Oude Indonesie

Oude Indonesie
Nederland oost-indië hier komen we!

Zoeklicht

Zoeklicht
We zullen de kolonie te verdedigen!

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?
Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Senin, 30 Maret 2015

Sten gun TNI

Siapa yang tidak mengenal SMG (sub machine gun) yang ternama ini? Bagi para penggemar militer atau sejarah persenjataan dan perang, SMG yang berasal dari Inggris ini menempati posisi yang legendaris bersama dengan MP-18 dan MP-40 dari Jerman, Tommy gun Amerika, atau Ppsh-41 buatan Soviet.
Untuk Indonesia sendiri, sten masuk saat Belanda mulai menancapkan pengaruhnya kembali pasca Perang Dunia II. Beberapa berhasil direbut oleh para gerilyawan Indonesia dan pada akhirnya sebagian besar sisanya diserahterimakan kepada TNI dari KNIL saat pengakuan kedaulatan. Maka untuk memberikan pengetahuan lebih lanjut kepada para prajuritnya, dikeluarkanlah booklet ini. Berbeda dengan Madsen, booklet ini dikeluarkan oleh Staf Angkatan Darat. Dan seperti yang bisa anda saksikan dibawah ini, booklet terdiri dari berbagai macam gambar dan diagram bagaimana mengoperasikan sten gun yang benar.
Uniknya juga sang pemilik dulunya yang mungkin adalah instruktur bisa dibilang tentara yang rajin. Kita bisa melihat coretan-coretan dia disini. Sebagai penutup, saya juga memperlihatkan salah satu koleksi foto saya yang memperlihatkan sten gun Mark V ditangan seorang prajurit TNI pada masa itu.













Meskipun kondisi foto sudah tidak sempurna, namun kita bisa melihat bagaimana gagahnya sang prajurit (kopral 2?) disini berpose dengan sten gun


Usia: dibuat pada tahun 1951

Jumat, 27 Maret 2015

Stamp - Postal Collection

Berikut adalah koleksi prangko dan pos yang saya koleksi belum lama ini. Alias saat saya terjun ke dagang antik, saya mulai mendapatkan semua ini saat mencari barang. :3
Dari atas ke bawah:
Update 3 Agustus 2015 - Perangko jaman Belanda 
Perangko Belanda Ratu Wilhelmina 5 sen tahun 1924

Perangko jaman pendudukan Jepang
Penari dan Borobudur 40 sen tahun 1943,
Borobudur 10 sen tahun 1943

Perangko jaman Belanda dan Jepang yang digunakan saat revolusi kemerdekaan
Semeru 5 sen tahun 1943 (overprint tahun 1945-47),
Wayang Golek 5 sen tahun 1944 (overprint tahun 1945-47),
Ratu Wilhelmina 15 sen tahun 1948 (overprint oleh BFO pada tahun 1949, yang terlangka?),
Borobudur 10 sen tahun 1943 (overprint tahun 1945-47)

Perangko masa revolusi
Perahu 30 sen tahun 1946,
Prajurit di Pesisir Pantai 20 sen tahun 1946,
3 Tahun Merdeka 100 sen tahun 1948,
Pelabuhan 40 sen tahun 1946(?),
Pertahanan Angkatan Perang 30 sen tahun 1946,
Pertempuran Surabaya 10 sen tahun 1946
Pertempuran Surabaya 15 sen tahun 1946,
Pemandangan Gunung 4 sen tahun 1946

Perangko masa RIS (Republik Indonesia Serikat) hingga bubarnya RIS
Lambang Negara 15 sen tahun 1950,
Globe Lambang Bern 15 sen tahun 1949,
Candi Bejuning Bali 45 sen tahun 1949 (overprint RIS tahun 1950),
Pintu Masuk Candi Puntadewa 25 sen tahun 1949,
Rumah Toraja 1 rupiah tahun 1949,
Candi Bejuning Bali 30 sen tahun 1949,
Pintu Masuk Candi Puntadewa 15 sen tahun 1949,
Rumah Toraja 2 rupiah tahun 1949,
Proklamasi Republik Indonesia Serikat 15 sen tahun 1950

Perangko jaman Orde Baru
Pembangunan 5 tahun 300 rupiah tahun 1993 

Update 4 Agustus 2015 - Perangko-perangko luar negeri. 
Baris pertama
Perangko Republik Weimar Jerman Rentenmark Angka 20 Rpf tahun 1923

Baris kedua: 
Perangko Australia Bintang dan Karangan Daun 2 1/2 Dolar Australia tahun 1946

