BD disini adalah kependekan dari "Buku Dinas"
Untuk Heiho adalah seorang prajurit satu bernama Soepardi. Soepardi yang lahir di Temanggung Jawa Tengah pada 5 Agustus 1928, seperti
koleganya awalnya bergabung dengan Heiho. Bedanya dia mendapat pangkat lebih rendah yaitu
Ito Heiho dan berada di Palembang. Pada masa Revolusi Kemerdekaan, dia bergabung dengan kelaskaran dan ditempatkan bersama pasukan TNI. Seluruh pengabdiannya dia berperan sebagai anggota regu. Jabatan yang mengingatkan kita kepada
sesama laskar yang sempat saya muat disini. Selain itu pula, dia berpindah-pindah tempat dari Tegal, Magelang, hingga Wonosobo. Hingga pada akhirnya saat terjadi perpindahan kedaulatan, dia akhirnya diterima menjadi prajurit TNI secara resmi. Dia mendapatkan pangkat yang sama saat dia menjadi laskar, yaitu Prajurit Dua dan nantinya dia mendapatkan promosi jabatan menjadi Prajurit Satu.
Bisa dibilang karir Soepardi biasa-biasa saja setelah bergabung dengan TNI, namun ada satu peristiwa menarik terjadi disini. Kejadian tersebut terjadi pada 12 Juli 1954, dimana saat itu Soepardi terluka saat mengikuti
Operasi Gerakan Guntur I di Pekalongan, Jawa Tengah. Kaki Soepardi saat itu tertembus peluru dari pasukan lawan yaitu DI/TII pimpinan
Amir Fatah. Kejadian tersebut terjadi di tepi sungai Sumilir.
Berikut adalah buku dinas Soepardi lengkap dengan seluruh halamannya meskipun beberapa diantaranya kosong. Mengapa saya memperlihatkan beberapa halaman kosong disini? Agar kita bisa tahu isi keseluruhan buku dinas tersebut.
|
Kover buku dinas.
Buku dinas ini berukuran 11 cm x 14 cm |
|
Halaman pertama yang selain menampilkan Garuda Pancasila juga menampilkan model buku dinas yaitu "Model Pres 55", nomor "07672" yang dicoret menjadi "86062" yang kemungkinan nomor urut cetakan buku, nama percetakan buku yaitu "Express" dan dilengkapi dengan nomor "2772", serta stempel Kepala Staf |
|
Halaman berikut menampilkan Sumpah Tentara |
|
Berikutnya adalah pemberitahuan tentang penggunaan buku beserta foto Soepardi lengkap dengan cap tiga jari tangan dan tanda tangan. Kita juga bisa mengetahui bahwa Soepardi memiliki nomor urut "141617" |
|
Keterangan singkat sang pemilik buku yaitu:
- Nomor urut
- Nama lengkap
- Pangkat
- Tempat lahir
- Tanggal kelahiran
- Agama
- Suku bangsa
- Tinggi badan serta golongan darah
- Warna mata dan warna kulit
- Tanda bagian tubuh yang mudah dilihat untuk identifikasi
Kita bisa melihat bahwa bekas luka di kaki kanannya berbekas dan menjadi penanda identifikasi.
Berikutnya adalah keterangan kesatuan Soepardi saat itu. Yaitu dia masuk dalam kesatuan infanteri, divisi Diponegoro, Brigade Pragala, Batalyon 427, dan Kompi IV.
Pada halaman 7, kita bisa melihat keterangan singkat keluarga Soepardi. Dari ayah dia yang bernama Soekandar berumur 51 tahun bertempat tinggal di Temanggung. Uniknya untuk ibunya, tidak diterangkan nama aslinya. Hanya B. Sukandar atau Bu Sukandar. Dia berumur 50 tahun dan bertempat tinggal di daerah yang sama dengan suaminya. Sedangkan untuk istrinya bernama Temu dan berumur 18 tahun. Sayang untuk informasi alamat sebelum kawin serta mertua, Soepardi tidak mengisinya.
Untuk anak sendiri, Soepardi menuliskan bahwa dia memiliki 2 orang anak yaitu Boedijono yang lahir pada 6 Januari 1952 dan Sijami yang lahir pada 22 Mei 1954. Keduanya merupakan anak sah dari pasangan Soepardi - Temu |
|
Untuk halaman berikutnya, karena kondisi buku yang sudah tidak sempurna lagi maka urutan halaman sudah tidak urut untuk di-scan disini.
Pada halaman 8, kita bisa melihat riwayat pendidikan Soepardi, yaitu SR atau Sekolah Rakyat selama 6 tahun hingga tamat. Dia tidak mengikuti pendidikan militer apapun. Selain itu terdapat pula keterangan surat pengangkatan Soepardi sebagai tentara TNI. Kita bisa melihat sebelum bergabung dengan TNI, dia menjabat sebagai seorang laskar dan mempunyai gaji sebesar R 60 perbulan. "R" disini adalah singkatan untuk "Rupiah". Terdapat kolom catatan ikatan dinas dan tidak terisi pula.
Untuk halaman 17, kita bisa melihat kolom riwayat penyakit yang pernah diderita oleh Soepardi. Kolom yang kosong disini memberikan arti bahwa Soepardi termasuk tentara yang bisa menjaga kesehatannya selama bertugas |
|
Halaman 18 berisi kolom catatan mengenai suntikan dan obat cacing |
|
Halaman 14 mengenai kolom hukuman, kolom yang kosong menandakan Soepardi prajurit yang berdisiplin.
Sedangkan untuk halaman 11 adalah kolom kursus yang pernah diikuti oleh pemegang buku dinas |
|
Untuk halaman 12, catatan tentang cuti. Tercatat Soepardi mengambil 2 kali cuti pada tahun 1952 dan 1953. Keduanya menuju Temanggung, kemungkinan saat itu Soepardi mengunjungi kedua orang tuanya.
Untuk halaman 13, mengenai catatan penghargaan yang diterima. Dengan kosongnya kolom tersebut maka Soepardi tidak mendapatkan medali apapun saat dia mengikuti operasi penumpasan DI/TII |
|
Pada halaman 16, terdapat catatan kecelakaan, luka atau meninggal sang pemilik buku. Kita bisa melihat penjelasan bagaimana Soepardi bisa mendapatkan luka kakinya saat operasi Gerakan Guntur I.
Untuk halaman 9 terdapat riwayat hidup lengkap Soepardi hingga buku ini dibuat |
|
Berikut catatan riwayat hidup lengkap Soepardi, Dari tahun 1944 dia bergabung dengan Heiho hingga tahun 1957 saat dia mendapatkan kenaikan gaji di TNI menjadi 82,50 rupiah |
|
Pada halaman 10 terdapat catatan dinas Soepardi. Ada 3 catatan yang diawali pada tahun 1951 saat dia mendapatkan penetapan status sebagai prajurit TNI |
|
Halaman 15 tentang catatan perubahan keluarga. Kita bisa melihat selain Boedijono dan Sijami, ada tambahan anak ketiga pada tahun 1956 yaitu Prajitno yang lahir di Salatiga |
|
Pada halaman 19, kita bisa melihat kolom pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter |
|
Halaman 20 mengenai kacamata |
|
Halaman 21 mengenai pengobatan gigi |
|
Dan untuk halaman terakhir atau halaman 22 terdapat daftar isi buku.
Selain itu, di setiap buku dinas, terdapat amplop mini yang berisikan foto atau klise film untuk indentitas pemilik |
|
Namun uniknya, untuk Soepardi disini klise film bukanlah milik dia. Melainkan ... |
|
Klise film seorang wanita, kita bisa mengasumsikan bahwa wanita disini adalah istrinya sendiri yaitu Temu.
Talking about romantic soldier in here |
|
Kover belakang buku |
Setelah semua penjelasan disini, kita bisa mendalami dan mengerti seperti apa buku dinas milik TNI pada masa lalu. Selain itu pula, kita juga bisa melihat bagaimana hubungan antara Soepardi dan Temu sendiri. Meskipun mereka berbeda umur 9 tahun, namun ini tidak menjadi penghalang bagi Soepardi untuk tetap mencintai istrinya. Yang terbukti dengan disimpannya klise film istrinya didalam buku dinasnya.
Untuk usia buku sendiri, sayangnya tidak terdapat bukti tertulis kapan buku ini dikeluarkan dan diberikan kepada para tentara TNI. Namun untungnya masih ada berbagai jalan untuk mengidentifikasi usia buku ini. Yang pertama adalah dari tulisan "Model Pres 55", kita bisa mengasumsikan bahwa nomor tersebut bisa berarti tahun keluaran buku. Yaitu tahun 1955. Asumsi penunjang lainnya adalah catatan anak Soepardi pada awal buku, yang menunjukkan bahwa pada tahun 1954 dia masih mempunyai 2 orang anak. Sedangkan pada halaman catatan perubahan keluarga, pada tahun 1956 sudah terdapat tambahan anak dan tulisan menggunakan tinta warna berbeda. Ini membuktikan bahwa buku ini keluar pertama kali pada tahun 1955.
Usia: 1955.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar