Setelah dari Port Sudan, sang penulis masih dalam perjalanannya di Laut Merah menuju Djibouti. Kita bisa melihat bagaimana penderitaan seseorang untuk menawarkan rasa kangen sebelum masa internet. Saat itu, sang penulis hanya bisa memuaskan dahaga kangen dengan secarik foto dan uneg - uneg surat. Mereka juga berharap agar surat dan kapal bisa tiba di tujuan tepat waktu.
Senin Wage, 654-67/27. Februari 23, 1959 D.15
Laut Merah menuju Djibouti
Lanjutan surat No. 5
Tiny yang kukangeni banget,
Tadi malam aku tidur sore, karena badan terasa capek. Jam setengah 10, aku sudah tidur nyenyak. Karena capek ya tidur rasanya nyenyak. Sampai pagi ini rasanya agak malas.
Hari ini tidak ada kejadian yang luar biasa. Siang tadi, hawanya pengap sekali dan panas. Kami juga bertemu dengan kapal - kapal. Sore tadi jam 7 kurang seperempat bertemu dengan sebuah kapal yang kemudian bertukar berita dengan lampu. Bulan pada tanggal 15, bulat sekali dan terlihat besar serta terang. Kalau menurutku, pemandangan seperti ini cocok untuk dinikmati dan membuat hati nyaman. Laut bersinar karena disorot sinar bulan yang sangat terang. Tidak ada mega sedikitpun dan kapal bergerak diam. Sangat cantik.
Aku sampai ini tetap kangen denganmu Tiny. Tiap hari tidak lupa menghitung hari yang memisahkan kita. Kalau tidak ada apa - apa dan kalau kapal bisa sesuai dengan jadwalnya, akan tersisa 21 hari sebelum aku bisa bertemu denganmu lagi.Tapi kupikir akan terlambat 1 atau 2 hari. Kalau ini terjadi, tidak apa - apa ya. Yang penting bisa selamat bertemu kembali. Fotomu masih terus kupandangi. Kukira kau cantik sekali. Kepala agak miring kekiri seperti orang tengeng, tapi malah membuat manis kok. Totom juga ternyata ikutan miring, semakin tampan.
Candi Borobudur tahun 1950-an.
Sumber
Di kapal ini, yang bersamaku ada keluarga Amerika dari Chicago, aku sudah pernah cerita kan. Mereka pergi ke Bali dan akan menginap 2 minggu. Aku rasa kok sia - sia sekali kalau di Indonesia 2 minggu tapi tidak melihat Borobudur. Semestinya mereka bertanya, ya juga sudah kuberi petunjuk arah ke Borobudur. Akan lebih baik kalau aku menawarkan diri mengantar mereka ke sana. Aku ya juga belum pernah ke sana pula (kamu apa sudah ?), jadi sekalian melihat. Jika bisa, kurencanakan antara tanggal 5 - 9 April aku di Yogya menjemput keluarga tadi. Tapi sampai kutulis surat ini, belum ada keputusan dari mereka.
Tentang liburan kita, aku ingin dari tanggal 1 April sampai tanggal 16 April. Kira - kira kamu cocok apa tidak? Bagaimana nanti pembagiannya bisa kita diskusikan bersama.
Tiny, suratku ini kusudahi dulu. Kalau saja surat ini bisa menjadi pelanjut dari yang Laut Merah. Nanti sebelum tiba di pelabuhan, aku tulis surat lagi. Sudah ya, cup.
Masmu kangen banget.
Usia: 1959
Tidak ada komentar:
Posting Komentar