Baris ketiga
Perangko Cekoslovakia R. Nooms Zeeman : Lodě v Přístavu 1 Kčs tahun 1976
Perangko Republik Rakyat Cina Kereta Api dan Pembawa Pesan 30 Dolar Cina tahun 1949
 Perangko Republik Rakyat Cina Tentara Rakyat 70 Dolar Cina tahun 1949
Perangko Republik Cina Pesawat, Kereta Api, dan Kapal - Perangko Pajak 50 Sen tahun 1949
Perangko Republik Cina Dr. Sun Yat Sen Versi Baru 100 Dolar Cina tahun 1949,  
Perangko Uni Soviet Bola Voli 4 Kopek Rusia tahun 1962
Perangko Uni Soviet Adegan dari Film Hidup atau Mati (A. Stolper 1965) 4 Kopek Rusia tahun 1966

Baris keempat
Perangko Grenada Yacht Balap 1/2 sen tahun 1973
Perangko Cekoslovakia Olimpiade Munich Lompat Indah 1,60 Kčs tahun 1972
Perangko Cekoslovakia Olimpiade Munich Kano 1,80 Kčs tahun 1972
Perangko Yugoslavia Monumen Kragujevac 50 dinar tahun 1974
Perangko Jerman Timur Leichtmtallwerk 25 pf tahun 1977
Perangko Cekoslovakia Olimpiade Innsbruck Ski Luncur 1 Kčs tahun 1976

Baris kelima
Perangko Jerman Timur Pabrik Semen SKET 25 pf tahun 1975
Perangko Jerman Timur Atlantic Super-trawler 25 pf tahun 1976
Perangko Yugoslavia Universidae 1987 100 dinar tahun 1987,  
Perangko Vietnam Dornier Do.18 15 ₫ tahun 1987
Perangko Kuba Perayaan 25 tahun Serangan ke Barak Moncada 13 sen tahun 1978
Perangko Hongkong Perayaan 60 tahun Pramuka Wanita 20 仙 tahun 1976

Baris keenam
Perangko Negara Quaiti di Hadramaut Yaman Dinosaurus 10 fils tahun 1968
Perangko Hongkong Kanji Cina Kong 50 仙 tahun 1973
Perangko Cekoslovakia Olimpiade Innsbruck Ski Indah 1,40 Kčs tahun 1976
Perangko Jerman Timur Perpustakaan Lepizig 25 pf tahun 1976

3 Kartu pos kuno.
Kartu pos Olimpiade Berlin 1936 namun berbahasa Belanda, dan 2 kartu pos RIS yang awalnya saya mau jual tapi tidak jadi :3

Kartu Pos Inggris dekade 1960an. Yang memperlihatkan Ratu Elizabeth II menginspeksi pasukan

Dan dari semua koleksi perposan ini, yang menjadi favorit saya adalah yang dibawah ini
Perangko Republik Weimar 1 Desember 1923 yang mulai menggunakan mata uang baru yaitu Rentenmark dan menandakan adanya optimisme baru di Jerman paska inflasi besar-besaran pada masa itu.. Dan juga saya mendapatkannya gratis. hehehe

Perangko Pertempuran Surabaya 45 15 sen yang terbit pada masa Revolusi. Pada bagian perangko terdapat tulisan kanji. Kemungkinan besar dulu, perangko ini ditempel di kartu pos keluaran jaman pendudukan Jepang

Kartu Pos RIS yang menggambarkan kunjungan Sukarno dalam jabatannya sebagai Presiden RIS. Yang menjadi favorit saya disini adalah foto Fatmawati yang ikut berpidato disini. Dan foto-foto lainnya yang menggambarkan kegiatan Sukarno disini membuat kartu pos ini sangat ekspresif


Koleksi perangko lainnya: 

Senin, 16 Maret 2015

Madsen M51

Buku atau booklet yang jarang ada mungkin. Buku yang dulunya milik prajurit bernama Sutarno
Nope not this Sutarno
dan  setebal 83 halaman ini membahas tentang senapan mesin ringan buatan pabrik Denmark yaitu Madsen model M51. Tidak tanggung-tanggung, booklet ini dicetak langsung oleh perusahaan Madsen sendiri yaitu Danks Industri Syndikat Compagne Madsen atau sekarang bernama DISA.
Senapan mesin ringan ini adalah varian dari pendahulunya yang terkenal yaitu model M1902 yang merupakan generasi awal dari senapan mesin ringan bersama Lewis dari Inggris. Namun Madsen dikenal karena ongkos produksinya yang mahal meskipun dapat diandalkan. Pada Perang Dunia I, Madsen dipakai oleh kedua belah pihak dan tetap bertahan hingga Perang Dunia II bahkan sekarang masih digunakan di Brazil.
Awalnya senapan mesin berkaliber .30 inci atau 7,62 x 51 mm ini salah satu pembelinya adalah Belanda. Alhasil dari sinilah sejarah keberadaan Madsen di Indonesia tercipta. Madsen untuk pasukan KNIL berbeda kaliber dengan milik Indonesia yaitu sebesar 6,5 x 55 mm. Saat Indonesia mencapai kedaulatannya, mungkin hierarki TNI masih melihat Madsen sebagai produk yang tangguh. Belum lagi, lewat pendahulunya, senapan mesin ini sudah terbukti di medan tropis seperti Indonesia. Pada akhirnya muncullah buku ini untuk mempermudah prajurit dalam mengoperasikan dan mempelajari senapan mesin ringan ini. Pada akhirnya Madsen tetap dioperasikan oleh TNI hingga tahun 1970an.

Marking pada Madsen Indonesia. Garuda beserta nomor seri dibawahnya








Perlengkapan yang diberikan tiap Madsen

Bagan dan penampang Madsen

Madsen here Madsen there
Madsen dipakai oleh pasukan KNIL. Perbedaan pada panjang laras dan bentuk magasin

Tentara TNI membawa Madsen KNIL saat gerilya

Transisi Madsen tinggalan KNIL pada pasukan TNI

Madsen M51 pada era 1950-70 di tangan TNI

Update 21 November 2015:
Video dari forgotten weapons dibawah ini memperlihatkan tentang pembongkaran senapan mesin ringan ini

Ada yang menarik saat sang pembuat video disini yaitu Ian menyatakan bahwa Madsen membuat model terbaru senapan mesinnya pada tahun 1950. Komentar dia disini juga didukung oleh sumber-sumber internet lainnya yang menyatakan senapan mesin ini adalah model M50. Namun Ian juga menyatakan bahwa Madsen membuat banyak varian sesuai permintaan. Jadi ada kemungkinan pula bahwa Madsen memberi kode senapan mesin pesanan TNI ini dengan nama model M51.
Dan seperti yang anda dengar juga, Madsen dalam pengucapan bahasa Denmark, huruf "d" pada Madsen luruh. Alhasil Madsen saat diucapkan menjadi Masen.
Video berikut saat Ian menembak senapan mesin tersebut

Update 26 November 2015:
Berikut Madsen yang termasuk koleksi Museum Satria Mandala di Jakarta. Kedua gambar berikut adalah bagian dari katalog koleksi senjata museum tersebut yang terbit pada tahun 1977:

Sangat unik saat kita melihat keterangan bahwa kode senjata ini adalah M50 dan bukannya M51. Apakah saat itu sejarawan TNI tidak menemukan booklet dari Madsen
Selain itu kita juga bisa melihat bahwa kepolisian juga memakai senapan mesin ringan ini.


Usia : tidak diketahui, mungkin awal 1950an.

Sabtu, 14 Maret 2015

Trilogi PKI

Bukan, ini bukan membahas tentang partai tersebut. Namun kali ini saya akan meng-share tentang surat pernyataan tidak terlibat dalam gerakan atau partai tersebut. 
Yang pertama adalah surat yang dikeluarkan oleh kepolisian untuk ibu saya di tahun 1974. Surat ini fungsinya untuk mencari pekerjaan, dalam hal ini adalah pegawai negeri sipil.


Yang kedua adalah surat yang dikeluarkan oleh ormas (organisasi kemasyarakatan) kepartaian untuk mengkonfirmasi seorang penduduk, dalam hal ini seorang pelajar tidak terlibat G30/S. 
Sungguh unik ada 2 ormas dari PNI serta Partai Muslimin Indonesia yang membubuhkan pernyataan disini. Apakah mungkin sang pelajar adalah simpatisan kedua partai tersebut?


Yang terakhir tidak tanggung-tanggung, polisi militer juga dikenai surat pernyataan serupa.


Dapat dibilang ketiga surat tersebut adalah saksi bisu dari terjebaknya Indonesia di pusaran Perang Dingin antara Kapitalis melawan Komunis. Dan yang jadi getahnya adalah para sanak saudara anggota partai tersebut yang belum tentu tahu apa-apa serta the wrong men in the wrong place and in the wrong time.


Usia : Dibuat pada era 1970an.
Cek disini untuk part II.

Jumat, 13 Maret 2015

Diary by an Unnamed Postman

Setelah hunting berulang kali, akhirnya saya mendapatkan yang paling saya inginkan. Sebuah diary!


Buku harian yang penampilan luarnya menyaru sebagai sebuah agenda tahun 1962 ini merupakan penulisan ulang dari diary originalnya yang dibuat mulai tahun 1944. Seperti kalimat pendahuluan yang dia tulis di awal diary:
PENDAHULUAN
  • Buku catatan Harian ini dibuat ulang karena aslinya sudah rusak termakan usia.
  • Asli-nya dibuat sejak Th. 1944, selalu dibawa kemanapun, dan selalu diisi tiap kali ada peristiwa2 yang dipandang perlu untuk diingat sipenulis.

Sangat disayangkan saya tidak menemukan siapa nama sang pembuat diary yang unik ini. Hanya saja dia meninggalkan sebuah foto yang dicetak di sebuah kertas bersama istrinya yang kemungkinan bernama Sri Kamarukmi. Sayangnya, istrinya terlebih dahulu meninggal dunia pada tahun 1971 dan dimakamkan di Kleco, Solo. Sang penulis yang merupakan pegawai pos telkom atau dulunya bernama PTT ini mulai menuliskan pengalamannya sejak tahun 1940 saat dia lulus Sekolah Rakyat di Solo. Dan sepertinya dia masih hidup hingga akhir tahun 2000an. Bisa kita simpulkan bahwa sang penulis mungkin lahir di tahun 1920an-30an. Meskipun diary terlihat dangkal atau lebih tepatnya dia hanya mencatat kejadian yang terjadi sehari-hari di keluarganya dan dia tidak sampai mengomentarinya, namun banyak informasi unik dan menarik untuk disimak.
Beberapa info menarik adalah (disini saya menuliskan entry diary-nya dan saya tidak melakukan perubahan pada kalimatnya, sekaligus saya mencantumkan komentar saya):

1942
8 Desember :
  • Jepang masuk kota Solo lewat Tirtonadi. dan mengebom stasiun Purwosari.
  • Belanda lari ke arah barat -> Yogya
  • Sekolah ditutup. Baru Klas II MULO.
(rasanya aneh jika kita melihat bahwa Jepang dituliskan pada akhir tahun 1942. Jepang sebenarnya menginvasi Solo pada Maret 1942. Ada kemungkinan dia menuliskan 8 Desember disini saat sekolah ditutup)


1943
15 Maret :
  • Seluruh MULO di Solo ditampung di SMP - 1 + SMP - II.
  • Penulis ditampung di Kl II/A SMP . II Puri Mangkunegaran.
  • Kep. Sek : Sutardjo Hadisutirto.
  • Guru2 : Subekti, Cokro, Sarjono, Slamet, Tono, Suharso, dll ? Darmo dll.
  • SLAMET RIYADI (Pahlawan) S. Darmono / Wapres teman sekelas di III/E
(Tidak pernah menyangka kedua orang tersebut teman sekelas. Dan dari sini kita bisa mengetahui kapan diary ini dibuat ulang dari tulisan sang penulis tentang S. Darmono. Sang penulis sudah menuliskan yang bersangkutan sebagai Wapres alias Wakil Presiden. Saat itu Sudharmono menjabat sebagai wapres pada kurun waktu 1988 - 1993)



1945
17 Agustus :
  • PROKLAMASI KEMERDEKAAN.


10 Oktober Jam 10.00 :
  • Pertempuran di Bd melawan Kempetai (PM) jepang = korban 2 org tewas. 1. Sumarjono (Yogya) 2. Moh Rafiq (madura) dimakamkan di Andir 3. Sakroni kena kakinya tembus
(Pertempuran disini adalah pertempuran di Bandung. Yang dimakamkan di Andir termasuk Sumarjono)

13 November :
  • Sekolah Tutup, pulang solo naik KA. Terakhir dari Bd menuju Jateng
  • Pertempuran masih berlangsung Antara : TRI - BKR - AM PTT - melawan Jepang - Sekutu + Gurka


1947
2 Februari : 
  • SPTT = Buka di Muntilan di gedung SEMINARI (Pasturan)
  • Guru2: Arismunandar (direktur), Citrowardoyo, Sapandi, P. Semawijoyo, Kadarisman, Pool.
(Nama Pool disini sangatlah unik. Apakah dia orang Belanda?)


2 Agustus : 
  • AKSI POLISIONIL BLD Ke-I  Clash I
  • SPTT tutup, bergabung di Pos Solo

8 September :
  • Pindah di Radio Broadcasting Centre (RBC) Solo


1948
15 Januari :
  • Gedetacheerd (diwakilkan) ke Tawang mangu mengikuti Delegasi Indon (Sutan Syahrir) mengadakan hubungan Diplomatis dgn. pem India lewat Radio (Pemancar Ihf - 2) bantuan Beras.
(Saat itu Indonesia disingkat menjadi Indon dan pemakaiannya luas dipakai di media massa pada masa itu. Berbeda dengan sekarang, kata Indon ekuivalen dengan kalimat penghinaan bagi kita. Ironisnya kata Indon populer di kalangan anak muda Malaysia)

15 Februari : 

  • Belanda (Tentara pendudukan) naik ke Twm mengejar -> Pemancar dilarikan ke SARANGAN - jalan kaki malam2 lewat hutan Cemorosewu (P. Kasa, P. Ardiwinoto).
(Singkatan Twm disini adalah Tawangmangu)

28 Februari :

  • SPTT dibuka kembali di Muntilan, siswa2 dipanggil masuk diseleksi. yg lulus -> mengikuti pendidikan AHLI PTT = AKADEMI POS.

11 September :
  • P.T.T. di militeriseer dibawah Kol. Jatikusumo.


19 Desember :

  • (minggu) AKSI POLISIONIL BLD Ke-II CLASH II Maguwo - (Maguwo) di Bom -> Bld nyerang dari maguwo
  • Psw India bawa obat2 ditembaki Bld.
(Awalnya saya mengira pesawat India ini adalah Dakota VT CLA yang ditumpangi Adisucipto dan Abdulrahman Saleh. Namun kejadian itu terjadi setahun sebelumnya. Apakah mungkin ada pesawat India yang benar-benar ditembaki? Atau sang penulis mendengar semacam rumor pada saat penuh kekacauan itu?) *EDIT - 9 Juli 2015 : Akhirnya saya tahu apa yang dimaksud pesawat India disini. Menurut buku Doorstoot naar Djokja karangan Julius Pour, pesawat tersebut adalah pesawat Dakota milik Kalinga Airlines yang dicarter oleh Pemerintah Indonesia untuk membawa bantuan obat-obatan. Obat-obatan tersebut merupakan bantuan dari Palang Merah Malaya kepada Palang Merah Indonesia. Namun meskipun disini sudah dijelaskan dengan rinci, tetap saja muncul kebingungan. Karena pesawat Dakota tersebut ditembak jatuh pada 29 Juli 1948. Apakah mungkin sang penulis merekap kejadian tersebut pada tema Agresi Belanda II?

20 Desember :
  • Sptt tutup Siswa2 ada yang pulang ada yang bergabung / berjuang dgn Mob. Brig. Bat Kresno Div IV Diponegoro.
  • Seksi Perhubungan dibawah May. Daryatmo + Kapt. Suharso - Letn Subekti!
  • Teman2 seperjuangan :
  • Kadet = Setiyono - Suharto - Husni - Warsono - Parno - Kardi - Rudy - I. Sudrajat - Sakroni - Hartono - Marjito - Suwarno.




1949
1 Januari : 
  • Naik ke gunung Merapi lewat : Dukun - sawangan - Ketep - Wonolelo - jrakah - gintung - Pulukan - Tlogolele 
  • ginting : Ronopawiro, Mardan.
(Pada bagian atas diary terdapat tulisan yang memperlihatkan rute gerilya sang penulis. Tulisan tersebut adalah:
ARAH GERILYA : Dukun - Sawangan - jrakah - Ketep - Wonolelo - Gintung - Kapukan - Candran.
mungkin Ronopawiro dan Mardan adalah kedua rekan penulis yang ditinggal di daerah tersebut)

4 Juli : 
  • Pindah Puluhan


5 Oktober :
  • Kak Rus di Tentara Geni - Kol Abd Kadir

28 Oktober :
  • Dipanggil masuk kembali ke PTT JK
  • Keluar dari Kesastuan mendpt tanda penghargaan dari May. Daryatmo.


29 Desember :
  • Penyerahan Kedaulatan.




1963
29 April :
  • Deklarasi Ekonomi




1964
1 Juni :
  • Lahirnya Panca Sila


1965
1 Oktober :
  • Jend Yani + 6 perwira tinggi diculik

4 Oktober :

  • jenazah diketemukan di Lubang Buaya

5 Oktober :

  • dimakamkan

1966
12 Maret :
  • PKI Bubar


1967
20 Februari :
  • Bung Karno serahk Pimp kpd Suharto

12 Maret :
  • Suharto P.D. Presiden


9 - 10 Juni :

  • Thomas Cup.
(Final Thomas Cup kontroversial terjadi pada tanggal tersebut).


1970
21 Juni :
  • Bung Karno wafat.


1977
11 Maret :

  • Palapa II diterbangkan

2 Mei :

  • PEMILU


1981
29 Juli :
  • Lady Diana & Charles Kw
17 November :
  • Peresmian waduk gajah Mungkur (dibangun sejak 1976)


1982
4 Januari :
  • Bensin naik (150 - 240 / l )



Selain entry diary di atas, sang penulis juga membuat semacam ralat tentang entry-nya di bagian setelah entry tahun 1982:
RALAT
1948
28 Oktober :
  • 20 th Indonesia Raya di Kandangan

19 Desember :

  • Minggu : zdn Kkt Jk : jk 0930 diserang ex udara Bld.
(saya masih tidak bisa memecahkan apa kepanjangan dari singkatan tersebut. Hanya Jk saja yang artinya Jogjakarta)

20 Desember :
  • Sptt usai ttp j 0800
  • 1300 ngungsi ke Dukun
  • 1800 Har - nowo - Tini - wardi dtg stlh bumiangus Sptt.
(sepertinya penulis teringat kembali pengalamannya setelah dia menulis ulang entry sebelumnya. Dia benar-benar masih ingat rekan-rekannya yang membumihanguskan Sekolah Pos Muntilan. Unik juga sebuah sekolah ikut dibumihanguskan. Apakah pemerintah tidak ingin ada peralatan komunikasi yang jatuh ketangan Belanda? Dan ada yang unik dari nama rekan sang penulis. Apakah Tini adalah seorang wanita?) 

21 Desember :
  • 1200 ke Kapuhan

22 Desember :
  • 0430 jaga di Tlatar
  • 1000 ke Kregowanan Tjokrowijoyo

28 Desember :
  • Pindah ketep.


1949
1 Januari :
  • Pindah Gintung (Ronopawiro - wis tuwo)
(tidak diketahui apa maksud Ronopawiro disini. Apakah Ronopawiro ditinggalkan di Gintung ataukah pindah karena Ronopawiro yang sudah tua dan harus dievakuasi dari Ketep?)

4 Januari :
  • Ke Kuningan lewat Kapuhan - Tlogolele - gowok - gondang - Kringing - Kapil - Kenengar.
(terdapat tulisn penulis di samping entry tanggal ini :
Letn Bekti
  • Sumarjito
  • Warsono
  • Helmi
  • Suharno
  • Daryatmo
  • setiono
  • Samsukri
  • Suharto
  • Suparno
  • Latif
ada kemungkinan semua nama ini adalah rekan-rekan penulis saat bergerilya dibawah pimpinan Letnan Subekti atau dipanggil Bekti. Ada yang unik dari nama Suharno dan Daryatmo. Pada entry, penulis menuliskan tanda panah di kedua nama tersebut. Namun penulis tidak melanjutkannya lagi)

10 Januari :
  • Pindah Gintung

14 Januari : 
  • Ke Kuningan mampir Wonolelo

23 Januari :
  • 1630 jaga Pos Candran

25 Februari :
  • 0800  v     v    Gerdu
  • 1835 lihat Mg dari Wonolelo - listrik menyala.
(Mg disini mungkin adalah Magelang)


27 April :
  • dapat Kaos dari MBI
(tidak diketahui apa MBI disini)

4 Juli :
  • Pindah Puluhan

14 Juli :
  • Kardi + Rudy gugur.

1 September :
  • masuk Jk

8 September : 
  • Ketemu Bp cukur di hotel TRIO
(sangat menakjubkan pada saat kondisi belum kondusif, masih ada hotel yang buka)

2 Oktober :
  • Perlop ngadep Kpeg Jk
(Perlop disini adalah Verloop. Kpeg mungkin adalah Kepegawaian)

5 Oktober :
  • Brk ke Slo j 0600 lewat Bbn
(Bbn disini mungkin Babakan Yogyakarta. Untuk Slo jika kita melihat entry dia yang belum diralat yaitu Solo)

8 Oktober :
  • sampai Slo
15 Oktober :
  • kembali merapi lewat Wedi.

16 Oktober :

  • Sampai Jk nginep Jetis.

17 Oktober :
  • Ke Merapi via mtn
(mtn = mlaten ?)

22 Oktober :
  • terima SK penghargaan kel XX Bat Kresno

23 Oktober :
  • ke Jk lewat Wonogiri - puluhan

24 Oktober :
  • sampai Selo


25 Oktober :

  •     v      mtn

28 Oktober :
  • masuk / kerja di PTT Jk.

15 Desember :
  • Porte Money hilang
(Tidak diketahui apa maksud porte money disini. Apakah semacam brankas?)

27 Desember :
  • Penyerahan Kedaulatan

Berikut adalah entry diary-nya yang terpisah dari bagian lainnya :
  • Didunia ini segalanya ta' ada yang cuma2 12/12 00
  • Suharto lengser 21/5 1998
  • Obong2an solo 24/5 1998
(Entry dia yang pertama sangatlah menarik. Apakah saat itu dia kehilangan sesuatu yang berharga? Apakah sang penulis sudah sakit keras? Entry tersebut adalah entry dia yang paling baru alias yang terakhir ... )


Info menarik plus-plus:
  • SD Kleco Solo saat ini dulunya adalah SR atau Sekolah Rakyat.
  • Di daerah Penumping Solo terdapat Inheemsche Mulo Mardi Rahayu.
  • SMP pada jaman Jepang disebut Tsu Gakko.
  • Sekolah Pos Telkom atau dulu namanya Sekolah PTT (Pos, Telepon, Telegraf) jaman Jepang bernama Tsushin Gakko. Sekolah ini berada di Bandung. Ujian masuk dibagi menjadi dua tahap.
  • Kantor pos jaman Jepang disebut Yubin Kyoku.
  • Salah satu pangkat pegawai pos jaman Jepang adalah Santo Jimuin atau setara dengan pangkat jaman Revolusi / Orde Lama PNR III. Gaji PNR III sebesr Rp. 21,50 
  • Di Yogyakarta pada masa Revolusi terdapat hotel bernama Trio.
  • Pada malam Minggu 21 Agustus 1948 di Magelang terdapat Pasar Malam.
  • Kurun waktu Agustus 1948, terdapat acara Eksposisi di Sriwedari, Solo.
  • Bioskop Indra di Solo sudah buka 3 bulan pasca serangan umum tahun 1949.
  • Candi Borobudur sudah menjadi tempat wisata pada tahun 1951.
  • Bioskop Rex Yogyakarta pada kurun tahun 1951 menampilkan film Caged 
    keluaran tahun 1950 dan film Harriet Craig yang dibintangi Joan Crawford pada tahun 1950 pula
    . Uniknya sang penulis salah menuliskan nama Joan Crawford menjadi John Crawford.
  • Saat uang baru keluar pada 8 Oktober 1951, tiap penduduk di Yogyakarta mendapat Rp. 1,02,-
  • Sekaten di Yogyakarta tahun 1951 dirayakan pada tanggal 4 - 12 Desember.
  • Pegawai Pos menerima uang pemulihan sebesar Rp. 216,- pada tahun 1952 tanggal 24 Juni.
  • Radio merek Erres pada tahun 1952 seharga Rp. 600,- 
  • Bulan September 1956, terdapat Pekan Raya merayakan 200 tahun kota Yogyakarta.
  • Tahun 1957, di Yogyakarta terdapat Rumah Sakit Bersalin bernama Dr. Harjo Beteng.
  • Kain gabardin di Temanggung pada tahun 1959 seharga Rp. 100,- / meter. Ini untuk kain warna putih.
  • Pada tahun 1961 tanggal 14 April jam 9 malam, terjadi hujan abu di Temanggung dari gunung Merapi.
  • Terdapat konferensi KKP (mungkin ada hubungannya dengan Pos) di Dieng, Wonosobo pada tanggal 10 - 12 Juni 1961.
  • Hotel Pregolan Surabaya sudah ada pada tahun 1962.
  • Kebun binatang di Surabaya bernama Gresikan ditahun 1962.
  • Kurun dekade 1960an, terdapat mobil AA-5 (mungkin Ford 3 Window Coupe 1936) dan Ford Zypher serta motor DKW.
  • Hujan tidak hanya terjadi pada malam tahun baru yang terjadi januari lalu. Pada malam tahun baru menjelang tahun 1963, hujan terjadi sampai jam 7 malam.
  • Pegawai Pos di Temanggung pertama kali mendapatkan pakaian dinas pada 17 Februari 1963 (mungkin ini untuk pertama kalinya?).
  • Lebaran tahun 1963 dirayakan pada tanggal 25 - 26 Februari.
