Bagi anda yang sempat membaca page saya tentang propaganda, anda semua pasti pernah mendengar judul di atas kan? Maka sekarang, saya akan memperlihatkan seperti apa buku tersebut.
Buku ini jujur saja, sudah tidak memiliki sampul original. Kacaunya lagi, tidak ada bekas judul asli dari buku ini. Maka saya ambil keputusan untuk memakai judul di atas karena sesuai dengan isi buku ini. Buku ini intinya terdiri dari 2 elemen, propaganda untuk memberi semangat anti sekutu dan pengetahuan perang. Gabungkan 2 elemen tersebut dan voila jadilah pasukan pertahanan yang fanatik anti sekutu.
Buku ini terdiri dari 188 halaman yang terbagi menjadi 7 bagian atau bab.
Bab-bab tersebut adalah:
- Apakah arti pembelaan tanah air itu?
- Bagaimana kita seharusnya melakukan pengawasan jaga?
- Cara menjaga ketenteraman.
- Bagaimanakah menggagalkan pengintaian lawan.
- Bagaimanakah bertempur melawan pasukan para (lintas udara) musuh.
- Bagaimana caranya bertempur melawan musuh. Dan penutup ...
- "Demikianlah tanah air kita aman sentosa".
Buku diakhiri dengan 3 lagu penuh semangat dan didedikasikan untuk pertahanan melawan sekutu pada saat itu.
Salah satu bagian menarik dari buku ini adalah pecahnya perang pasifik dari sudut pandang Jepang. Pastinya sudut pandang ini dibumbui dengan propaganda anti sekutu
Pasukan PETA (PEmbela Tanah Air) sudah pasti disinggung di buku ini
Inilah taktik pertama pada buku ini, yaitu tentang penempatan pasukan pengawas udara di pantai
Buku ini uniknya disertai dengan berbagai gambar-gambar tentang bagaimana melakukan tugas dengan benar, bagaimana untuk mengantisipasi adanya kebocoran informasi dan penyemangat kepada para pembaca untuk tidak takut melawan sekutu. Gambar-gambar yang lain bisa dicek disini.
Taktik kedua, cara mengidentifikasi kapal-kapal musuh yang melakukan serbuan dari laut.
Taktik ini awalnya terlihat baik yaitu dengan memperlihatkan seperti apa invasi musuh dari laut itu. Lengkap dengan penjelasan, seperti apa pendaratannya. Namun buku ini tidak menjelaskan seperti apa dahsyatnya bantuan-bantuan dari lawan. Tembakan dari battleship (kapal tempur) merupakan momok terbesar tidak disertakan disini. Belum lagi pemboman dari udara yang sudah barang tentu dapat menurunkan moral pasukan pertahanan, belum lagi kepada pasukan paramiliter dan penduduk sipil. Taktik ini memang hanya diperuntukkan kepada para pengawas pantai dan bukan untuk diperbantukan dalam bertempur saat pertempuran dimulai.
Memang benar dengan garis pantainya yang sangat luas, pulau Jawa sangat rawan sekali untuk diinvasi dari laut. Dan sebenarnya inti dari pertahanan menghadapi invasi dari laut adalah adanya angkatan laut dan diikuti angkatan udara yang kuat. Ini juga dibuktikan dengan sudah 2 kalinya jawa berhasil diinvasi dari laut, yaitu oleh Inggris pada tahun 1811 yang mendarat di Cilincing pada masa sebelum adanya angkatan udara ... obviously dan Jepang pada tahun 1942 yang mendarat di Merak, Eretan Wetan dan Kragan. Kedua pendaratan tersebut sudah didahului dengan dihancurkannya angkatan laut pertahanan dan dikuasainya kontrol laut. Untuk Inggris dengan melancarkan raid ke kapal-kapal pertahanan Belanda. Untuk Jepang, pertempuran Laut Jawa membuka jalan mereka ke Jawa. Jika Indonesia tidak segera memperkuat angkatan laut dan juga angkatan udara, sangatlah mungkin Jawa bisa jatuh dengan cepat saat invasi lawan dimulai ... |
Daftar-daftar isyarat yang digunakan untuk pengawas pantai. Baik dari pengawas di laut menaiki perahu dan juga di darat.
Mungkin gambar yang paling unik pada buku ini. Seorang mata-mata sekutu yang dikirim dengan kapal selam berhasil ditangkap oleh seorang guru dan seorang petani.
Cara penjagaan gudang disertai dengan rute penjagaan. Selain itu pula terdapat contoh jadwal penjagaan dan perondaan. Selain itu pula, terdapat gambar yang memperlihatkan kepada para penjaga untuk tetap waspada.
Cara penjagaan sebuah jembatan
Contoh penjagaan dalam jalur lalu lintas
Cara memperingatkan kereta api akan adanya bahaya yang mengancam
Gambar yang bertujuan untuk selalu memberitahu kepada pihak yang berwenang jika ada jalur komunikasi yang terputus
Berikut adalah bagian buku yang paling menarik. Karena selain membahas pasukan para, juga kita bisa menyaksikan peninggalan pemilik yang lama.
Ada kemungkinan pemilik yang lama, kedapatan tugas menjadi pengawas pendaratan pasukan para. Atau ada kemungkinan juga, dia sempat membaca ini untuk mengantisipasi pendaratan pasukan para pada masa Revolusi Kemerdekaan.
Lokasi pengawasan pasukan para
Bagaimana cara mendirikan menara pengawas. Uniknya pula, tulisan kanji jepang masih ikut tertera. Selain itu pula, terdapat 2 macam formasi pesawat pengangkut pasukan para
Dua cara sederhana untuk mengantisipasi pendaratan pasukan para. Pertama dengan bambu runcing dan kedua, dengan memanfaatkan pohon di hutan belantara
Cara pemanfaatan bambu runcing ini bukanlah cara baru. Bambu runcing sudah terlebih dahulu dimanfaatkan oleh, ironisnya, pasukan Belanda dalam menghadapi pendaratan pasukan para Jepang di Palembang |
Taktik penjagaan di desa dalam menghadapi pendaratan pasukan para
Taktik penempatan lokasi yang diperkirakan akan menjadi tempat pendaratan pasukan para
Zona penyebaran penjaga pengawas pasukan para
Perkiraan turunnya pasukan para dari pesawat
Contoh perkubuan pertahanan
Bagaimana cara menusuk pasukan para yang benar
Perkiraan sebaran pendaratan pasukan para
TUSUK SAAT MEREKA MENCARI SENJATANYA!!!
Cara ini bersama dengan menusuk prajurit para yang baru saja mendarat, hanya bagus dalam teori saja. Karena setiap pendaratan pasukan para, zona pendaratan sebelumnya sudah pasti diamankan terlebih dahulu dengan bantuan udara lawan. Belum lagi, penduduk biasa akan kocar kacir saat mulai ditembaki dengan senapan mesin atau senapan presisi tinggi secara beruntun. Satu-satunya jalan agar kedua cara tersebut diatas bisa efektif adalah dengan menggunakan senjata api. Baik itu senapan hingga meriam anti pesawat, seperti yang terjadi pada Unternehmen Merkur pada tahun 1941 dan Operation Market Garden tahun 1944. Namun ada juga jalan lain namun hampir tidak masuk akal, yaitu pengerahan penduduk secara massal yang tidak takut mati. Dengan berkurangnya penduduk yang disertai dengan menipisnya amunisi pasukan para, penduduk yang bersenjatakan bambu runcing bisa memanfaatkan jumlah mereka dan menyerang pasukan para yang moralnya sudah turun. Tetap saja, jalan ini tidaklah logis. |
Bagaimana cara memanfaatkan medan dalam menghadapi invasi lawan
Buku ditutup dengan 3 buah lagu yaitu: Jika saja saya bisa memainkan alat musik, mungkin saya bisa sekalian memasukkan seperti apa lagu-lagu ini saat dinyanyikan hehehe
Hantjoerkanlah Inggris / Amerika
(Hancurkanlah Inggris / Amerika)
Tentera Pembela
(Tentara Pembela)
Lagu militer atau Mars resmi pasukan PETA. Lagu bisa didengarkan divideo di bawah ini |
Poedji Kepada Heiho
(Pujian Kepada Heiho)
Bendera PETA Sumber |
Buku ini bisa dibilang salah satu langkah Jepang untuk memperkuat pertahanan Indonesia dengan cara yang paling mudah. Yaitu dengan memanfaatkan para penduduknya yang sudah didoktrin anti-sekutu. Meskipun secara kualitas penduduk yang diperbantukan dalam perang tidaklah signifikan, namun pemanfaatan tenaga mereka, jauh lebih murah daripada mengirimkan pasukan bantuan dari daerah kekuasaan Jepang lainnya.
Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana dengan usia buku? Dengan adanya penyebutan pasukan Heiho dan PETA, maka diambil kesimpulan buku ini dibuat pasca bulan Oktober 1943. Karena pada bulan dan tahun tersebut, pasukan PETA dibentuk. Atau bisa saja, buku ini dibuat bersamaan dengan buku Njioer Melambai pada tahun 1945.
Uniknya pula, sang pemilik lama kemungkinan pula sempat ikut serta dalam pertahanan pada era Revolusi Kemerdekaan (1946 - 1949). Ini dibuktikan pada lagu Poedji Kepada Heiho, jika kita lihat pada baris kelima lagu, kita bisa melihat adanya coretan pada tulisan Da-i Nippon (Da-i Nippon) dan diganti dengan tulisan "R.I" dibawahnya. Tulisan tersebut tidak lain adalah singkatan dari Republik Indonesia.
Akhir kata, buku ini sangatlah jarang. Jika penduduk Indonesia pada saat itu dilatih seperti halnya dalam buku ini, Pembelaan Tanah Air bisa menjadi saksi bisu siapnya penduduk kita saat menghadapi sekutu pada Perang Dunia II dan Inggris - Belanda pada era Revolusi Kemerdekaan kelak.
Usia: Oktober 1943 - Agustus 1945
Tidak ada komentar:
Posting Komentar