Oude Indonesie

Oude Indonesie
Nederland oost-indië hier komen we!

Zoeklicht

Zoeklicht
We zullen de kolonie te verdedigen!

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?
Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Minggu, 12 November 2017

TNI AL Berguru ke Pakta Warsawa

Kali ini kita akan membahas paduan yang sangat jarang terdengar. TNI Angkatan Laut (AL) dan tugas mereka ke negara Pakta Warsawa! Tugas mereka disini, untungnya diabadikan dalam bentuk foto oleh salah seorang dari mereka. Foto - foto ini diambil pada tahun 1962, tahun hangatnya hubungan antara Indonesia dengan Uni Soviet.
Yang pertama adalah foto para bintara yang sedang berpose di depan peta pada tangal 10 September 1962. Bagi anda orang Indonesia, gambar peta sudah pasti tidak asing bagi anda. Karena peta tersebut adalah target utama Indonesia pada masa operasi Trikora yaitu Papua. Di bagian belakang foto terdapat tulisan sang pemilik dulunya yang bernama Dino menceritakan bahwa dia dan rekan bintaranya sedang menunggu saat mereka diberi izin mengambil barang. Barang - barang yang akan mereka ambil ditempatkan di Gedung Perwira di pulau Russky dekat Vladivostok. Vladivostok atau Wladiwostok saat itu adalah markas besar Военно-морской флот СССР [Voyenno-morskoy flot SSSR - Armada Militer Maritim Uni Soviet / Angkatan Laut Uni Soviet], lebih tepatnya adalah Armada Pasifik Uni Soviet. Ada kemungkinan personil Indonesia ini adalah bagian dari KELAKAS atau Kesatuan Latihan Kapal Selam yang sedang berlatih. Pada tahun tersebut Uni Soviet mengirim beberapa Kapal Selam dan Kapal Tender Kapal Selam untuk Indonesia.

Untuk Pulau Russky sendiri, pada masa Perang Dingin akses masuk ke pulau tersebut tertutup. Mengapa? Karena pulau tersebut berisi instalasi militer Uni Soviet dan menjadi markas latihan terbesar Angkatan Laut Uni Soviet. Di sana terdapat RTC (Sekolah Teknis Radio), Sekolah Militer 70024, Sekolah Mekanik, Sekolah Persenjataan, Sekolah Komunikasi (Sekolah Militer 51211), dan Sekolah Calon Perwira. Selain itu pula terdapat Unit Militer 59190 yaitu Unit Intelijen Marinir Khusus ke-42.
Peta Pulau Russky
Sumber

Instalasi militer di Pulau Russky memang bukan sesuatu yang baru karena Kekaisaran Rusia sudah terlebih dahulu memanfaatkan pulau tersebut. Terbukti dari Benteng Vladivostok yang dibangun disana. Bahkan sebelum hilang selamanya, pasukan putih Rusia sempat mengirimkan elemen militer mereka ke pulau Russky dan membentuk Sekolah Instruktur pada tahun 1919.
Peta Benteng Vladivostok pada Masa Kekaisaran Rusia
 
Pulau Russky berada di bawah.
Sumber
Panji Sekolah Instruktur
Pulau Russky tahun 1919
Sumber

Salah satu sekolah militer terbaik di pulau itu adalah Sekolah Komunikasi atau disebut dengan школы связи (shkoly svyazi). Sekolah yang juga terbaik yang dimiliki oleh Angkatan Laut Soviet ini dibentuk pada tahun 1939. Pada medio 1945 - 1959, prajurit Soviet yang dilatih sebanyak 40.000 personel. Untuk personel Soviet, pelatihan sendiri memakan waktu 6 bulan. Mereka juga disediakan lahan pertanian dan peternakan untuk mencukupi kebutuhan mereka. Setelah pelatihan usai, mereka akan ditempatkan di kapal dan instalasi Armada Pasifik.
Meriam Pantai di Peninsula Zhitkova
Pulau Russky 1955 - 1960
Sumber
Perwira Batalion Artileri dan Senapan Mesin Mandiri ke-9
Pulau Russky tahun 1957

Sumber

Nasib instalasi Pulau Russky berakhir saat jatuhnya Uni Soviet. Alhasil terbengkalai pula bangunan militer disana. Untuk melihat kondisi bangunan militer di pulau Russky pada masa kini, anda bisa cek link (ini) dan (ini).
Lokasi Instalasi Militer Pulau Russky pada Masa Kini
Sumber

Kehidupan militer di Pulau Russky sepertinya sangatlah kurang baik. Terdapat cerita tentang kelaparan yang dialami oleh para prajurit. Dimana mereka berjuang menghadapi cobaan saat menyelesaikan latihan. Berikut adalah cerita tersebut yang terjadi pada tahun 1980an:
"Kami akan berlatih di Pulau Russky yang buruk di SMME (Sekolah Bintara dan Calon Perwira) yang saya lupa lokasi tepatnya. Kami berangkat memakai kereta api kemudian menumpang feri Vladivostok hingga ke Pulau Russky. Saat sampai, kami langsung berjalan menuju tempat tujuan dari pelabuhan. Namun perjalanan kami berubah menjadi berbaris di malam hari menuju tempat yang tidak menentu. Ini dikarenakan letnan kami tidak tahu jalan dan menuntun kami ke tempat yang salah. Perwira kedua juga tidak bisa membantu karena dia bukan orang Russky.
Kami berbaris di pulau semalaman ... capek. Kami minum di kubangan air ... bagaikan anjing. Mungkin kami mengelilingi seluruh pulau hingga malam lewat, saat fajar tiba kami sangat lelah. Saat tiba di area parade ShMiP, kami semua ambruk karena lemas. Kaki kami lecet tapi untungnya ada sepatu baru untuk kami semua.
Kemudian "Latihan untuk Pejuang Muda" dimulai untuk 45 hari kedepan. Di hari pertama, rubel dan kopek terakhir kami gunakan untuk membeli kue dan limun. Setelah itu kami bertahan melawan malnutrisi rutin bahkan hampir di ambang kelaparan saat melewati 3 pelajaran dan menggali parit. Kami juga harus berjuang menahan kantuk saat pelajaran peta.
Untuk hiburan, ada penayangan film tiap hari Sabtu di klub namun terdapat larangan untuk tidur. Tetapi ada beberapa dari kami yang bisa menahan tidur. Aku ingat kalau pernah minggat dari tugas dan bermain di ladang kentang dan sayur milik penduduk. Sempat ada peristiwa lainnya, yaitu mengantar bahan makanan dari gudang menuju dapur. Saat konvoi ini melewati "tanah lapang" yang terbuka, kami menyantap telur mentah di sepanjang perjalanan.
Saat latihan hampir usai, kami mendapat keberuntungan. Untuk beberapa hari, kami bisa ke ruang makan untuk makan lebih enak. Pernah, saat menggali parit, rekan kami menemukan 2 botol vodka yang dikubur sejak lama ... labelnya sudah dicopot. Akhirnya bagian bawah botol dipecahkan dengan sekop dan diminum setelah makan. Kami, para pelayan, menyediakan snack."
 
Perwira dan Wajib Militer di Sekolah Senjata tahun 1984
Sumber

Terlihat memang sangat berat kehidupan prajurit Soviet disini. Ironisnya untuk kelaparan yang dijelaskan oleh prajurit diatas, akan menjadi kenyataan pada tahun 1992 - 1993. Saat itu 4 prajurit dari Sekolah Mesin Radio yang merupakan bagian Armada Pasifik Rusia tewas kelaparan dan lebih dari 250 orang lainnya dirawat. Kejadian tersebut terjadi karena komandan mereka lupa mengirim ransum bulanan. Alhasil kemalangan ini berubah menjadi skandal politik saat itu. Apakah mungkin kasus kelaparan terjadi untuk tentara kita disana? Kemungkinan tidak karena hal ini mungkin dirahasiakan oleh militer Soviet. Karena kerahasiaannya, bukan tidak mungkin foto yang saya miliki ini adalah salah satu foto langka tentang pulau tersebut. Terutama diambil dari negara selain Uni Soviet dan pada masanya pula.
Sumber
Setelah Pulau Russky, foto berikutnya adalah kumpulan foto dari satu sumber. Berbeda dari rekannya yang bintara dan di Uni Soviet, kali ini sang pemilik adalah seorang perwira yaitu Letnan Muda. Uniknya terlihat bahwa sang pemilik selalu menandai dirinya dengan anak panah. Sang perwira beserta rekan - rekannya saat itu pada medio tahun 1962. Disitu pula, mereka mengenakan seragam universal angkatan laut untuk daerah dingin yaitu seragam navy blue. Belum diketahui mengapa Dino tidak memakai navy blue di pulau Russky, padahal hawa disana sangatlah dingin.
Untuk foto yang pertama, terlihat para perwira TNI AL sedang berfoto bersama. Sang pemilik sempat menuliskan keterangan di belakang foto. Dia menjelaskan bahwa, mereka semua adalah rekan satu kapal yang berfoto saat musim dingin tahun 1962. Jika kita perhatikan rekan - rekan sang pemilik ada yang berpangkat Letnan, Kapten, Mayor, dan Letnan Kolonel. Uniknya terdapat seorang perwira yang memilik pangkat berupa zig zag. Saya masih belum mengerti apa arti pangkat zig zag ini. Pangkat ini dalam hierarki Royal Navy (Angkatan Laut Inggris) adalah pangkat perwira cadangan. Selain itu pula, pangkat tersebut juga dikenakan oleh Chief Steward (Pramugara Kepala) Merchant Navy atau armada dagang Inggris.

Foto berikutnya adalah para perwira berfoto bersama seorang perwira asing yang mungkin adalah guide atau instruktur mereka. Sayang dia melepas seragamnya, jadi kita agak kesulitan untuk mengidentifikasi dari negara mana dia. Namun paling tidak, kita bisa menebak kapan foto ini diambil dari topi yang dikenakan. Topi berwarna putih dan juga warna yang sama dipakai dengan TNI AL menandakan bahwa foto diambil saat musim panas. 

Kembali ke identifikasi perwira, menurut pengamatan saya, perwira asing diatas bukanlah perwira Angkatan Laut Soviet. Mengapa bukan Soviet? Karena siluet emblem pada topi perwira tersebut kurang cocok dengan topi perwira Soviet. Untuk perwira mesin Soviet, memakai kain bordir yang bentuknya lebih ramping. Selain itu pula, pada pet tidak terlihat adanya hiasan emas seperti pada foto. Memang ada hiasan emas pada pet topi perwira Soviet, namun hiasan tersebut ditemani dengan tali bordir warna emas yang menempel pada badan topi. Sedangkan pada foto diatas, tidak terlihat adanya hiasan tali bordir. 
Topi инженер-офицер (Inzhener-Ofitser / Perwira Mesin - Teknisi) M1954
Sumber


Maka dari manakah perwira tersebut berasal? Ada 2 kemungkinan disini. Yang pertama adalah Marynarka Wojenna (Angkatan Laut Perang / Angkatan Laut Polandia). Topi perwira mereka mirip dengan pada foto. Terdapat hiasan bordir pada pet dan tidak ada tali bordir. Namun serupa dengan topi Soviet, emblem pada topi mereka menggunakan bordir. Seharusnya emblem tidak akan semengkilap pada foto alias pencahayaan pada emblem serupa dengan emblem orang Indonesia. Maka menurut saya, perwira tersebut bukan dari Polandia.
Seragam Perwira Angkatan Laut Polandia
Sumber: Pinterest
Topi Komandor (Komandan - Kapten) M1957
Sumber
Topi Perwira
Sumber

Disinilah kita mendarat pada kemungkinan kedua, yang menurut saya, yang paling tepat. Topi yang dikenakan oleh perwira tersebut adalah topi Volksmarine (Angkatan Laut Rakyat - Angkatan Laut Jerman Timur). Topi Jerman selain memakai bordir pada pet, mereka memakai emblem dari metal. Alhasil emblem tersebut akan berkilau saat terkena matahari. Jika anda lihat di foto, emblem tersebut saking berkilaunya terkena matahari sampai - sampai detail tidak jelas terlihat dibandingkan emblem Indonesia. Maka menurut saya perwira tersebut adalah perwira volksmarine. Sebenarnya ada pula kemungkinan perwira Bulgaria ataupun Rumania, namun foto berikutnya akan memberi kejelasan dimana perwira TNI AL ini sedang bertugas.
Topi Kapitan Hingga Kapitan zur See
Sumber

Seragam Parade Leutnant 
Sumber

Foto berikutnya adalah para perwira berpose bersama guru bahasa Rusia mereka. Unik memang bahwa TNI AL membutuhkan guru bahasa Rusia disini. Mungkin saat itu, para perwira direncanakan akan berlatih bersama pasukan Soviet atau mempelajari peralatan Soviet. Alhasil bahasa Rusia dibutuhkan disini.
Perhatikan gaya tulisan di papan tulis. Tulisan tersebut terlihat bergaya campuran sutterlin / sütterlinschrift dan schreibscrift. Kembali lagi kepada perwira diatas, maka kemungkinan besar sang guru adalah orang Jerman. Karena sutterlin hanya diajarkan kepada orang Jerman saja.  Dari kebangsaan guru ini, semakin besar kemungkinan perwira TNI AL  sedang bertugas di Jerman Timur. Sekedar tambahan, sutterlin tidaklah asing di blog ini, karena pernah muncul di post (ini).
Perhatikan huruf di papan tulis. Terlihat abjad sutterlin "z" diikuti dengan abjad latin "g" 

Foto berikutnya masih bersama sang guru tersayang. Kemungkinan saat itu, sang guru kebagian 1 regu perwira. Jika kita perhatikan para perwira disini adalah Letnan Muda semua. Apakah mungkin jajaran perwira di atasnya sudah mengerti bahasa Ruski?

Foto terakhir kemungkinan adalah foto perpisahan. Ditandai dengan pemakaian seragam gala oleh para perwira. Kehadiran mereka juga diramaikan oleh para tamtama yang memakai seragam putih dari Kelasi 2 hingga Kopral. Ditengah hadir kembali sang guru tercinta lengkap dengan pakaian pestanya pula.

Untuk kumpulan foto ini, saya masih belum tahu secara pasti untuk apa TNI AL ke Jerman Timur.
Koleksi terakhir sebenarnya tidak ada hubungannya dengan militer. Namun koleksi ini masih ada hubungannya karena koleksi ini adalah kamus Indonesia - Rusia! Kamus yang berjudul индонезийско-русский словарь (indoneziysko-russkiy slovar' - Kamus Indonesia - Rusia) diterbitkan pada tahun 1963 dan tercatat dicetak sebanyak 8000 buah. Mungkin saja pada masanya, kamus ini menemani tentara kita yang berlatih di Uni Soviet.
 


Jadi inilah saksi bisu dari eratnya hubungan antara TNI dengan Pakta Warsawa. Yang tujuannya memang dipersiapkan untuk penyelesaian Operasi Trikora dan persiapan Operasi Dwikora kelak. Hubungan yang membuat TNI AL menjadi kekuatan besar di belahan dunia bagian selatan. Jalesveva Jayamahe benar - benar terlaksana ...


Usia: 1962

8 komentar:

  1. kalo boleh disitu ada foto ayah kami yg namanya wibowo soerjono hasipoetro 840/P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah sangat menarik! Saya boleh tahu beliau yang mana? :)

      Hapus
    2. sebelah paling kanan sendiri yg agak besar badannya

      Hapus
  2. ayah kami paling kanan sendiri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beliau di foto yang mana ya? Di fotonya si Dino atau yang di Jerman Timur? :)

      Hapus
    2. foto waktu di pulau rusky

      Hapus
    3. Ah terima kasih atas petunjuknya. :)

      Hapus