Oude Indonesie

Oude Indonesie
Nederland oost-indiƫ hier komen we!

Zoeklicht

Zoeklicht
We zullen de kolonie te verdedigen!

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?
Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Minggu, 27 Mei 2018

Galeri Foto Albumen

Karena sudah saya pandang cukup, dalam jumlah maksudnya, saya akan memperlihatkan koleksi foto albumen milik saya.
Tetapi sebelumnya, apa itu albumen? Albumen adalah salah satu metode cetak foto. Dengan memanfaatkan kekuatan bula.... ehm dengan memanfaatkan albumen yaitu putih telur dengan garam, media utama disini sudah pastinya adalah kertas dari kapas. Foto albumen sendiri terlihat sangat tipis dan lentur. Alhasil saat kita memegangnya, kita akan langsung tahu ciri khas foto ini.
Karena saat itu teknologi fotografi masih dalam tahap awal, alhasil ada beberapa contoh foto albumen yang kurang fokus alias buram. Selain itu pula, warna foto bisa menjadi kekuningan, kecoklatan, atau bahkan berwarna oranye. Baik buram dan warna tersebut diakibatkan dari tingkat asam hingga proses cetak yang kurang sempurna. Namun tetap saja, ini menjadikan foto albumen unik dalam penampilan. Foto albumen sendiri pertama kali muncul pada tahun 1850 dan mengalami kejayaan pada tahun 1860 hingga 1890-an. Kejayaan tersebut juga dirasakan di Hindia Belanda dengan berbagai contoh foto yang berhasil ditemukan.
Foto pertama adalah sudah pasti koleksi lama saya. Foto yang sempat saya singgung (disini) berangka tahun 1894 - 1912.

Foto kedua adalah foto sebuah jembatan kayu. Jembatan yang sayang tidak diketahui dimana lokasinya, memperlihatkan bangunan yang malang tersebut ambruk. Entah karena bencana atau manusia, kita bisa melihat beberapa orang mengecek kerusakan. Perhatikan pula pakaian orang - orang tersebut, mengingatkan kita dengan pakaian yang dipakai oleh para kaum inlander pada akhir abad ke-19.

Foto ketiga yaitu seorang wanita Jawa. Dilihat dari dandanan, sepertinya dia adalah ningrat keraton. Gelapnya foto membuat perhiasan yang dia pakai semakin terlihat jelas.

Keempat adalah foto yang bernama. Bernama maksudnya di belakang terdapat tulisan R.M.P. Tondokoesoemo. RMP sendiri adalah singkatan Raden Mas Panji, gelar keraton. Terlihat pada foto dia memangku seorang anak kecil yang mungkin adalah cucunya.

Obyek kelima adalah foto favorit saya yaitu orang Jawa yang mencampurkan elemen Eropa dan Jawa pada pakaiannya. Dia memakai jarik, keris, dan blangkon tetapi diwaktu yang sama dia memakai tuxedo! Mungkin ini adalah pakaian pesta di keraton atau pesta di societet. Benar - benar mode pakaian yang unik.

Tentang paduan tuxedo dan jarik, mode pakaian tersebut masih eksis pada tahun 1930-an. Seperti yang terlihat pada foto Pakubuwana X dan Mangkunegara VII dibawah ini.
Sumber

Sumber

Terakhir adalah seorang pengendara kuda lengkap dengan kuda dan pembantunya. Meskipun foto ini sudah buram, namun kita masih bisa melihat pakaian sang pengendara. Yaitu jas bermotifkan garis vertikal dan lengkap dengan topi pith. Selain itu pula, sepatu bot setinggi pergelangan kaki membuat dia semakin unik untuk dilihat. 
Kondisi terbalik terlihat pada pembantunya.

Jadi inilah koleksi foto albumen saya. Meskipun kondisinya tidaklah sempurna namun foto - foto ini merupakan saksi bisu dari kemewahan yang bisa dinikmati oleh beberapa orang saja. Karena saat masih eksis, foto albumen berbiaya sangat mahal dan wajar jika orang seperti ningrat yang hanya bisa memilikinya.
Seperti handphone pada masa modern, dengan berkembangnya teknologi, semakin murah pula ongkos produksi fotografi. Alhasil semakin banyak orang di Hindia Belanda yang bisa memiliki foto sebagai kenangan. Fotografi menjadi bagian dari kehidupan yang tidak bisa dilepaskan.


Usia: <1912 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar