Oude Indonesie

Oude Indonesie
Nederland oost-indië hier komen we!

Zoeklicht

Zoeklicht
We zullen de kolonie te verdedigen!

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?
Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Kamis, 24 September 2015

Once Upon A Time - Foto Yamato si Moen

Selamat datang di edisi Once Upon a Time terbaru ini. :3

Setelah dari Borneo atau Kalimantan, kita menuju ke daerah ini

Dan kali ini kita akan membahas sebuah cerita dari amplop foto di bawah ini:

Apakah anda sudah bisa menerkanya? Ya, amplop foto ini adalah dari studio foto Yamato milik orang Jepang di Surakarta. Tepatnya di daerah Kretekgantoeng (Kreteg Gantung). Jika kita lihat secara seksama ada sesuatu yang ditutupi dengan balok hitam. Dibalik balok hitam tersebut terdapat tulisan M. OHKI. Kemungkinan tulisan tersebut adalah pemilik lama studio foto ini. Selain itu pula nomor telepon lama milik M. OHKI yaitu no 33 diganti dengan nomor 727. Bisa diambil kesimpulan bahwa ada pemilik baru Yamato setelah Ohki dan daripada mengganti amplop foto maka dia hanya menutupi nama Ohki dan juga mengganti nomor teleponnya. Tentang nomor telepon, ada kemungkinan juga ini diganti karena pergantian dari Pemerintahan.
Saat kita membuka amplop ini, seperti kompetitornya yaitu Gevaert, terdapat penawaran dan promosi bagi para pelanggan.

Untuk sebelah kiri terdapat penawaran untuk frame atau bingkai foto. Untuk frame oval terdapat bahan kayu mahoni, kayu sonokeling, sepuh perunggu, sepuh perak, dan bahan-bahan lainnya. Terdapat penawaran pula untuk album foto, kamera dan aksesori foto lainnya.
Sedangkan untuk bagian amplop sebelah kanan terdapat penawaran menarik untuk para fotografer amatir. Bagi mereka yang mencetak foto dengan total biaya 10 florin atau gulden akan mendapat bonus satu klise untuk dicetak. Selain itu pula terdapat servis gratis untuk perbesaran foto. Jujur saja menurut saya penawaran untuk fotografer amatir tersebut sangatlah menarik. 
Tentang fotografer amatir tersebut kita akan mengenalnya di bagian berikut ini.

"Moen". Siapakah dia? Dilihat dari bentuk tulisan yang beda dengan yang ada di bagian penghitungan biaya. Ada kemungkinan Moen disini adalah sang pemilik foto ini. Terlihat pula, si Moen yang mendapatkan nomor order 565 mencetak foto dengan ukuran 6 x 9. Alhasil dia dikenai biaya sebesar 40 sen disini.
Saat kita membuka amplop ini, terdapat 3 kertas klise dan 1 kaca klise (!). Jujur saja ini baru pertama kalinya saya mendapatkan kaca klise. Dan juga memegangnya langsung. Terakhir kali saya melihat kaca klise yaitu pada kantor arsip Pakualaman di Yogyakarta. :D

Untuk kaca klise ini, laiknya klise lainnya, jika kita menerawangnya di tempat terang maka kita bisa melihat seperti apa foto tersebut.

Dan setelah saya memotret klise tersebut dengan kamera DSLR dan mengeditnya dengan photoshop, voila! Kita bisa mengetahui seperti apa foto pada klise tersebut!
Untuk klise pertama, sebuah bangunan dengan cerobong asap yang tinggi. Apakah ini pabrik gula?

Untuk klise kedua, deretan mobil kuno dari era 1920an - 1930an. Jika kita melihat seksama, kita bisa melihat plat nomor masing-masing mobil. Plat nomor "AD" menandakan nomor mobil dari Karesidenan Surakarta. 
Apakah anda bisa membantu saya disini untuk mengidentifikasi mobil-mobil disini? 

Untuk klise ketiga, kita bisa melihat sekumpulan orang. Adanya hiasan dan terlihat orang berkumpul didalam bangunan, apakah terdapat acara semacam selamatan?

Sedangkan untuk kaca klise, inilah dia, 2 anak muda yang berpose kemungkinan di Studio Yamato sendiri. Kenapa studio foto? Karena hiasan tirai jendela yang terlihat datar, semacam lukisan belaka
Yang menjadi pertanyaan, yang manakah si Moen disini? Apakah dia orang di sebelah kanan yang juga di tengah jika dilihat dari perspektif foto? Protagonist sometimes chose to be in the centre of the story. But sometimes there's some protagonist who shy enough and prefer to play behind the curtain. Jadi bisa saja si Moen adalah orang di sebelah kiri. Tapi ya tetap saja, pertanyaan ini tidak akan pernah bisa terjawab ...

Setelah melihat semua foto-foto disini, muncul pertanyaan apakah cerita yang ada disini? Mungkin ada satu jawaban pasti. Si Moen mungkin bersama orang tuanya menghadiri sebuah acara di dekat pabrik gula. Apakah acara tersebut berupa selamatan para pegawai pabrik gula yaitu selamatan giling tebu? Acara ini diadakan setiap awal bulan April dimana masa panen raya tebu tiba. Ritual tersebut diadakan sebagai pertanda dimulainya musim giling tebu dan sebagai wujud ucapan syukur. 
Namun tetap saja ada pertanyaan yang belum bisa dipecahkan. Yaitu di pabrik gula mana si Moen foto disini. Tasikmadu? Colomadu? Gondang Winangun? Mojo? atau mungkin pabrik gula lainnya? Pertanyaan yang susah dijawab memang. Tetapi paling tidak, kita bisa mengetahui ada semacam sejarah unik yang tersimpan di klise-klise ini.


Usia: 1920an - 1930an

Tidak ada komentar:

Posting Komentar