Oude Indonesie

Oude Indonesie
Nederland oost-indië hier komen we!

Zoeklicht

Zoeklicht
We zullen de kolonie te verdedigen!

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?
Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Minggu, 23 Oktober 2016

Barisan Madura

Untuk post ini kali ini saya akan memperlihatkan sesuatu yang tidak biasa. Yaitu salah satu pasukan militer pribumi terkenal pada masa Belanda yaitu Barisan Madura! Barisan Madura sendiri pertama kali dibentuk pada tahun 1831 atas jasa - jasa orang Madura saat Perang Jawa (Perang Diponegoro). Saat itu pasukan Barisan terdapat 3 pasukan yaitu Barisan Sumenep, Barisan Pamekasan, dan Barisan Bangkalan. Dalam sejarahnya, pasukan ini diikutkan oleh Belanda di beberapa operasi militer dari Jambi hingga Aceh. Menurut kesaksian, pasukan Barisan dikenal sebagai pasukan yang berani. Nantinya pada masa Perang Kemerdekaan, Belanda sempat membentuk kembali pasukan Barisan Madura dengan nama Barisan Tjakra Madoera.
Setelah melihat sejarah singkat pasukan tersebut, mari kita cek artikel salah satu pasukan hulpkorps KNIL tersebut dalam majalah d'Orient nomor 9 tanggal 28 Februari 1931 milik teman saya (muara-buku). 

Tidak banyak tulisan tentang pasukan ini pada majalah tersebut. Namun kekurangan tersebut digantikan dengan beberapa gambar menarik. 
Yang pertama adalah Raden Aryo Majang Koro (Mayangkoro). Komandan salah satu barisan Madura yaitu Barisan Bangkalan yang terkenal. Majang Koro sendiri bukanlah orang yang sembarangan, seperti yang terlihat dari tanda penghargaan yang dia terima.
Majang Koro difoto memakai seragam groot tenue KNIL model M1867 dan berpangkat luitenant kolonel.
Pada gambar kita bisa melihat tanda jasa yang dia terima yaitu medali Militaire Willems Orde kelas 4, medali Medaille voor Moed en Trouwe kelas perak, medali Atjeh Medaille, medali Ereteken voor Belangrijke Krijgsbedrijven, medali Onderscheidingsteken voor Langdurige Dienst als Officier, dan pedang kehormatan Eresabel.
Untuk medali Voor Moed en Trouwe bukanlah medali sembarangan karena medali tersebut adalah medali tertinggi yang diberikan kepada tentara non perwira Inlander yang berjasa.
Untuk eresabel sendiri juga sama-sama tanda penghargaan yang tidak sembarangan. Karena pedang tersebut hanya diserahkan kepada tentara yang pernah menerima Militaire Willems Orde dan mereka tercatat berani dalam pertempuran.
Jika melihat penghargaan Voor Moed en Trouwe, Militaire Willems Orde dan Eresabel, kita bisa asumsikan bahwa Majang Koro benar - benar berani dalam berperang dan 3 penghargaan tersebut tidak diberikan secara politis melainkan murni prestasi

Berikutnya adalah salinan catatan dinas Majang Koro.

Sayang salinan susah dibaca, namun jasa Majang Koro sendiri sudah tercermin dari tanda penghargaan yang dia bawa. Selain itu pula jasa - jasa Majang Koro sendiri juga ikut dikenang dengan dibangunnya sebuah monumen di markas pasukan Barisan Madura.

Kita bisa melihat keunikan monumen tersebut. Yang pertama adalah adanya ukiran medali Militaire Willems Orde dan yang kedua adalah gambar Majang Koro ikut dipajang di monumen tersebut. Sebelah kiri monumen itu sendiri, terdapat sebuah meriam.
Gambar berikutnya adalah komandan Barisan pada saat itu yaitu Majoor Raden Aryo Tjokro di Poetro (Cokrodiputro).

Berikutnya yang tidak kalah penting dalam sejarah pasukan Barisan adalah gambar vaandel (panji) pasukan.

Menurut artikel, vaandel tersebut lebih besar daripada vaandel yang digunakan oleh pasukan KNIL lainnya. Dalam sejarah sendiri, vaandel pasukan KNIL dibawa oleh Adjudant Onderofficier. Khususnya untuk pasukan hulpkorps seperti Legiun Mangkunegara di Solo dan Legiun Pakualam di Yogyakarta, ujung tongkat vaandel pasukan Barisan berbentuk tombak bukannya singa seperti yang berlaku pada tongkat vaandel pasukan KNIL.
Perwira dibawah adalah Kapitein - Leider A.M.G. Schmidhamer.


Pangkat Kapitein - Leider atau Officier - Leider diberikan kepada para perwira KNIL yang menjadi instruktur pasukan hulpkorps.
Untuk instruktur pasukan Barisan, Schmidhamer dibantu oleh 3 orang dibawah ini.

Mereka adalah dari kiri ke kanan, Sergeant Majoor Instructeur S. van Bragt, Adjudant Onderofficier Instructeur P. Wijnstok, dan Sergeant Majoor Instructeur W, Gottschalk.
Setelah melihat orang - orang yang ada hubungannya dengan Barisan Madura, saatnya kita melihat fasilitas pasukan. Yang pertama adalah gambar markas (tangsi) pasukan.

Pada latar belakang, kita bisa melihat monumen peringatan ulang tahun ke-100 tahun sedang dibangun. Monumen ini dibangun oleh penduduk Bangkalan.
Gambar kedua adalah bagian interior markas.

Bangunan di foto adalah kantor dan gudang pasukan.
Gambar berikut adalah klinik pasukan.

Menurut artikel sendiri, klinik saat di foto sedang tidak digunakan. Dan dibuktikan dengan gambar berikut.


Kita bisa melihat tidak adanya kasur pada tempat tidur. Membuktikan klinik tersebut juga sudah lama tidak digunakan.
Berikutnya adalah sarana olah raga senam pasukan.

Menurut komentar majalah, sarana tersebut termasuk bagus kualitasnya.
Gambar dibawah adalah skema taktik pertempuran yang dilakukan pasukan Barisan.

Ada kemungkinan coretan pada papan tulis di atas adalah dari pelajaran taktik pasukan.
Bicara tentang pelajaran militer, berikutnya adalah gambar pasukan yang sedang belajar tentang meriam.

Sungguh unik memang, pelajaran tersebut diajarkan di pasukan Barisan. Ini dikarenakan pada saat itu tidak ada lagi elemen artileri pada hierarki pasukan.
Gambar berikut adalah pelajaran senapan.

Mungkin salah satu yang dipelajari saat itu adalah pengetahuan dan pengoperasian senapan. Perhatikan seorang sergeant menyaksikan pelajaran tersebut.
Berikutnya adalah para pembuat sepatu pasukan.

Terkesan pekerjaan yang remeh jika dibandingkan sekarang memang. Namun pemakaian sepatu bagi pasukan inlander terutama untuk pasukan hulpkorps baru berusia 2 dekade sejak artikel ini dibuat!
Setelah para manusia, sekarang giliran para hewan di pasukan tersebut.

Kuda - kuda pasukan yang berada di istal pasukan. Kuda - kuda ini sendiri adalah bagian dari dapur lapangan pasukan.
Untuk gambar terakhir adalah gambar gudang pasukan.

Terlihat banyak topi bamboehoed serta ledergoed (peralatan kulit) yang diletakkan. Seperti yang anda ketahui, pasukan barisan seperti halnya pasukan hulpkorps lainnya, mereka tidak mempunyai barak untuk menginap serta mereka hanya bekerja setengah hari saja. Untuk pasukan Barisan sendiri, mereka selesai bekerja pada jam 11, setelah itu mereka pulang sebagai partikelir. Seperti yang tertulis pada artikel " ... en de barisan poelangt als particulier sadja.".


Usia: 28 Februari 1931

16 komentar:

  1. Ijin share ke blog saya mas...
    http:\\bangkalanmemory.blogspot.com
    Trims..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf baru saya balas sekarang. Silahkan anda share. :)

      Hapus
  2. File yang luar biasa bisa menambah wawasan untuk yang membutuhkan... ijin saya simpan Mas Karebet... thanks...👍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih dan silahkan. :)

      Hapus
    2. Mas karebet atau joko tingkir atau sultan hadiwijaya adalah juga leluhur saya.

      Hapus
    3. Wah sesama keturunan Pajang rupanya. Salam wijaya. hehehe ;D

      Hapus
  3. Mayor Raden Aryo Cokroadiputro adalah putera dari Pangeran Cokronegoro putera ke 24 Sultan Abdul Kadirun.saya cicitnya juk mayor..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah menarik sekali. Terima kasih atas infonya. Senang rasanya melihat keturunan barisan disini. :D

      Hapus
  4. Saya juga punya foto jujuk saya yang dari bapak berpangkat letnan kolonel raden aryo sosroatmojo. Yang mempunyai rumah dibelakang m.cafe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah harus disimpan dengan baik itu. Fotonya pasti masih memakai seragam KNIL.

      Hapus
  5. sangat menarik, mungkin kita dapat diskusi mengenai topik KNIL. setau saya barisan van madura, legiun mangkunegaran hanya salah satu sayap militer yang sebenarnya tidak termasuk dalam reorganisasi KNIL. dalam buku akademi militer KNIL, mereka malah masuk menjadi pasukan perbantuan. waktu itu kebetulan saya juga meneliti mengenai beberapa para militer di wilayah2 karesidenan Hindia Belanda

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setahu saya pasukan semacam legiun atau barisan masuk kategori hulpkorps / hulpkorpsen atau korps pembantu alias pasukan perbantuan. Jenderal de Kock menyebut mereka hulpbenden saat Perang Jawa. Mereka hanya dikerahkan saat diminta dan belum lagi jika ada motif politik saat pengerahan.
      Menjelang Jepang datang seingat saya Kepala Staf KNIL menyebut hulpkorps sebagai pasukan kelas 2. Tapi bukan berarti kemampuan tempur mereka rendahan.

      Hapus
  6. Bagi Orang Aceh, Majang Koro akan di kenang

    BalasHapus