Oude Indonesie

Oude Indonesie
Nederland oost-indië hier komen we!

Zoeklicht

Zoeklicht
We zullen de kolonie te verdedigen!

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?
Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Jumat, 30 Oktober 2015

Das Magazin 1932

Berikut adalah majalah yang awalnya saya kira buatan 1950an. Namun setelah melihat dalamnya, kita bisa mengetahui bahwa majalah ini buatan tahun 1930an. 
Majalah setebal 120 halaman ini adalah Das Magazin yang dikenal sebagai majalah Jerman yang terbit dari tahun 1924 hingga 1941 dan masuk dalam genre kultur dan gaya hidup. Berhenti pada tahun 1941 karena pengkonsentrasian kebutuhan perang namun terbit kembali pada tahun 1949, tetapi ini tidak bertahan lama karena masalah ekonomi. Pada akhirnya di tahun 1959, majalah ini diterbitkan kembali di Jerman Timur dan sampai sekarang masih terbit
Yang menarik dari edisi yang saya punya yaitu nomor 97 bulan September 1932, masih ada beberapa standar liberal yang merupakan gaya hidup khas Jerman atau lebih tepatnya Berlin. Ada beberapa gambar wanita telanjang yang sangat normal di majalah ini.
Sumber
Pesawat pada kover majalah adalah Junkers Ju G 24 milik maskapai Jerman Lufthansa

Dan seperti yang saya singgung sebelumnya, pada halaman awal majalah sudah terpampang "pameran dada". Oh and this will be not the only one on this magazine

Bagian halaman lengkap dengan nomor dan bulan terbit.

Mode 1930an

Artikel mengenai kehidupan desa Jerman. Seperti yang anda lihat, foto diambil dengan film Agfa 

Pameran sekali lagi lol

Kuliner khas masing-masing kota. 
Untuk disini Potsdam Stange atau Bir Potsdam dilengkapi dengan foto istana Sanssouci. Serta Leipziger Allerlei atau semacam serba-serbi makanan ala Leipzig beserta monumen Völkerschlachtdenkmal

Satu dari beberapa foto berwarna pada majalah ini

Bagian humor yang menggambarkan karikatur topi-topi yang dipakai pada masa itu
Selera humor yang pintar saya kira, dari topi jerami yang dijabarkan secara harfiah hingga topi bowler yang digambarkan mirip lonceng

Artikel menarik berikutnya adalah para kartunis dan karikaturis ternama pada masa itu

Untuk halaman ini dijelaskan secara singkat kartunis George Ernest Studdy dan Lawson Wood. Total terdapat 9 kartunis ... jangan harap anda menemukan Osamu Tezuka atau Stan Lee disini XDD

Artikel mengenai biografi salah satu kafe terkenal di Berlin pada masa itu. 
Menariknya terdapat penggambaran 2 prajurit atau perwira Prussia yang bersantai di kafe tersebut
Seperti halnya majalah-majalah lainnya, terdapat bagian hiburan ringan pada akhir majalah. Dari teka-teki silang hingga permainan yang mengasah otak.

Kover belakang majalah, iklan silet.

Akhir kata melalui majalah ini kita bisa mengetahui bagaimana gaya hidup orang Jerman pada masa itu. Riang gembira, bebas, dan hampir tiada aturan seperti yang sudah mereka alami sejak akhir Perang Dunia I. Namun semua ini dapat dibilang masa-masa terakhir gaya hidup tersebut karena pada bulan ini sudah dimulai usaha-usaha Hitler untuk memimpin Jerman. Pada akhirnya terkulminasi pada tahun 1933 saat dia menjabat sebagai kanselir dan hilanglah gaya hidup bebas tersebut ...


Usia: September 1932.

Jumat, 23 Oktober 2015

Ship Week - De Zeven Provincien

De Zeven Provincien adalah kapal perang bersenjatakan 90 buah meriam dan dibangun pada tahun 1665 (sumber lain menyatakan hanya 80 buah meriam dan kapal dibangun pada tahun 1664). Dibawah komando Michiel de Ruyter, kapal ini bisa dibilang terkenal karena ikut serta dalam Pertempuran Empat Hari pada tahun 1666 dan Pertempuran Solebay pada tahun 1672. 
Michiel de Ruyter
Sumber
Nama De Zeven Provincien sendiri diambil dari 7 provinsi yang bergabung dalam Uni Utrecht dalam melawan Spanyol pada tahun 1579. Provinsi - provinsi tersebut adalah Heerlijkheid Friesland, Hertogdom Gelre, Graafschap Holland, Heerlijkheid Overijssel, Heerlijkheid Groningen, Heerlijkheid Utrecht, dan Graafschap Zeeland.
Didesain oleh Jan Salomonzoon de Tempel, orang yang sama yang bertanggung jawab dalam pembuatan Bredeorde dan Aemilia, De Zeven Provincien yang berdimensi 46 x 12 x 4,7 m berbobot 1600 ton dan berawak 415 - 420 orang. Awalnya setelah keluar dari galangan kapal, De Zeven Provincien menjadi kapal komando Aert Jansse van Nes sebelum akhirnya dipegang oleh de Ruyter. Dibawah de Ruyter kapal ini ikut serta dalam Perang Inggris - Belanda Kedua dan Perang Inggris - Belanda Ketiga. Selain itu pula, kapal tersebut ikut serta dalam Perang Aliansi Agung namun saat itu de Ruyter sudah tidak memegang komando kapal.
George Monck
Sumber
De Zeven Provincien pertama kali ikut serta dalam pertempuran pada Pertempuran Empat Hari. Saat itu kapal sempat menjadi tempat untuk diskusi perang sebelum pertempuran dimulai. Pada pertempuran tersebut, Belanda dibawah de Ruyter sendiri berhasil mengalahkan Inggris dibawah komando George Monck. Untuk pertempuran kedua ditahun yang sama, Monck berhasil membalas kekalahannya yaitu dengan mengalahkan de Ruyter serta de Zeven Provincien-nya. Ini terjadi saat Pertempuran Hari St. James (Di Belanda dikenal sebagai Pertempuran Dua Hari). Sekali lagi, de Ruyter bersua dengan Monck pada Pertempuran Medway setahun kemudian. Saat itu de Zeven Provincien memblokade sungai Thames dan ikut serta memberi kekalahan laut terbesar yang dialami oleh Inggris dalam sejarah.
Perang kedua yang diikuti de Zeven Provincien adalah saat Perang Inggris - Belanda ketiga dimana duo de Zeven Provincien - de Ruyter ikut serta dalam semua pertempuran. Yaitu Pertempuran Solebay, Pertempuran Schoonveld Pertama, Pertempuran Schoonveld Kedua, dan Pertempuran Texel.
Pada Pertempuran Solebay, de Zeven Provicien berduel dengan kapal komando koalisi Inggris - Prancis yaitu Prince. Meskipun kalah dalam jumlah persenjataan yaitu 80 buah meriam melawan 100, de Zeven Provincien berhasil membuat kerusakan parah pada Prince yang mengakibatkan komandan Inggris memindahkan komando ke kapal lain. Selain itu pula, kapten kapal Prince gugur dalam duel selama 2 jam.
Setahun kemudian atau tahun 1673, de Zeven Provincien ikut serta dalam dua pertempuran Schoonveld. Meskipun kalah jumlah kapal, namun Angkatan Laut Belanda yang dipimpin oleh de Ruyter memenangkan pertempuran tersebut. Bahkan de Ruyter sempat menganggap de Zeven Provincien bisa memberikan rasa takut kepada lawan saat dia melakukan manuver untuk mengejutkan lawannya. Ditahun yang sama, lagi-lagi de Zeven Provincien memberikan kemenangan kepada Belanda saat Pertempuran Texel.
Johan Snellen
Sumber
Setelah Texel, de Zeven Provincien mengalami nasib yang tidak beruntung. Pada tahun 1674, kapal sempat berkunjung ke Martinique di Hindia Barat bersama de Ruyter. De Ruyter saat itu memimpin 18 kapal perang, 9 kapal perbekalan, dan 15 kapal transport lengkap dengan 3400 orang prajurit. Namun rencana untuk menyerbu perkubuan Prancis gagal akibatnya de Zeven Provincien kembali ke Eropa. Sayangnya, misi tersebut adalah misi terakhir de Ruyter bersama kapal kesayangannya. Karena de Ruyter nantinya gugur diatas kapal Eendracht saat memimpin kontingen Spanyol - Belanda melawan Prancis pada tahun 1676. Saat itu de Ruyter gugur karena luka yang dia derita yaitu kehilangan kaki kanannya karena terkena bola meriam lawan. De Ruyter sendiri selama hidupnya dikenal sebagai komandan yang sangat dicintai anak buahnya bahkan diberi julukan Bestevaêr (Kakek dalam bahasa Belanda kuno). Setelah meninggalnya de Ruyter, komando de Zeven Provincien dipegang oleh Jan van Brakel pada tahun 1678. Pada kurun waktu 1680an, de Zeven Provincien tidak terlibat dalam pertempuran apapun. Sampai pada akhirnya pada awal dekade 1690-an, kapal ikut serta dalam pertempuran kembali. Namun malang tidak dapat ditolak, pada tahun 1691 laksamana pengganti van Brakel di de Zeven Provincien yaitu Johan Snellen meninggal dalam tidur di kapalnya. Padahal, Snellen baru saja menikmati tempat kerjanya hanya dalam beberapa bulan saja.
Lukisan Pertempuran Barfleur
Sumber
Tahun 1692, tahun dimana nasib de Zeven Provincien dibilang berakhir. Kali ini de Zeven Provincien ikut serta membantu Inggris dalam melawan Prancis. Dibawah komando laksamana Inggris Edward Russel, pertempuran ini termasuk dalam Perang Aliansi Agung. Sebelumnya di tahun yang sama, kapal diklasifikasi ulang menjadi kapal Ship of the Line dengan 72 meriam. Persenjataan yaitu 4 buah meriam 24 ponder, 20 buah meriam 18 ponder, 28 buah meriam 12 ponder, 12 buah meriam 6 ponder, dan 8 buah meriam 4 ponder (namun sumber lain menyatakan jumlah meriam 76 buah). Saat melawan Prancis, de Zeven Provincien mengalami kerusakan parah pada Pertempuran Barfleur dan La Hogue hingga mengakibatkan kebocoran. Meskipun memberi kemenangan kepada pasukan aliansi namun karena kerusakannya yang parah, de Zeven Provincien akhirnya dirongsok dua tahun kemudian. Kapten terakhir kapal terkenal ini adalah Evert de Lieffde yang dia meskipun tidak terkenal namun berjasa mengamankan jejak sejarah de Zeven Provincien, yaitu dengan menyimpan buku harian kapal yang masih bertahan hingga sekarang.

Sumber
Mungkin bagi pemerhati sejarah atau mungkin sastra, nama Zeven Provincien mungkin anda sering sekali mendengarnya. Nama kapal Zeven Provincien disini adalah kapal buatan 1909Kapal yang terkenal karena pemberontakannya pada tahun 1933 ini uniknya adalah salah satu korban awal dari serangan udara. Namun hierarki militer Belanda cenderung mengesampingkan efek mematikan dari serangan pesawat kepada kapal untuk kasus ini. Dikarenakan serangan pesawat ke Zeven Provincien disini hanya untuk memadamkan pemberontakan. Pasca pemberontakan, Zeven Provincien berubah nama menjadi Soerabaija dan nantinya pada Perang Dunia II direbut oleh Jepang. Ironisnya kelak akan tenggelam dari serangan udara Sekutu.


3 Lukisan de Zeven Provincien Karya Willem van de Velde
Saat Menjadi Tempat Diskusi Perang di Pertempuran Empat Hari
De Zeven Provincien terletak pada sebelah paling kanan
Sumber
Saat Pertempuran Solebay
De Zeven Provincien berada di samping kiri lukisan
Sumber
Bagian Depan Kapal
Sumber

Sayang tidak diketahui kapan J.W. Heyting membuat lukisan de Zeven Provincien ini. Kartu pos mempunyai nomor urut 579, seri ke-13 keluaran de Muinck & Co. Amsterdam.


Usia: <1947

Kamis, 22 Oktober 2015

Ship Week - De Witte Oliphant

De Witte Oliphant atau Witte Olifant, adalah sebuah kapal ship of the line dengan klasifikasi tingkat ke-4 dan bersenjatakan 92 buah meriam. Selain itu pula kapal ini mempunyai banyak varian nama dari Witte Oliphant, Oliphant, de Oliphant, atau nama-nama Oliphant disebut dengan Olifant.
Johann de Witt
Sumber
Dibangun pada tahun 1666 dengan dimensi 48,41 x 12,17 x 4,53 m di Amsterdam oleh J. van Reene. De Witte Oliphant sendiri adalah hasil dari kebijakan Belanda untuk mengimbangi kualitas Angkatan Laut Belanda yang inferior dibandingkan Inggris. Saat itu pada November 1664, Raadpensionaris Johan de Witt yang juga bertugas dalam kebijakan luar negeri, mengeluarkan keputusan untuk membangun 24 Capitale Schepen van Oorlog (Kapal Perang Kapital) baru. Pada Maret 1665, keluar keputusan tambahan untuk membangun 24 buah kapal. Setelah 2 keputusan ini, muncul keputusan ketiga pada Juli 1666 untuk membangun 12 kapal, salah satu kapal yang dibuat disini adalah De Witte Oliphant. Setelah selesai diluncurkan, nantinya kapal ini dikomandoi oleh Vice-Admiraal Isaac Sweers pada tanggal 6 Juni 1667, saat itu kapal masih bersenjatakan 80 buah meriam. Beberapa hari kemudian, Sweers yang saat itu dibawah komando skuadron Admiraal Willem Joseph Baron van Ghent, ikut serta dalam serangan ke Medway. Pada tahun 1672, De Witte Oliphant yang sekarang bersenjatakan 82 buah meriam ikut serta dalam Pertempuran Solebay. 3 hari kemudian, Sweers dan kapalnya bertarung di Schoonveld dan De Witte Oliphant mengalami kerusakan.
Isaac Sweers
Sumber
Setelah diperbaiki, sekali lagi De Witte Oliphant bertarung pada tanggal 21 Agustus di Kijkduin atau Texel namun malangnya Sweers gugur disana uniknya kartu pos salah memberi tanggal pertempuran. Gugurnya Sweers digambarkan dengan sangat ngeri dimana kejadian itu sangatlah wajar pada masanya. Saat pertempuran, Sweers terkena peluru meriam seberat 24 pon pada bagian abdomen yang mengakibatkan dia kehilangan kedua kakinya. Selain itu pula, hantaman tersebut mengakibatkan tubuh Sweers terpisah menjadi dua dan sebagian wajah Sweers juga hilang. Namun pengorbanan Sweers tidak sia-sia untuk pertempuran terakhirnya, dimana misi pasukan lawan berhasil digagalkan. Selain Medway, semua pertempuran yang diikuti duet De Witte Oliphant - Sweers ini adalah melawan koalisi Inggris - Prancis. Setelah gugurnya Sweers, nama De Witte Oliphant mulai surut dan tidak terdengar lagi. Satu-satunya informasi yang diketahui adalah pada tahun 1686, kapal dirongsok.
Luka yang disebabkan oleh peluru meriam sangatlah buruk bagi tubuh manusia. Kasus Sweers seperti yang sudah dijabarkan di atas memang sering terjadi. Contoh kecil yang terjadi pada Perang Napoleon, banyak korban luka meriam harus diamputasi karena bagian tubuhnya sudah tidak bisa diselamatkan karena efek peluru meriam. Luka yang diakibatkan peluru meriam ada 3. 
Yang pertama adalah luka dari tembakan langsung. Beberapa korban tewas dari luka semacam ini adalah Marsekal Prancis Jean Baptiste Bessieres dan Jenderal Inggris John Moore.
Yang kedua adalah luka dari pantulan bola meriam. Meskipun kurang sedahsyat tembakan langsung, namun pantulan terkadang tidak bisa diprediksi dimana bola meriam akan mendarat. Atau minimal pecahan bola meriam saat terpantul akan melayang kemana. Korban terkenal yang tewas dari luka kedua ini adalah Marsekal Prancis Jean Lannes dan Jenderal Rusia Pangeran Pyotr Bagration.
Yang terakhir adalah luka dari bola meriam yang menggelinding. Terkadang bola meriam saat mendarat di tanah, bisa menggelinding hingga berhenti. Namun terkadang terdapat prajurit yang menganggap remeh bola meriam yang melamban. Alhasil dia kehilangan kakinya saat akan menghentikan bola meriam tersebut dengan kakinya. 

Lukisan De Witte Oliphant di Trompenburgh
Willem van de Velde
(1611 - 1693)
 Sumber
Sumber
Abraham Storck
(1644 - 1708)
De Witte Oliphant berada di paling kiri
Sumber

Lukisan dibuat pada bulan Januari 1942 dan menempati nomor urut 581 pada kartu pos de Muinck & Co. Amsterdam seri ke-13.


Usia: 1942 - 1947

Selasa, 20 Oktober 2015

Ship Week - Noach II

Noach II seperti kapal-kapal sipil yang saya perlihatkan disini adalah clipper atau kapal layar super cepat. Dibangun pada tahun 1867 dengan bobot 945 ton serta dimensi 48,50 m x 11,60 m x 5,92 m, Noach II adalah seri kedua dari 6 seri kapal dengan nama yang sama. Kapal seri Noach dikenal selain sebagai kapal super cepat juga dilengkapi dengan berbagai kemewahan. Noach II dibangun oleh Fop Smit dan saat dibangun banyak menarik perhatian karena konstruksinya yang sangat baik. Serta ruangan untuk para penumpang sangat luas, sejuk, nyaman dan semua ini dipandang sempurna. 
Untuk kapal seri Noach sendiri, ini semua terdiri dari:
  • Noach I dibuat pada 1858
  • Noach II dibuat pada 1867
  • Noach III dibuat pada 1869
  • Noach IV dibuat pada 1875
  • Noach V dibuat pada 1877
  • Noach VI dibuat pada 1879

Selain itu pula terdapat berbagai rekor yang kapal ini berhasil pecahkan. Rekor pertama dipecahkan oleh Noach I, yang hanya memakan waktu selama 66 hari untuk melakukan perjalanan dari Hindia Belanda kembali ke Belanda pada tahun 1863. Noach III pada tahun 1875 berhasil mencatatkan waktu 76 hari perjalanan. Mengapa rekor ini istimewa? Karena rata-rata perjalanan saat itu memakan waktu 100 hari.
Untuk Noach II sendiri, kapal sempat diubah menjadi tipe Bark (Barque) pada tahun 1887 di Jawa. Namun 2 tahun kemudian, kapal dinyatakan hilang.

Lukisan dibuat pada bulan Februari 1942 dan berada pada nomor urut 583, seri ke-14 kartu pos cetakan de Muinck & Co. Amsterdam.


 Usia: 1942 - 1947

Ship Week - Lichtstraal

Setelah rehat dengan foto-foto KNIL, kita kembali ke Ship Week. Kali ini dengan clipper (kapal layar super cepat) Lichtstraal.
Kapal dengan dimensi 61,98 m x 12 m x 7,98 m dan berbobot 1500 ton yang dibuat 1863 ini dipandang sebagai clipper paling sempurna yang pernah dibuat di Belanda. Ini dibuktikan dengan beberapa perjalanan cepat antara Belanda ke Hindia Belanda. Selain itu pula, kapal ini sangat populer di kalangan penumpang karena bagusnya layanan kapal kepada penumpangnya.
Lichtstraal seperti Liberaal dibangun oleh Jan Smit di galangan Slikkerveer. Bobot 1500 ton dipandang sebagai salah satu kapal terbesar yang pernah dibuat pada saat itu. Untuk kapal buatan Jan Smit sendiri, Lichtstraal berada di urutan ketiga setelah Voorlichter dan Liberaal dalam ukuran kapal.
Mirip dengan Kosmopoliet III, Lichtstraal sempat dipakai untuk kepentingan militer. Bedanya Lichtstraal dipakai untuk mengantar pasukan tambahan untuk KNIL dari Belanda ke Hindia Belanda. Tugas ini diketahui dilakukan antara tahun 1866 - 1869 sebanyak 4 kali.
Suasana kapal penuh dengan prajurit
ke Hindia Belanda pada tahun 1896.
Sumber

  • Tahun 1866, 4 perwira dan 125 orang prajurit. 84 hari lama perjalanan.
  • Tahun 1867, 3 perwira dan 125 orang prajurit, 89 hari lama perjalanan.
  • Tahun 1868, 3 perwira dan 150 orang prajurit, 90 hari lama perjalanan.
  • Tahun 1869, 3 perwira dan 125 orang prajurit, 82 hari lama perjalanan. Satu orang prajurit meninggal di kapal.

Sumber
Pasukan-pasukan yang dikirim adalah pasukan yang direkrut di Koloniale Werfdepot di Harderwijk. Tempat yang eksis dari tahun 1814 hingga 1909 dikenang mempunyai reputasi yang buruk, bahkan terdapat julukan Het Riool van Europa atau "Selokan Eropa".
Sumber
Werfdepot sendiri adalah unit Angkatan Darat Belanda yang merekrut, melatih dan mempersiapkan orang-orang Belanda yang direkrut di Belanda untuk dikirim ke Hindia Belanda. Sebelum 1830, unit ini dibawah kendali Ministerie van Oorlog (Kementerian Perang). Pasca tahun tersebut, berpindah tangan ke Ministerie van Colonien (Kementerian Koloni). Rekrutan sendiri dilatih selama 6 minggu sebelum dikirim ke Hindia, sebanyak 150.000 tentara dikirim dari Belanda ke Hindia Belanda. Julukan Het Riool van Europa disini muncul karena banyak orang tidak jujur yang mendaftarkan diri dan akhirnya lari bersama uang pesangon yang mereka dapatkan setelah mendaftar. Tidak sedikit yang menggunakan uang yang mereka terima untuk berkunjung ke bar dan pelacuran di Harderwijk yang ironisnya para penduduknya penganut Kristen Protestan yang taat. Selain itu pula, nama yang buruk ini muncul dari paksaan militer kepada para rekrutan. Ironisnya kepada para sukarelawan yang dipaksa untuk mendaftar diri. Rekrutan yang diambil juga salah satunya adalah para desertir dari tentara negara lain. Namun tidak semua rekrutan dari Harderwijk buruk, beberapa diantaranya bahkan mendapatkan penghargaan militer tertinggi Belanda yaitu Militaire Willems Orde. Koloniale Werfdepot sendiri ditutup pada tahun 1909. Sebenarnya terdapat sebuah tempat rekrutan selain di Hardewijk, tempat ini adalah di Nijmegen. Tepatnya tempat pasukan Korps Koloniale Reserve yang dibentuk pada tahun 1890. Berbeda dengan Hardewijk yang terlebih dahulu tutup, Nijmegen dan Korps Koloniale Reserve tetap bertahan hingga Perang Dunia II. Bahkan pada tahun 1914, Nijmegen sempat mengirim beberapa sukarelawan ke Hindia Belanda.
Kembali ke Lichtstraal, pada tahun 1874, kapal ini dibeli oleh perusahaan perkapalan van Zeylen & Decker dari Rotterdam Belanda, Lichtstraal berganti nama menjadi Susanna Johanna. Malangnya van Zeylen & Decker mengalami kebangkrutan dan kapal berganti kepemilikan ketangan Pieter van der Hoog pada tahun 1879. Pieter sendiri mengembalikan nama Lichtstraal. Namun Lichtstraal tidak bisa bertahan lama dari kemajuan jaman. Pada tahun 1884 - 1885, Pieter membangun tiga kapal baru dan memutuskan menjual kapal-kapal kayunya. Salah satunya Lichtstraal yang dijual ke Reder August Kopcke dengan harga murah pada 1885. Lichtstraal berganti nama menjadi Jacoba, dan sayangnya dengan nama barunya kapal ini tidak bertahan lama. Pada 10 Oktober 1886, Jacoba alias Lichtstraal patah menjadi dua dan tenggelam di lepas pantai Cirebon Jawa Barat saat membawa garam.
Lukisan dibuat pada tahun 1942 dan menempati nomor urut 584 seri ke-14 kartu pos de Muinck & Co. Amsterdam.


Usia: 1942 - 1947

Senin, 19 Oktober 2015

KNIL Equipment

Mari kita rehat sejenak dari sejarah perkapalan Belanda dan kita menuju ke KNIL.
Untuk kali ini saya akan memperlihatkan foto-foto peralatan KNIL pada era 1930-40an. 

Luchtdoel Zoeklicht (Vervolgend) Tjimahi
Yang pertama saya perlihatkan disini adalah lampu sorot dalam keadaan sedang tidak digunakan. Jika anda lihat, lampu tersebut dalam keadaan tertutup
 

Kijkertoestel Vol-Automatisch Verkennen Zoeklicht Tjimahi
Foto kedua memperlihatkan semacam teropong atau periskop yang digunakan bersamaan saat pengoperasian lampu sorot. Kita bisa melihat beberapa tombol-tombol pengoperasian alat tersebut. Seperti tulisan di foto, kita dapat mengamsusikan bahwa alat tersebut berjalan secara otomatis. Kita juga bisa melihat pula lampu sorot yang terdapat di background foto. Selain itu pula lampu sorot dalam keadaan terbuka. Foto ini dan foto lampu sorot di atas diambil di Cimahi, Jawa Barat.

Luistertoestel Chemie-Automatische Luchtdoel Zoeklicht Soerabaja
Koos Allemany
Setelah dari Cimahi, kita beralih ke Surabaya Jawa Timur. Untuk foto pertama adalah alat pendengar pesawat udara. Alat berbentuk unik ini dapat dikatakan alternatif murah dari radar. Dimana kedatangan pesawat dapat dideteksi dengan alat tersebut. Hanya saja ini tidak dapat diandalkan secara penuh dibandingkan radar karena jika ada intervensi suara selain pesawat (semisal hujan) maka akan tidak mudah mendeteksi pesawat. Berdasarkan situs yang diberikan oleh mentor saya yaitu Koos Allemany, bahwa pada tahun 1936 KNIL membeli alat ini sebanyak 6 buah. Secara resmi, alat tersebut bernama Luitertoestel Kolonien. Selain itu pula, setahun berikutnya KNIL juga membeli luitertoestel standar atau yang bernama Luitertoestel Waalsdorp sebanyak 7 buah. Apa perbedaan antara 2 luitertoestel tersebut? Luitertoestel Kolonien dibuat untuk keperluan mobilitas cepat. Maka alat ini dibuat dengan sebuah mesin motor lengkap dengan 2 buah roda. Uniknya pula, pada akhirnya demi mobilitas, model Waalsdorp juga dilengkapi seperti model Kolonien
Bagi anda yang penasaran dengan alat apa yang ada di badan para prajurit di foto ini, alat tersebut adalah perlengkapan dari luitertoestel. Fungsi dari alat yang bisa ditiup dengan angin tersebut adalah agar tentara yang bertugas di luitertoestel ini bisa mendengar lebih jelas kedatangan pesawat. Kita juga bisa melihat seorang perwira di sebelah kanan foto, kemungkinan perwira tersebut berpangkat tweede luitenant atau letnan dua


Chemie Automatische Luchtdoel Zoeklicht Soerabaja
Untuk foto kedua di Surabaya ini, kita bisa melihat para awak lampu sorot sedang bergaya saat difoto. Kita bisa melihat pula kebersamaan antara prajurit Eropa dan prajurit Inlander alias pribumi disini. Mungkin kita sebagai orang Indonesia, kita jarang atau tidak pernah melihat kejadian semacam ini. Mereka sedang narsis mungkin ya. Tidak jauh beda dengan tentara pada masa kini. hehehe

Verkennend Zoeklicht Soerabaja
Anda pasti sudah mengenal foto ini karena selain saya taruh di muka blog, foto ini sempat saya singgung di post ini. Jika anda perhatikan pada sebelah kanan foto, anda bisa melihat unit luitertoestel sedang dalam keadaan siaga.
Untuk unit zoeklicht sendiri, di Belanda mereka masuk dalam unit genie. Bagi pemerhati militer nasional, nama tersebut sudah tidak asing bagi anda karena nama tersebut adalah asal usul dari nama Zeni. Sedangkan untuk KNIL, unit zoeklicht awalnya masuk dalam kedinasan artileri dan nantinya berubah menjadi luchtdoelartillerie atau artileri anti serangan udara

Jika kita melihat tempat dimana foto-foto ini diambil, kita bisa mengetahui bahwa Surabaya dan Cimahi saat itu menempati tempat yang tidak kecil bagi KNIL. Khusus Cimahi sendiri, di kota tersebut juga terdapat Hoefsmidschool atau sekolah tapal kuda kavaleri KNIL.

*Update 8 April 2016:
Berikut emblem Zeni, Artileri, dan Luchtdoelartillerie yang berlaku di KNIL pada saat itu. Sumber semua gambar dari maarktplaats


Dornier Do-24
Untuk foto yang terakhir adalah satu dari pesawat apung terkenal di Perang Dunia II. Dornier Do-24 sendiri adalah pesawat apung buatan Jerman yang dibuat atas permintaan Angkatan Laut Belanda untuk keperluan pengawasan perairan Hindia Belanda. Didesain untuk menggantikan Dornier Wal yang sudah menua, Do-24 didesain pada tahun 1936 dan keluar produksi pada tahun 1937. Selain dibuat oleh pabrik Dornier di Jerman, Do-24 juga dibuat di Belanda oleh Aviolanda di Papendrecht. Untuk Belanda sendiri, mereka merencanakan mengakuisi 90 buah pesawat, 60 diantaranya dibuat oleh Aviolanda dan sisanya oleh Dornier. Namun hanya 25 buah dibuat oleh Aviolanda saat Belanda diserbu Jerman pada tahun 1940. Do-24 yang berhasil direbut oleh Jerman akhirnya dioperasikan oleh Luftwaffe (Angkatan Udara Jerman). Bagaimana dengan Do-24 di Hindia Belanda? Sebanyak 37 buah Do-24 berhasil dikirim sebelum Belanda diinvasi. Untuk koleganya di Hindia Belanda ini, Do-24 mencatatkan beberapa prestasi penting. Beberapa diantaranya penenggelaman kapal perusak
Sumber
Jepang Shinonome pada 17 Desember 1941 dan pendeteksian invasi pasukan Jepang ke Pulau Tarakan di Kalimantan Utara. Alhasil instalasi kilang minyak di pulau tersebut berhasil dihancurkan sebelum Jepang mendarat. Setelah jatuhnya Hindia Belanda ke Jepang, Do-24 yang berhasil meloloskan diri bergabung dengan sekutu dan beberapa diantaranya masuk dalam kedinasan RAAF (Angkatan Udara Australia). Selain dioperasikan oleh ketiga negara diatas, Do-24 juga dioperasikan oleh Swedia dan Spanyol pada masa Perang Dunia II dan Prancis serta Norwegia pasca Perang Dunia II.
Untuk foto disini, kita bisa melihat 2 Do-24 sedang berada di sungai. Karena saya mendapatkan foto ini dari album foto yang mayoritas diambil di Kalimantan dan beberapa di Pontianak. Maka saya asumsikan foto Dornier ini diambil di tempat yang sama.  

Jika kita perhatikan, pada badan pesawat terdapat roundel (lambang identitas pesawat) berbentuk segitiga terbalik. Ini menandakan foto diambil pada medio 1939 - 1942. Pada masa itu agar menghindari kebingungan dalam pengidentifikasian roundel antara Belanda, Prancis, dan Inggris, Belanda mengubah roundel-nya yang awalnya bundar menjadi segitiga.
Evolusi Roundel Angkatan Udara Kolonial Belanda
1921 - 1939 & 1948 - 1950

1939 - 1942
Sumber

1942 - 1948
Sumber

Satu hal terakhir, jika anda melihat foto luitertoestel lagi dan anda perhatikan tentara nomor 2 dari kiri, tentara tersebut mirip dengan aktor Hollywood terkenal. Siapakah dia? Michael Fassbender! hehehe


Usia: dibuat 1936 - 1942