Oude Indonesie

Oude Indonesie
Nederland oost-indiƫ hier komen we!

Zoeklicht

Zoeklicht
We zullen de kolonie te verdedigen!

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?
Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Jumat, 01 September 2017

Kenang - Kenangan Invaliden - Sersan Ichwan

Untuk cerita invaliden kali ini dapat dibilang berbeda. Dibandingkan dengan cerita - cerita sebelumnya, saksi kali ini yang bernama Sersan Ichwan dari kesatuan yang tidak diketahui menceritakan tentang pengalamannya saat tertangkap. Lebih tepatnya sudah jatuh tertimpa tangga, sudah cacat masih ditawan oleh Belanda.
Pada tanggal 5 Juni 1946, pagi - pagi benar semua pasukan mengadakan gerakan terhadap kota Bandung. Tegallega menjadi front. Hujan peluru dimana saja tidak kami hiraukan. Terus maju menuju Bandung Utara dimana kamp Belanda berada. Kami bertiga masuk ke selokan dan masing - masing membawa sepucuk karaben. Bukan main girang hati kami bertiga, waktu kami keluar, kami sudah berada dekat alun - alun kota Bandung. Tembakan dilakukan baik dari pihak kami maupun pihak lawan. Tiba - tiba tank, bren carrier datang membantu dari jurusan Groote Postweg. Rentetan tembakan dilepaskan dari bren carrier. Mortir ditembakkan dari kedua belah pihak. Bukan main. Pasti kota Bandung hancur pikir kami pada waktu itu. Entah ... entah apa yang telah terjadi. Saya sudah tertangkap oleh Belanda dalam keadaan berlumuran darah. Beberapa jenazah pihak kita bergelimpangan dan saya-pun terbaring disamping seorang penjaga Belanda. Bukan main panas sinar matahari, Haus karena sejak pagi belum makan dan minum. Darah keluar tak tertahankan lagi, saya minta air kepada penjaga Belanda. Jawabnya: "Biar mati kau!". Terpaksalah saya minum ... darahku sendiri. Haus-pun hilang namun perut menjadi panas mendidih.Truk datang, semua tawanan dibawa, hanya seorang yang terluka. Yaitu saya sendiri, lainnya sehat dan gagah. Kami semua tak gentar. Truk menuju ke Cimahi. Bukan main sakit badanku pada waktu truk berjalan dengan kerasnya karena takut serangan gerilya. Seorang pengawal Belanda mengatakan, disini banyak gerilya, sopir disuruh keras sedikit. Ah penakut bukan main Belanda ini!Semua turun, diperiksa satu persatu, tidak seorang luput dari tamparan dari Belanda Indo. Semua masuk tawanan, hanya saya yang diangkut oleh palang merah ke rumah sakit. Saya dioperasi, tangan kiri hilang! Cacat ....Lima bulan di Cimahi, dua bulan dalam rumah sakit. Bukan main penderitaanku. Belum pernah sehari merasa segar badan saya ini. Makan kurang dan minum kurang. Air mandi tidak ada. Kesehatan selalu terganggu. Kerja berat. Pada suatu pagi, semua dipanggil, katanya akan diperiksa. Satu demi satu dimasukkan dalam kamar. Keluar kamar, berlumuran darahnya. Truk - truk menunggu. Kata seorang teman prajurit. Kita semua akan dikubur hidup - hidup. Semua diangkut, 58 orang. Truk menuju ke stasiun. Semua naik gerbong kelas kambing. Rapat ditutup seperti ikan sarden dalam kaleng. Memang Belanda pandai menyiksa, sepertinya belajar pada waktu pendudukan Jerman.Kereta api bergerak, entah kemana. Tak seorangpun mengetahuinya. Hingga petang hari semua tidak makan, dianggap sudah mati barangkali akan dibuang ke laut. Betul, kereta api berhenti. Semua jendela dibuka. Bukan main keras penjagaannya. Bayonet dan bren gun selalu diacungkan. Entah dimana kita sekarang namun yang pasti masih di tanah air. Hawanya nyaman. Ditepi laut. Sebentar kemudian malam tiba. Semua pengawal membawa senter. Perahu motor menunggu. Rombongan dibawa ke ... Nusakambangan!Pagi benar kami dikumpulkan. Rombongan dibawa ke tepi rawa. Kata seorang teman, kita akan mati sekarang karena Belanda biasa menembak tawanan di daerah seperti ini. Namun kami diperbolehkan minum dan mandi, memakai ... air rawa. Siang kami diperiksa. Diseluruh Nusakambangan ada lebih dari 10 penjara. Ada yang bentuknya seperti gua terbuka, ada juga yang seperti hotel. Ah, Belanda bukan main kejamnya. Katanya mungkin agar tidak ada orang yang tahu akan kekejaman Belanda. Setiap hari ada yang disulap menjadi jenazah. Pandai menjadi dokter malah main sulap. Mudah mengobati manusia dengan sebuah peluru. Ah ... banyak pula yang invalid, akan tetapi bukan karena peluru, namun karena siksaan. Kerja berat, makan dan minum sedikit. Satu - satunya harapan ... lari terjun ke lautan yang luas.

Usia: 1950

Tidak ada komentar:

Posting Komentar