Oude Indonesie

Oude Indonesie
Nederland oost-indië hier komen we!

Zoeklicht

Zoeklicht
We zullen de kolonie te verdedigen!

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?
Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Minggu, 25 Maret 2018

Sang Heicho dengan Anak Buah Indonesianya

Mungkin anda bertanya - tanya. Apa arti atau maksud kata "Heicho" pada judul blog bukan? Heicho atau dalam tulisan kanji adalah 兵長 tidak lain adalah pangkat Lance Corporal dalam Angkatan Darat Kekaisaran Jepang. Jadi anda sekarang bisa mengerti apa yang akan saya perlihatkan disini? Benar, berikut adalah foto pada masa pendudukan Jepang!
Foto yang merupakan foto militer pertama saya pada masa Jepang ini memperlihatkan beberapa orang Indonesia yang mengelilingi 2 orang Jepang.


Orang desu   berikut sudah pasti adalah tentara Jepang. Terlihat dari pangkat pada kerah dia. Selain itu pula topi sen bou yang dia kenakan memperlihatkan bahwa dia dari Rikugun alias Angkatan Darat. Tentang pangkat selain Heicho ada pula sebutan untuk pemegang pangkat ini. Sebutan yang lain ialah Gocho Kimmu Jotohei (伍長勤務上等兵) yang berarti Kopral Junior, Serdadu Senior Pelaksana Kopral atau Prajurit Utama.
Sumber

Hiiii ompong, yang penting tetap pede

Untuk orang Jepang lainnya, uniknya tidak ada satupun pangkat yang terpasang pada kerahnya. Ada kemungkinan dia adalah orang sipil yang diperbantukan oleh militer. Entah sebagai penasihat atau tenaga pembantu.
Disini mungkin kita penasaran.
Apa yang tentara Jepang lakukan disini?
Apa latar belakang dari foto ini?
Apa ceritanya?
Jawabannya terletak pada sen bou yang dikenakan oleh beberapa orang Indonesia disini.

Jika anda perhatikan emblem pada sen bou orang pribumi disini tidak sama dengan bintang sudut lima rikugun. Melainkan berbentuk segitiga dengan semacam 3 bagian berwarna putih pada tiap ujung emblem. Sayang karena fotonya terlalu kecil, alhasil kita tidak akan tahu dari kesatuan mana emblem ini berasal. Namun bentuk emblem sendiri serupa dengan logo Mitsubishi.
Sumber

Hanya saja, warna berlian pada emblem adalah putih bukannya merah. Apakah orang Indonesia disini adalah pegawai pabrik? Jika benar maka sang orang sipil Jepang bisa jadi adalah penerjemah. Sedangkan sang Kopral bisa jadi adalah mandor. Kemungkinan ini tercermin dari emblem lingkaran yang dia kenakan pada seragam. Meskipun emblem tersebut berbentuk tidak sama namun bagian dalam emblem tersebut serupa dengan yang dipakai oleh para pegawai pabrik. Semacam 3 garis putih atau tidak mungkin adalah 3 berlian.

Dari bahasa tubuh yang terlihat kemungkinan sang Kopral mempunyai wibawa yang tinggi. Dimana bawahan pribuminya terlihat sangat serius dalam berfoto. Bahkan sang orang sipil Jepang juga tetap memperlihatkan keseriusannya. Dimana waktu adalah uang bahkan dalam waktu istirahat seperti untuk berfoto sekalipun. Bukti dari waktu istirahat terlihat dari seragam Tipe 98 Tropis kedua orang Jepang tersebut yang tidak rapi (Seragam  serupa bisa dicek disini). Satu - satunya yang bisa ceria disini hanyalah sang Kopral. Bagaimana tidak, dialah sang pemegang wewenang. Jika ada anak buahnya yang teledor maka hukuman segera menimpa mereka. Meskipun begitu, ada kemungkinan sang Kopral ingin memecah dinginnya suasana dengan mencoba tersenyum meskipun dia harus rela memperlihatkan gigi ompongnya.
Jadi inilah sebuah saksi bisu dari masa penjajahan Jepang. Saksi dari sebuah usaha Jepang untuk memajukan industri militernya di tanah jajahan. Serta saksi dari "kebersamaan" antara orang Jepang dengan orang pribumi diluar propaganda ...


Usia: 1942 - 1945

Tidak ada komentar:

Posting Komentar