Kali ini saya memperkenalkan semacam
thread baru. Untuk berbagai macam foto yang memperlihatkan sebuah event, disini saya namai
Once Upon A Time.
 |
I stole this gif from a tv show XDD |
Kita menuju ke daerah ini
Dari daerah itu, kali ini kita akan membahas satu lembar album foto kuno ini.
Untuk foto pertama yaitu tentang event yang terlihat penting dimana ada beberapa orang yang memakai pakaian yang sangat elegan berkumpul. Disini kita bisa melihat mereka berkumpul di depan undak-undakan sebuah bangunan yang berdesain Eropasentris.
Awalnya saya sempat bertanya-tanya, apa makna foto ini. Apa arti yang terkandung dibaliknya. Pada akhirnya setelah melalui berbagai penyelidikan, akhirnya terkuak juga apa maksud dari foto ini. Sebagai pendahuluan, mari kita melihat orang-orang non pribumi disini:
Untuk orang pertama, kita bisa melihat seorang Eropa yang kemungkinan besar adalah orang Belanda karena dia memakai seragam. Dibandingkan orang Belanda lainnya yang setelah ini akan saya singgung, ada kemungkinan dia adalah Asisten Residen.
Untuk orang di tengah, ada kemungkinan atasan dari orang sebelumnya. Bisa jadi adalah Tuan Residen. Hiasan pada seragamnya juga lebih semarak daripada bawahannya. sebenarnya saya tahu apa nama seragam yang dipakai oleh Residen dan wakilnya ini, hanya saja satu-satunya informasi berada pada situs yang melarang untuk menyebarluaskan informasi tersebut secara elektronik alias online :(
Untuk orang berikutnya, dia adalah perwira KNIL. 3 Bintang pada kerah yang terang pada foto hitam putih disini dan juga 4 gombyok pangkat pada bahunya, menandakan dia berpangkat kolonel. Ada kemungkinan kolonel yang memakai seragam Groot Tenue Blauwe Atilla ini adalah komandan Garnisun setempat. Dia juga membawa topi kepi lengkap dengan hiasan jambul putih yang menandakan bagian seragam Groot Tenue Jika saja saya memiliki Regeerings Almanak, saya bisa mengidentifikasi semua orang Belanda disini :((
 |
Kita bisa melihat sang kolonel disini pernah ikut dalam sebuah operasi militer KNIL. Ini ditandai dengan adanya medali Ereteken voor Belanjgrijke Krijgsbedrijven. Disini dia terlihat pula membawa sebilah pedang. Pedang tersebut memang seperti klewang yang sudah menjadi standar pedang KNIL pada masa itu. Namun dilihat dari terlalu terangnya rangka pelindung tangan (basket) dan terangnya sarung pedang tersebut berarti sarung terbuat dari bahan metal, dapat disimpulkan pedang perwira tersebut adalah Sabel Koninklijke Marechaussee M1913. Mungkin kata marechaussee atau marsose merupakan kata kolonial terkenal kedua setelah kompeni yang berasal dari compagnie |
Setelah para Hollander XD, saatnya kita melihat para pribumi disini:
Jujur saja awalnya saya merasa kesulitan dalam mengidentifikasi mereka-mereka ini. Saya awalnya berpatokan pada pakaian kebesaran yang mereka kenakan. Setelah melalui pengecekan mendalam akhirnya atau paling tidak saya mendapatkan beberapa petunjuk.
Untuk yang pertama adalah
Sultan Aji Muhammad Parikesit dari
Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura. Berkat identifikasi raja inilah, saya mengambil kesimpulan bahwa foto ini adalah acara di Kalimantan Timur yang pada akhirnya kesimpulan final saya menjadi acara Raja - raja di
Koetei en de Noord-oost Kust van Borneo atau Kalimantan Pesisir Timur Laut dan Kutai.
 |
Seragam yang sama digunakan pada foto ini |
Yang kedua, menurut koreksi dari salah seorang pengunjung, tokoh yang berada di belakang Residen adalah Sultan Muhammad Aminuddin dari
Kesultanan Sambailung.
 |
Foto lain dari Sultan Muhammad Aminuddin bisa dicek disini |
 |
Sayang sekali tidak ada foto Sultan Kasimuddin dengan pakaian sama seperti di atas. Foto lainnya memperlihatkan dia dengan topi yang berbeda. Namun pakaian pelanjutnya yaitu Sultan Maulana Muhammad Jalaluddin dapat dibilang sama dengan pada foto di atas |
Untuk Sultan yang berikutnya, sama seperti informasi dan koreksi untuk Sultan Muhammad Aminuddin, tokoh pada foto ini adalah Sultan atau ningrat dari
Kesultanan Paser. Sebagai tambahan informasi saja, Paser saat itu tidak menjadi bagian dari daerah
Residensi Koetei en de Noord-oost Kust van Borneo. Karesidenan ini tidak lain adalah Karesidenan yang membawahi Kesultanan Kutai Kartanegara, Kesultanan Sambailung, Kesultanan Bulungan, dan Kesultanan Gunung Tabur. Ada kemungkinan ningrat Paser ini diundang oleh Belanda. Di waktu yang sama pula, Paser sendiri sudah tidak mempunyai Sultan sejak tahun 1918. Ini diakibatkan dari kekalahan Paser melawan Belanda dalam
perang yang berlangsung sejak tahun 1906 hingga tahun 1918. Sultan terakhir mereka yaitu
Sultan Ibrahim Khaliluddin sudah dibuang oleh Belanda. Selain itu pula,
beberapa ningrat mereka juga ikut dibuang.
 |
Ngomong-ngomong tokoh ini mirip om saya XDD |
Jika anda bertanya - tanya, siapakah tokoh di belakang Sultan Aji Muhammad Parikesit, kemungkinan orang ini adalah ningrat Kutai. Ada kemungkinan ningrat ini adalah
Aji Muhammad Hasanuddin yang bergelar Aji
Pangeran Sasranegara dan Pangeran Mangku Negara.
Setelah foto - foto Sultan, untuk foto kedua adalah jujur saja foto terindah yang saya punya. Karena memperlihatkan efek dari hiasan lampu pada sebuah jembatan. Sayangnya saya belum bisa mengidentifikasi apa jembatan ini, namun ada kemungkinan jembatan ini terletak di Kalimantan.
 |
Kita bisa melihat adanya hiasan bentuk mahkota pada bagian tengah jembatan |
Menurut informasi yang saya terima dari pengunjung, acara pada foto adalah pertemuan para Sultan sekalimantan. Pertemuan itu sendiri dikepalai oleh Residen W.G. Moggenstrorm (
W.G. Morggeustrom?) dan dari pihak KNIL diwakili oleh Komandan Militer Kalimantan yaitu
Kolonel E.A. Steinmentz (E.A. Steinmetz?). Namun banyak pertanyaan tentang dari tahun kapan foto ini diambil. Jika kita melihat dari Sultan-Sultan yang ada, kunci dari identifikasi terletak pada Sultan Kasimuddin dan Parikesit. Kasimuddin tercatat terakhir kali bertahta pada
bulan Oktober 1924, sedangkan Sultan Parikesit mulai bertahta pada bulan November 1920. Maka jawaban kapan foto ini diambil berada pada rentang waktu 1921 hingga 1924. Jika benar foto ini diambil pada tahun 1924, dapat dibilang foto ini menjadi saksi bisu bulan-bulan terakhir hidupnya Sultan Kasimuddin ...
Usia: 31 Agustus 1921 - 31 Agustus 1924