Setelah Soepardi berikutnya adalah TBS. Apa itu TBS? TBS adalah singkatan dari Territoriaal Bataljon Soerakarta atau pewaris dari Legiun Mangkunegara di Surakarta. Dan prajurit satu bernama Paimin yang dimaksudkan disini
Pabrik gula Mojo Sumber |
Salah satu lambang Kadipaten Mangkunegara di jaman Belanda Sumber |
Seperti yang dimaksudkan sebelumnya, TBS dibentuk di Surakarta paska Agresi Militer Belanda II (Aksi Polisionil dari kacamata Belanda) medio tahun 1949. Lama pembentukannya pun tidaklah lama hanya beberapa bulan hingga digabungkannya pasukan ini kedalam APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) pada tahun 1950. Pasukan yang dipimpin oleh Luitenant Kolonel R.M. H.S. Notohatmodjo, komandan yang sama sebelum Perang Dunia II pecah. Legiun Mangkunegara yang baru ini berjumlah 656 orang yang terdiri dari 6 kompi pasukan. Selama eksistensinya, pasukan ini sering berjibaku dengan Tentara Pelajar (TP), bahkan sempat dibumbui peristiwa berpindah pihaknya satu kompi pasukan TBS ke pihak Indonesia dengan perantara pasukan TP.
Di TNI sendiri, sama seperti Soepardi awalnya dia mendapat pangkat Prajurit Dua dan nantinya dipromosikan menjadi Prajurit Satu. Sayangnya dia mendapatkan banyak hukuman karena kemalasannya. Salah satu hukuman mungkin dikarenakan adanya konflik intern rumah tangganya yaitu perceraian dengan istrinya. Setelah dia dipindah tugas, dia mempunyai anak kembali tetapi tidak ada catatan apakah dia menikah lagi atau tidak.
Uniknya dari buku dinas Paimin disini adalah beberapa penjelasan kariernya ditulis dalam bahasa Belanda. Menariknya penjelasan tersebut berganti menjadi bahasa Indonesia saat memasuki tahun peralihan kedaulatan yaitu tahun 1950.
Paimin saat itu menempelkan kertas yang berisi informasi nama, pangkat, dan NRP (Nomor Register Prajurit) 142904. Sedangkan angka 40, masih belum diketahui maknanya |
Angka model buku memakai angka romawi yaitu LV. Percetakan yaitu "Expres" dengan nomor "2772" |
Rekonstruksi foto Paimin berdasarkan dari klise negatif film yang terdapat didalam amplop |
Foto pada bagian muka sudah tidak ada. Anehnya tidak tersisa sidik jari maupun tanda tangan di halaman ini pula. Kita juga bisa melihat buku memiliki nomor 082323 |
Uniknya Paimin disini mendapatkan suntikan T.A.D. pada tahun 1952 |
Untuk cuti, Paimin termasuk sering mengambilnya |
Catatan disiplin Paimin dapat dibilang kurang yaitu dengan adanya 3 catatan hukuman. Uniknya hukuman ketiga tercatat lebih tua dibandungkan 2 hukuman lainnya |
Catatan riwayat hidup Paimin yang ditulis dalam bahasa Belanda dan Indonesia |
Paimin juga sempat dirawat di rumah sakit, namun tidak diketahui penyebabnya |
Mungkin buku dinas ini salah satu yang jarang ada, karena tentang bekas seorang pasukan pribumi bentukan Belanda yang berumur kurang dari setahun. Meskipun track record Soepardi kurang cemerlang karena efek perceraiannya dengan Seneng, namun buku dinas yang terakhir kali tercatat pada tahun 1963 ini tetaplah menempati posisi yang unik.
Usia: 1955.
Sumber:
Cats, B.C.: Hulpkorpsen in voormalig Nederlands-Indië: hun uniformering en onderscheidingstekenen [1812-1942]. In: Armamentaria 1988, pp. 149-171
Tidak ada komentar:
Posting Komentar