Oude Indonesie

Oude Indonesie
Nederland oost-indiƫ hier komen we!

Zoeklicht

Zoeklicht
We zullen de kolonie te verdedigen!

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?
Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Kamis, 09 November 2017

Wij Strijden Met De Teekenstift - Graziani's Zegevierende Opmarsch

Kembali lagi di wij strijden met de teekenstift, kali ini kita akan membahas salah seorang komandan Italia.
Graziani atau lebih tepatnya Rodolfo Graziani adalah yang menjadi sorotan Hofer disini. Sebelum Perang Dunia pecah, Graziani sudah melanglang buana terlebih dahulu di medan kolonial. Di Libya dia berhasil memadamkan pemberontakan Senussi, dimana salah satu korban terkenalnya adalah Omar Mukhtar yang dia gantung. Karenanya dia dijuluki pacificatore della libia (penakluk Libya) oleh Italia dan "Pembantai Fezzan" oleh bangsa Arab.
Kemudian Graziani membuat nama saat perang Italia - Ethiopia pada tahun 1935 - 1936. Atas sepak terjangnya mengalahkan Somalia, dia diganjar promosi menjadi maresciallo d'italia (Marsekal Italia). Selain itu pula dia diangkat menjadi viceroy Afrika Timur Italia dan Gubernur Jenderal Addis Ababa. Setelah percobaan pembunuhan yang gagal terhadap dia, Graziani langsung membalas dengan membantai penduduk Ethiopia. Seperti halnya di Libya, dia dijuluki dengan pembantai ... "Pembantai Ethiopia" tepatnya.
Graziani dimasa jaya - jayanya pada bulan Juni 1940.
Sumber

Namun seperti halnya negaranya, peruntungan Graziani berubah saat Mussolini dengan gegabah mengikutkan Italia dalam perang dunia II. Setelah tewasnya Italo Balbo, Graziani diangkat menjadi komandan tertinggi Afrika Utara Italia serta sebagai Gubernur Jenderal Libya. Mussolini yang ambisius langsung memberi deadline kepada Graziani untuk menyerbu Afrika Utara Inggris tepatnya di Mesir. Akan tetapi Graziani melihat bahwa pasukan Italia yang belum mekanis akan mengalami bencana alhasil dia menunda penyerangan. Sayang tindakan dia sia - sia, karena Mussolini mengancam dia dengan penurunan pangkat. Pada akhirnya pada 9 September 1940, Italia menginvasi Mesir
Pasukan Italia yang baru saja tiba di Afrika Utara Italia pada tahun 1940.
Sumber: tumblr

Pasukan Italia dalam operasi militer di Mesir.
Sumber: distanceinword

Pasukan Graziani dikenal memakai topi pith / safari.
Sumber

Seperti yang Graziani takutkan, Italia hanya bisa mengambil sukses kecil di Mesir. Inggris kemudian langsung melancarkan serangan balik alhasil Italia mengalami banyak korban dan dipukul mundur. 
Tawanan perang Italia di front Mesir tahun 1940.
Sumber: pinterest
Kulminasi Italia di front Afrika Utara terjadi paska invasi ke Mesir ini. Yaitu dengan dilaksanakannya operation compass oleh Inggris yang terkulminasi dengan hancurnya kekuatan Italia di Beda Fomm. Namun Graziani beruntung dia tidak harus menyaksikan langsung Beda Fomm, karena dia sudah meletakkan jabatannya paska operation compass. Setelah Beda Fomm, Italia tidak mampu menyaingi Inggris dan harus mengundang Jerman untuk mempertahankan wilayah koloninya ... Habis Graziani, terbitlah Rommel ...
Gambar Hofer sendiri memperlihatkan seorang prajurit dari pasukan Graziani yang kelelahan melewati padang pasir yang sangat luas. Meski dia dilindungi dengan topi pith - nya, namun terlihat dia bercucuran keringat melewati neraka pasir. Hofer juga menambahkan kalimat "It's a long way to Tipperary". Kalimat tersebut tidak lain adalah mars militer Inggris.

Lagu perang yang ironisnya meminta prajurit untuk memikirkan rumah ini sangat terkenal pada Perang Dunia I. Lirik lagu tersebut juga melambangkan prajurit yang jauh dari kampung halaman seperti hal-nya pasukan Italia di Mesir. Hofer menginginkan agar serdadu Italia hanya memikirkan rumah mereka dan tidak berperang. Uniknya saat gambar Hofer ini dimuat, bertepatan pula dengan meninggalnya mantan Perdana Menteri Inggris yaitu Neville Chamberlain.


Usia: 1941

Tidak ada komentar:

Posting Komentar