Oude Indonesie

Oude Indonesie
Nederland oost-indiƫ hier komen we!

Zoeklicht

Zoeklicht
We zullen de kolonie te verdedigen!

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?
Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Rabu, 02 September 2015

Dasar - Dasar Semangat Nippon Oleh Mr. Soedjono

Berikut mungkin salah satu koleksi saya yang paling unik. Mengapa unik? Karena koleksi ini adalah pidato atau bahan rapat dari Mr. Soedjono yang kemungkinan disini adalah tokoh pro-Jepang pada masa pendudukan Jepang. Setelah saya cek di google, ada kemungkinan Mr. Soedjono sendiri adalah seorang tokoh partai Perindra (kelak dia bergabung dengan PNI) yang juga guru Bahasa Indonesia di Tokyo. Bahkan sebelum Perang Dunia II pecah, dia sudah tinggal lama di Jepang. Saat kekuasaan Hindia Belanda berpindah ke tangan Jepang, Soedjono sempat meminta bantuan Achmad Soebardjo untuk menyusun memorandum singkat sebagai petunjuk hubungan dengan Sanseikanbu atau Pemerintah Militer Jepang. Nantinya pada masa revolusi kemerdekaan, dia menjadi Sekretaris Jenderal Delegasi Indonesia.
Kembali ke arsip, isi dari tulisan Soedjono ini sudah pasti sangat mendukung Jepang dan mendukung hubungan antara penduduk Indonesia dengan Pemerintahan Jepang. Sistem kekeluargaan Jepang juga disinggung disini, agama Shinto, Bushido dan kuil Yasukuni juga tidak ketinggalan diangkat oleh Soedjono. Uniknya pula, Soedjono memasukkan beberapa tokoh terkenal disini. Seperti tokoh Tionghoa Kong Fu Tse atau Kong Qiu alias Confucius,  Kaisar Meiji dan Laksamana Heihachiro Togo. Lebih uniknya lagi, dia juga memasukkan sejarah singkat munculnya Jepang dan Dewi Amaterasu, hebatnya lagi dia menceritakan legenda tersebut dalam bahasa Jepang: 
"Asi-hara chii-ho aki no mizuho no kuni wa. 
Kore wa ga sison no kimi taru beki chinari. 
Yoroshiku nanji koosinyaite sirase. Sakiku. 
Hooso no sakae masan koto. 
Masa ni tendjoo to tomo ni kiwamari nakarubesi."
Rasanya aneh, saya mengetik bahasa Jepang in disaat yang sama saya mendengarkan musik Jepang XD
For the non Bahasa Indonesia speaker visitor who interested in reading this, since this essay its extremely long for me to rewrite it in modern Bahasa Indonesia, so unfortunately you have to rewrite it by yourself. And check this wiki to check the differences between the modern Bahasa Indonesia with the Dutch - Japanese era Bahasa Indonesia used in here. Good luck and may the history force be with you. lol
Sepertinya saat itu Soedjono tidak mengira jika tulisannya lebih panjang daripada ukuran kertas. Maka ada bagian kalimat yang terpotong. Maka tidak ada cara lain, Soedjono langsung menuliskan kalimat yang terpotong pada bagian kiri pidato. Talking about last ditch effort

Sekilas tidak terlihat kapan ini dibuat. Namun salah satu kalimat di notulen ini memberikan jawaban pasti kapan ini dibuat. "2602" ... ya arsip ini dibuat pada tahun 1942 atau awal-awal pendudukan Jepang di Indonesia. Terlihat optimisme dan dukungan kepada Pemerintahan Jepang yang dianggap pembebas pada saat itu. Namun malang bagi mereka termasuk Soedjono sendiri, kenyataan di lapangan beberapa tahun kemudian memberikan kenyataan yang berbanding terbalik ...


Usia : dibuat pada tahun 1942.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar