Oude Indonesie

Oude Indonesie
Nederland oost-indië hier komen we!

Zoeklicht

Zoeklicht
We zullen de kolonie te verdedigen!

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?
Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Jumat, 23 Oktober 2015

Ship Week - De Zeven Provincien

De Zeven Provincien adalah kapal perang bersenjatakan 90 buah meriam dan dibangun pada tahun 1665 (sumber lain menyatakan hanya 80 buah meriam dan kapal dibangun pada tahun 1664). Dibawah komando Michiel de Ruyter, kapal ini bisa dibilang terkenal karena ikut serta dalam Pertempuran Empat Hari pada tahun 1666 dan Pertempuran Solebay pada tahun 1672. 
Michiel de Ruyter
Sumber
Nama De Zeven Provincien sendiri diambil dari 7 provinsi yang bergabung dalam Uni Utrecht dalam melawan Spanyol pada tahun 1579. Provinsi - provinsi tersebut adalah Heerlijkheid Friesland, Hertogdom Gelre, Graafschap Holland, Heerlijkheid Overijssel, Heerlijkheid Groningen, Heerlijkheid Utrecht, dan Graafschap Zeeland.
Didesain oleh Jan Salomonzoon de Tempel, orang yang sama yang bertanggung jawab dalam pembuatan Bredeorde dan Aemilia, De Zeven Provincien yang berdimensi 46 x 12 x 4,7 m berbobot 1600 ton dan berawak 415 - 420 orang. Awalnya setelah keluar dari galangan kapal, De Zeven Provincien menjadi kapal komando Aert Jansse van Nes sebelum akhirnya dipegang oleh de Ruyter. Dibawah de Ruyter kapal ini ikut serta dalam Perang Inggris - Belanda Kedua dan Perang Inggris - Belanda Ketiga. Selain itu pula, kapal tersebut ikut serta dalam Perang Aliansi Agung namun saat itu de Ruyter sudah tidak memegang komando kapal.
George Monck
Sumber
De Zeven Provincien pertama kali ikut serta dalam pertempuran pada Pertempuran Empat Hari. Saat itu kapal sempat menjadi tempat untuk diskusi perang sebelum pertempuran dimulai. Pada pertempuran tersebut, Belanda dibawah de Ruyter sendiri berhasil mengalahkan Inggris dibawah komando George Monck. Untuk pertempuran kedua ditahun yang sama, Monck berhasil membalas kekalahannya yaitu dengan mengalahkan de Ruyter serta de Zeven Provincien-nya. Ini terjadi saat Pertempuran Hari St. James (Di Belanda dikenal sebagai Pertempuran Dua Hari). Sekali lagi, de Ruyter bersua dengan Monck pada Pertempuran Medway setahun kemudian. Saat itu de Zeven Provincien memblokade sungai Thames dan ikut serta memberi kekalahan laut terbesar yang dialami oleh Inggris dalam sejarah.
Perang kedua yang diikuti de Zeven Provincien adalah saat Perang Inggris - Belanda ketiga dimana duo de Zeven Provincien - de Ruyter ikut serta dalam semua pertempuran. Yaitu Pertempuran Solebay, Pertempuran Schoonveld Pertama, Pertempuran Schoonveld Kedua, dan Pertempuran Texel.
Pada Pertempuran Solebay, de Zeven Provicien berduel dengan kapal komando koalisi Inggris - Prancis yaitu Prince. Meskipun kalah dalam jumlah persenjataan yaitu 80 buah meriam melawan 100, de Zeven Provincien berhasil membuat kerusakan parah pada Prince yang mengakibatkan komandan Inggris memindahkan komando ke kapal lain. Selain itu pula, kapten kapal Prince gugur dalam duel selama 2 jam.
Setahun kemudian atau tahun 1673, de Zeven Provincien ikut serta dalam dua pertempuran Schoonveld. Meskipun kalah jumlah kapal, namun Angkatan Laut Belanda yang dipimpin oleh de Ruyter memenangkan pertempuran tersebut. Bahkan de Ruyter sempat menganggap de Zeven Provincien bisa memberikan rasa takut kepada lawan saat dia melakukan manuver untuk mengejutkan lawannya. Ditahun yang sama, lagi-lagi de Zeven Provincien memberikan kemenangan kepada Belanda saat Pertempuran Texel.
Johan Snellen
Sumber
Setelah Texel, de Zeven Provincien mengalami nasib yang tidak beruntung. Pada tahun 1674, kapal sempat berkunjung ke Martinique di Hindia Barat bersama de Ruyter. De Ruyter saat itu memimpin 18 kapal perang, 9 kapal perbekalan, dan 15 kapal transport lengkap dengan 3400 orang prajurit. Namun rencana untuk menyerbu perkubuan Prancis gagal akibatnya de Zeven Provincien kembali ke Eropa. Sayangnya, misi tersebut adalah misi terakhir de Ruyter bersama kapal kesayangannya. Karena de Ruyter nantinya gugur diatas kapal Eendracht saat memimpin kontingen Spanyol - Belanda melawan Prancis pada tahun 1676. Saat itu de Ruyter gugur karena luka yang dia derita yaitu kehilangan kaki kanannya karena terkena bola meriam lawan. De Ruyter sendiri selama hidupnya dikenal sebagai komandan yang sangat dicintai anak buahnya bahkan diberi julukan Bestevaêr (Kakek dalam bahasa Belanda kuno). Setelah meninggalnya de Ruyter, komando de Zeven Provincien dipegang oleh Jan van Brakel pada tahun 1678. Pada kurun waktu 1680an, de Zeven Provincien tidak terlibat dalam pertempuran apapun. Sampai pada akhirnya pada awal dekade 1690-an, kapal ikut serta dalam pertempuran kembali. Namun malang tidak dapat ditolak, pada tahun 1691 laksamana pengganti van Brakel di de Zeven Provincien yaitu Johan Snellen meninggal dalam tidur di kapalnya. Padahal, Snellen baru saja menikmati tempat kerjanya hanya dalam beberapa bulan saja.
Lukisan Pertempuran Barfleur
Sumber
Tahun 1692, tahun dimana nasib de Zeven Provincien dibilang berakhir. Kali ini de Zeven Provincien ikut serta membantu Inggris dalam melawan Prancis. Dibawah komando laksamana Inggris Edward Russel, pertempuran ini termasuk dalam Perang Aliansi Agung. Sebelumnya di tahun yang sama, kapal diklasifikasi ulang menjadi kapal Ship of the Line dengan 72 meriam. Persenjataan yaitu 4 buah meriam 24 ponder, 20 buah meriam 18 ponder, 28 buah meriam 12 ponder, 12 buah meriam 6 ponder, dan 8 buah meriam 4 ponder (namun sumber lain menyatakan jumlah meriam 76 buah). Saat melawan Prancis, de Zeven Provincien mengalami kerusakan parah pada Pertempuran Barfleur dan La Hogue hingga mengakibatkan kebocoran. Meskipun memberi kemenangan kepada pasukan aliansi namun karena kerusakannya yang parah, de Zeven Provincien akhirnya dirongsok dua tahun kemudian. Kapten terakhir kapal terkenal ini adalah Evert de Lieffde yang dia meskipun tidak terkenal namun berjasa mengamankan jejak sejarah de Zeven Provincien, yaitu dengan menyimpan buku harian kapal yang masih bertahan hingga sekarang.

Sumber
Mungkin bagi pemerhati sejarah atau mungkin sastra, nama Zeven Provincien mungkin anda sering sekali mendengarnya. Nama kapal Zeven Provincien disini adalah kapal buatan 1909Kapal yang terkenal karena pemberontakannya pada tahun 1933 ini uniknya adalah salah satu korban awal dari serangan udara. Namun hierarki militer Belanda cenderung mengesampingkan efek mematikan dari serangan pesawat kepada kapal untuk kasus ini. Dikarenakan serangan pesawat ke Zeven Provincien disini hanya untuk memadamkan pemberontakan. Pasca pemberontakan, Zeven Provincien berubah nama menjadi Soerabaija dan nantinya pada Perang Dunia II direbut oleh Jepang. Ironisnya kelak akan tenggelam dari serangan udara Sekutu.


3 Lukisan de Zeven Provincien Karya Willem van de Velde
Saat Menjadi Tempat Diskusi Perang di Pertempuran Empat Hari
De Zeven Provincien terletak pada sebelah paling kanan
Sumber
Saat Pertempuran Solebay
De Zeven Provincien berada di samping kiri lukisan
Sumber
Bagian Depan Kapal
Sumber

Sayang tidak diketahui kapan J.W. Heyting membuat lukisan de Zeven Provincien ini. Kartu pos mempunyai nomor urut 579, seri ke-13 keluaran de Muinck & Co. Amsterdam.


Usia: <1947

Tidak ada komentar:

Posting Komentar