dan memperkuat pertahanan. Pada hari yang sama, diadakan serangan balasan. Ada kemungkinan Tamini dikirim dari Jombang sebagai pasukan bantuan 3 hari kemudian. Namun sayangnya dengan tidak adanya informasi mengenai hasil serangan balik pada tanggal 14 Desember 1945 serta akibatnya, kita tidak akan pernah tahu nasib Tamini disini. Namun melihat isi surat Tamini, ada kemungkinan akibat serangan balik Indonesia serta balasannya dari Inggris tidaklah baik. Dan saat itu dia pesimis bisa kembali dengan selamat ...


Usia: 18 Desember 1945

Tidak ada komentar:

Posting Komentar