Oude Indonesie

Oude Indonesie
Nederland oost-indiƫ hier komen we!

Zoeklicht

Zoeklicht
We zullen de kolonie te verdedigen!

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?
Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Minggu, 09 Oktober 2016

Blueprint Thomas Karsten

Sumber
Thomas Karsten, nama yang tidak asing bagi para sejarawan dan pemerhati sejarah kolonial indonesia terutama untuk arsitektur. Orang Indo dengan nama lengkap Herman Thomas Karsten kelahiran Amsterdam pada tanggal 22 April 1884 ini bertanggung jawab dalam pendesainan beberapa bangunan atau fasilitas umum seperti Lapangan Monas di Jakarta, Pasar Gede dan Stasiun Balapan di Solo, Pasar Johar di Semarang, Museum Sonobudoyo di Yogyakarta dan lain sebagainya. 
Sempat menjadi staf pengajar di Technische Hoogeschoole te Bandoeng (yang kelak adalah Institut Teknologi Bandung), Karsten dapat dianggap sebagai salah satu arsitek terbesar dalam sejarah kolonial Indonesia bersama Henri Maclaine Pont. Filosofi arsitektur Karsten dianggap berseberangan dengan arsitek Belanda pada umumnya. Karsten lebih mempedulikan lingkungan hidup dan menghargai nilai kemanusiaan. Selain itu pula, bagi dia kota adalah organisme yang terus bertumbuh alhasil keberadaan tempat terbuka dan taman kota dianggap penting. Sayang arsitek besar pro kemerdekaan Indonesia ini meninggal dalam status sebagai tawanan pada masa pendudukan Jepang pada tahun 1945.
Setelah melihat biodata singkat Karsten, mari kita cek koleksi Thomas Karsten yang saya punya. Blueprint (cetak biru) karya Thomas Karsten!

Meskipun bukan blueprint bangunan atau denah tata ruang, namun ide Thomas Karsten disini cukuplah unik. Jika anda bertanya - tanya, apakah yang ada di blueprint ini? Jawabannya adalah aksesori pada kantor Mangkunegara di Solo.
Aksesori ini terlihat sangat unik karena bahan yang dibutuhkan adalah perkament (yang artinya baik kertas atau kulit kambing) sebanyak 24 buah. Terlihat dari penjelasan, aksesori tidak seluruh bagiannya mempunyai warna. Ada juga bagian yang tidak dihiasi. Aksesori juga dilengkapi dengan hiasan dari perunggu pada bagian atas dan bawah serta ada pula kawat. Melihat dari semua penjelasan, aksesori ini bisa dianggap rumit. Blueprint ini sendiri adalah blueprint ke - 35, bagaimanakah nasib blueprint lainnya kita tidak akan pernah tahu.
Pada bagian belakang blueprint terdapat tulisan tangan bahwa blueprint ini sudah didiskusikan dengan Karsten sendiri. Dan diskusi tersebut terjadi pada tanggal 24 September 1932. Dalam diskusi tersebut, bukan tidak mungkin Pangeran Mangkunegara VII ikut serta.

Berbicara tentang Mangkunegara VII, hubungan pemimpin Kadipaten Mangkunegara tersebut dengan Thomas Karsten termasuk dekat. Tercatat selama lebih dari 30 tahun, Karsten mengadakan korespondensi surat menyurat dengan sang Pangeran. Alhasil terjalin persahabatan yang didasari rasa hormat dan Karsten melihat Mangkunegara VII sebagai model priyayi Jawa modern. 
Jadi inilah sekelumit kecil Thomas Karsten dengan karya kecilnya untuk kota Solo khususnya bagi Mangkunegara VII. Sebagai penutup, saya sediakan scan jumbo blueprint bagi anda yang ingin lebih mengerti filosofi desain Thomas Karsten. Syukur jika anda semua ingin merekonstruksi ulang karya Thomas Karsten, anda bisa memanfaatkan blueprint ini. 


Usia: 24 September 1932

Tidak ada komentar:

Posting Komentar