  • Terdapat losmen bernama Jati di Yogyakarta pada tahun 1963.
  • Tahun 1965 terdapat sekali lagi Pekan Raya di Yogyakarta pada 29 Juni.
  • Tahun 1966, gaji pegawai pos Yogayakarta dirapel dan gaji lebih besar 5 kali dari gaji biasanya.
  • Sekaten Yogyakarta 1966 dilaksanakan pada 18 - 30 Juni.
  • Jas AURI pada tahun 1967 di Yogyakarta seharga Rp. 1.250,- untuk ukuran 2,70 m x 1,50 m.
  • 1967 terdapat kereta api Limex.
  • Lebaran tahun 1967 terjadi pada akhir Desember, awal Januari 1968.
  • 1 Mei 1968, tarif pos naik.
  • Lebaran tahun 1968 juga terjadi pada bulan Desember.
  • Perayaan akhir tahun seperti halnya masa kini, juga dirayakan hingga larut malam atau dini hari. Sang penulis beserta keluarganya merayakan tahun baru 1969 hingga jam 2 pagi.
  • Lagi-lagi lebaran pada tahun 1969 dirayakan pada Desember.
  • 18 Maret 1970, Pangeran Bernhard dari Belanda alias suami Ratu Juliana melakukan kunjungan ke Yogyakarta.
  • Copet pada tahun 1970an bisa dibilang keterlaluan. Ayah sang penulis kehilangan kacamata saat dicopet di Stasiun Tugu pada jam 8 malam.
  • DAMRI sudah membuka layanan trayek Yogyakarta - Solo pada tahun 1970. Saat itu penulis ke Solo menggunakan trayek tersebut serta membawa oleh-oleh ayam jago.
  • Terdapat pompa merek ALCON pada tahun yang sama.
  • Salah satu pilihan transportasi Yogyakarta - Solo adalah memakai sepeda. Sang penulis melakukannya pada 21 Juni 1970.
  • Lebaran tahun 1970 terjadi pada bulan November.
  • Pada era 1970an ada mobil Colt dan motor Yamaha serta Vespa.
  • Lebaran tahun 1975 terjadi pada bulan Oktober.
  • Harga untuk sebuah rok Rp 2.750 sedangkan sweater 1.500 rupiah untuk tahun di atas.
  • Pada tahun 1977 tanggal 2 Januari pukul 00.40 terjadi gempa bumi.
  • Ongkos ganti gigi tahun 1978 sebesar Rp. 1500, pasang gigi Rp. 10.000 dan untuk kacamata Rp. 4.000.
  • Motor Vespa mempunyai harga 210.000 rupiah pada tahun yang sama.
  • Lebaran pada tahun 1978 pada bulan September dan dinaungi dengan rintik hujan.
  • Tiket pesawat tujuan Bali sebesar Rp. 14.450.
  • Tahun 1979 ada bis bernama ASLI dengan tujuan Solo.
  • Petromax di tahun yang sama seharga 6.000 rupiah.
  • Puasa di tahun 1979 terjadi pada tanggal 28 Juli dan libur lebaran pada 24 Agustus - 1 September.
  • Liburan semester I untuk SMP dan SMA pada 31 Desember hingga 6 Januari. 
  • Puasa tahun 1980 dimulai pada 13 Juli dan lebaran pada 12 - 13 Agustus.
  • Biaya sunatan sebesar Rp. 5.000.
  • Tutup tahun TVRI menayangkan acara wayang.
  • Sekaten pada tahun 1981 pada 4 - 15 Januari.
  • Ada sepatu merek Cico seharga Rp. 5.500.
  • Pada tanggal 16 November terdapat pertandingan antara PS Yupiter melawan Jakarta dengan hasil 4 - 0 untuk tuan rumah. 
  • Jas Jepang pada tahun 1982 seharga Rp. 25.000.


Kesimpulannya disini adalah diary ini termasuk sumber sejarah yang terlupakan. Unik dan sangat menggelitik hanya saja ada beberapa peristiwa menarik yang penulis tidak tuliskan. Seperti Pemilu 1955, mungkin saja Pemilu demokratis pertama bagi dia dan keluarganya tidak terlalu membawa akibat dan kehebohan seperti peristiwa lainnya. Ironisnya, dia malah mencatat Pemilu tahun 1977. 
Meskipun ada beberapa kekurangan seperti yang saya sebutkan sebelumnya dan tidak adanya semacam komentar atau curhat dia tentang peristiwa yang terjadi, namun diary ini sudah memberikan sebuah keunikan tersendiri.









Usia: dibuat ulang pada kurun waktu 1988 - 1993 dan sempat ditambahkan sedikit hingga tahun 2000.