Oude Indonesie

Oude Indonesie
Nederland oost-indië hier komen we!

Zoeklicht

Zoeklicht
We zullen de kolonie te verdedigen!

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?
Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Selasa, 04 Juni 2019

Pasukan Keraton Kasunanan Surakarta - Penggajian

Catatan gaji terawal keraton yang saya miliki adalah pada tahun 1781. Sebenarnya  ini bukanlah gaji  dari keraton melainkan gaji dari VOC kepada hierarki pasukan keraton yang diperbantukan untuk kepentingan VOC.
  • Kaptin: 24 real
  • Lutnan: 14 1/2 real
  • Leweres: 10 real
  • Sareyan: 7 1/2 real
  • Kurpral: 6 real
  • Seldhadhut: 4 1/4 real

Gaji tersebut dibayarkan tiap bulannya.
Sekedar tambahan, selain gaji diatas para personel diberi beras 40 pon, garam 3 pon dan arak 3 kan (ukuran teko dari porselen). Pon disini kemungkinan adalah Amsterdaamsche Pond.
Saat operasi militer melawan Inggris bersama pasukan Perancis di tahun 1811, pasukan Kasunanan yang ikut serta dibayar secara harian.
Menurut penuturan J.W. Winter pada tahun 1824, perjanjian Kasunanan dengan Inggris yang dilanjutkan oleh Belanda menjelaskan bahwa pasukan keraton saat itu digaji sudah tidak menerima sawah lagi. Dengan kata lain, sebelum perjanjian tersebut, personel pasukan masih menerima sawah. Sebagai kompensasi, mereka mendapat gaji tiap 6 bulan sebesar 5 Sps. Mt. Alhasil tiap tahunnya mereka menerima gaji 10 Sps. Mt. Untuk pasukan kavaleri (Winter menyebutnya dengan dragonder), selain mendapat gaji yang sama, mereka juga mendapat 1 Sps. Mt. perbulannya sebagai uang rumput. Untuk pasukan pengawal yaitu Prajurit Keparak, mereka menerima sawah kualitas baik.
Pada masa Perang Jawa atau Perang Diponegoro, pasukan keraton yang dikirim ke Bagelen pada tahun 1827 diberikan gaji sebagai berikut. Pangkat yang tertera dalam bahasa Belanda:
Infanterie
  • Majoor: 4 gulden
  • Kapitein: 3 gulden
  • Luitenant: 1 gulden 
  • Adjudant: 0,40 gulden
  • Sergeant: 0,40 gulden
  • Korporaal: 0,30 gulden
  • Tamboer: 0,25 gulden
  • Pijper: 0,25 gulden
  • Manschappen: 0,20 gulden

Kavallerie
  • Kapitein: 3 gulden
  • Luitenant: 1 gulden
  • Adjudant: 0,45 gulden
  • Sergeant: 0,45 gulden
  • Korporaal: 0,35 gulden
  • Manschappen: 0,30 gulden

Artillerie
  • Luitenant: 1 gulden
  • Sergeant: 0,46 gulden
  • Korporaal: 0,30 gulden
  • Manschappen: 0,20 gulden

Sebagai tambahan ada pula hierarki sipil yang ikut disertakan alhasil mereka ikut pula digaji:
  • Regent: 4 gulden
  • Kliwon: 1 gulden
  • Panewu Mantri: 0,40 gulden
  • Schrijver: 0,30 gulden
  • Pesuruh: 0,20 gulden
  • Ordonnans: 0,30 gulden
  • Trompetter: 0,25 gulden

Daftar Gaji bulan September 1933

Berikut adalah daftar gaji pasukan Kasunanan pada tahun 1933:
Pasukan kavaleri (Tamtama, Mijipinilih, Wirahutama, Jayengastra, Prawira Anom)
  • Mayor: 100 gulden
  • Ritmister: 30 - 40 gulden
  • Irste Litnan: 20 gulden
  • Twedhe Litnan: 15 gulden
  • Operwahmister: 7 gulden
  • Wahmister: 6 gulden
  • Wahporir: 5 gulden 
  • Bragedhir: 4 gulden
  • Derbis : 3,25 gulden
  • Puselir: 3 gulden

Pasukan artileri (Jagasura)
  • Mayor: 100 gulden
  • Kaptin: 30 gulden
  • Irste Litnan: 20 gulden
  • Twedhe Litnan: 15 gulden
  • Sersan Mayor: 6 gulden
  • Sersan Pletun: 5 gulden
  • Korpral: 3 gulden
  • Derbis: 2,75 gulden
  • Puselir: 2,50 gulden

Pasukan Infanteri (Jayatanantaka, Jayasura, Trunasura, Jagabraja)
  • Mayor: 100 gulden
  • Kaptin: 30 gulden
  • Irste Litnan: 20 gulden
  • Twedhe Litnan: 15 gulden
  • Polenter / Plunter: 5 gulden
  • Sersan Mayor: 6 gulden
  • Sersan Pletun: 5 gulden
  • Sersan Porir: 4 gulden
  • Korpral: 3 gulden
  • Derbis: 2,75 gulden
  • Puselir: 2,50 gulden

Jika anda perhatikan gaji pasukan kavaleri lebih tinggi dibanding kedua pasukan lainnya. Selain itu pula untuk pasukan yang mempunyai nama Siti, personelnya mendapat gaji yang lebih tinggi dan uniknya besaran antar personel tidak sama. Contohnya pasukan Mijipinilih Siti untuk pangkat wahmister mendapat 10 dan 20 gulden. Bragedhir mendapat 12,75 dan 15 gulden. Masih belum diketahui mengapa gaji untuk hierarki pasukan tersebut lebih tinggi.
Pemberian gaji juga diberikan kepada golongan Intendan, "Pansiyun" (Pensiunan), "Musik Inpantri" (para personel sinyal pasukan yang uniknya pasukan kavaleri diikutkan disini),"Setap Musik Kasepuhan" (Staf Musik Kasepuhan), "Setap Musik Kadipaten" (Staf Musik Kadipaten), dan "Setrik Orkes" (Strijkorkest) serta "Pamagang Setrik Orkes" (Pemagang Strijkorkest). 
Gaji para pemusik lebih tinggi dibanding prajurit pada umumnya. Namun ada pula yang sama. Contohnya seperti Wahmister Suling dari kesatuan Tamtama mendapat gaji 6 gulden, sama dengan wahmister reguler. Namun Manskappen Suling dari kesatuan yang sama, menerima 4 guldenLebih tinggi 1 gulden dibanding puselir yang merupakan prajurit reguler.
Selain gaji, diberikan pula Tulah (Toeslaag -Tuslah) bagi beberapa personel.
Gaji yang diberikan kepada para personel pasukan keraton disini ada yang dipotong. Pemotongan disini dapat dilakukan karena:
  1. Hutang 
  2. Gadai (melalui kantor Bondolumakso)
  3. Pajak tanah keraton
  4. Pajak bangunan
  5. Potongan 5 - 10 persen untuk negara
  6. Pajak pametoe (pajak pengeluaran ?)
  7. Pajak personeel crisies (pajak krisis perseorangan)
  8. Kontribusi Habiproyo (Societeit milik keraton), dan
  9. Kabar Paprentahan (majalah resmi keraton). 

Harap diperhatikan bahwa tidak semua personel mengalami pemotongan gaji.
Mungkin anda penasaran dengan gaji komandan pasukan keraton disini bukan? Pada tahun 1933, Purbanegara yang merupakan komandan pasukan menerima gaji sebesar 800 gulden. Wakilnya yaitu Mayor Cakrakusuma menerima 200 gulden.
Selain gaji dan tuslah, baik prajurit maupun perwira keraton juga mendapat uang dinas. Setiap tugas jaga, hierarki non perwira mendapat 40 sen per 24 jam, sedangkan perwira menerima satu gulden.
Mulai 1 September 1940, pasukan keraton mendapat kenaikan gaji sebesar 20 persen.
Pada masa Revolusi Kemerdekaan, korpral digaji sebesar 9 gulden pada tahun 1946. Saat Indonesia sudah meraih kedaulatan, di tahun 1952 puselir digaji sebesar Rp. 24.
Pertanyaannya disini adalah apakah seorang puselir bisa tercukupi kebutuhannya dengan gaji sebesar 2,50 gulden? Menurut situs International Institute of Social History, 2,50 gulden pada tahun 1933 setara dengan 40,74 gulden atau 18,49 euro pada tahun 2016. Berapa angka itu dalam jumlah rupiah? Kira - kira hampir 300 ribu rupiah ...


<--- Personel                                                                                                                     Pelatihan --->

Tidak ada komentar:

Posting Komentar