Baru-baru ini saya mendapatkan buku karangan Zainal Rasjid berjudul Tanggal Repolusi Indonesia.
Meskipun dalam kondisi LWO, namun buku yang diterbitkan oleh penerbit Bakti di Medan pada tahun 1951 ini berisi tentang informasi dan kabar penting yang ada hubungannya dengan Revolusi Kemerdekaan Indonesia. Buku cetakan ke-7 ini memuat kejadian penting yang terjadi dari tahun 1945 hingga tahun 1950. Dan jika kita menilik bahwa buku tersebut adalah cetakan ke-7, ini membuktikan bahwa buku tersebut sangatlah populer pada masanya.
Ada beberapa informasi menarik yang tertera pada buku ini dan mungkin bisa membantu anda memahami bagaimana situasi Indonesia pada saat itu. Yang uniknya pula, informasi yang ada dapat dikatakan masih segar karena baru terjadi beberapa tahun sebelumnya. Maka tiap bulannya saya akan membuat post tentang buku ini, kali ini saya akan mulai pada bulan Desember. Mengapa saya mulai pada Desember? Karena disesuaikan dengan bulan saya membuat post ini. Ini juga berlaku dengan bulan-bulan berikutnya. Jadi bagi anda yang ingin tahu dengan bulan November, maka anda harus bersabar hingga bulan November tahun 2016 hehehe.
Oh dan perlu diperhatikan, kalimat pada tiap entry buku ini sudah saya ganti ke ejaan bahasa Indonesia modern:
Meskipun dalam kondisi LWO, namun buku yang diterbitkan oleh penerbit Bakti di Medan pada tahun 1951 ini berisi tentang informasi dan kabar penting yang ada hubungannya dengan Revolusi Kemerdekaan Indonesia. Buku cetakan ke-7 ini memuat kejadian penting yang terjadi dari tahun 1945 hingga tahun 1950. Dan jika kita menilik bahwa buku tersebut adalah cetakan ke-7, ini membuktikan bahwa buku tersebut sangatlah populer pada masanya.
Ada beberapa informasi menarik yang tertera pada buku ini dan mungkin bisa membantu anda memahami bagaimana situasi Indonesia pada saat itu. Yang uniknya pula, informasi yang ada dapat dikatakan masih segar karena baru terjadi beberapa tahun sebelumnya. Maka tiap bulannya saya akan membuat post tentang buku ini, kali ini saya akan mulai pada bulan Desember. Mengapa saya mulai pada Desember? Karena disesuaikan dengan bulan saya membuat post ini. Ini juga berlaku dengan bulan-bulan berikutnya. Jadi bagi anda yang ingin tahu dengan bulan November, maka anda harus bersabar hingga bulan November tahun 2016 hehehe.
Oh dan perlu diperhatikan, kalimat pada tiap entry buku ini sudah saya ganti ke ejaan bahasa Indonesia modern:
DESEMBER
1945
5 - Benteng Banyubiru dikuasai rakyat kembali.
15 - Ambarawa jatuh ketangan rakyat.
18 - Sudirman diangkat menjadi Panglima Besar T.K.R.
24 - Didapat persetujuan antara T.K.R. dan tentara Serikat, untuk melucuti senjata Jepang dan pengangkutan APWI yang berada di daerah-daerah kekuasaan Republik.
26 - Percobaan pihak Belanda untuk membunuh Perdana Menteri Sjahrir, tetapi pistol yang diacungkan tidak meletus.
28 - Belanda mencoba pula membunuh Menteri Penerangan Mr. Amir Sjarifuddin, tetapi gagal.
30 - Beberapa ratus Marine Belanda mendarat di Tanjung Priok.
1946
7 - Belanda mengadakan aksi penyembelihan besar-besar di Sulawesi Selatan dibawah pimpinan Westerling. Rakyat yang tidak berdosa dibunuh dan ditembaki secara kejam, diduga 40.000 rakyat menjadi korban.
Belanda mengadakan konferensi Denpasar dengan maksud mewujudkan aliran federatif.
24 - Belanda membentuk Negara Indonesia Timur sebagai Negara Bagian.
1947
8 - Pembukaan perundingan Indonesia / Belanda atas anjuran Komisi Tiga Negara (KTN) diatas kapal perang Amerika Renville, sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB.
25 - Negara Sumatera Timur berdiri dengan besluit Pemerintah Belanda, dan mengangkat Dr. Mansur sebagai Wali Negara.
1948
4 - Delegasi menteri - menteri Belanda memberitahukan kepada P.M. Hatta, bahwa pemerintahnya tidak dapat menerima pendirian Republik Indonesia. Karenanya Pemerintah Belanda terpaksa membentuk suatu Pemerintah Peralihan tidak dengan Republik sebelum 1 Januari 1949.
12 - Pemerintah Belanda menghentikan semua perundingan dengan pihak Republik dibawah pengawasan K.D.B. sebab Republik tidak benar - benar mematuhi Gencatan Senjata.
16 - Wakil Indonesia di Dewan Keamanan PBB L.N. Palar mengusulkan untuk menempatkan soal Indonesia Belanda di dalam agenda.
17 - Delegasi Belanda mengirimkan radiogram kepada Merle Cochran, yang memerintahkan supaya Republik menerima usul-usul yang telah dimajukan.
18 - Delegasi Belanda mengirimkan memorandum kepada Republik yang menyatakan bahwa mulai tanggal 19 Desember, 1948, pihak Belanda tidak terikat lagi dengan persetujuan Gencatan Senjata.
19 - Sesudah malamnya Dr. Beel Wakil Agung Mahkota buat Indonesia menyatakan dalam pidatonya, bahwa Pemerintah Belanda tidak terikat lagi dengan persetujuan Renville, angkatan perang Belanda bergerak menyerbu Yogya, dari udara menyerang dengan pasukan payung.
Presiden dan Wakil Presiden dan beberapa Menteri - menteri ditangkap dan diasingkan keluar pulau Jawa. Mula-mula dipisah - pisahkan kemudian disatukan di Bangka.
Presiden memindahkan kekuasaan untuk memutar roda pemerintah Darurat Republik kepada Sjarifuddin Prawiranegara di Sumatera.
29 - T.N.I. melakukan serangan gerilya yang pertama dan besar - besaran terhadap Jokjakarta.
1949
1 - Menteri-menteri Belanda Stikker dan Schaik datang ke Indonesia, mengadakan pembicaraan dengan Presiden Soekarno dan Sultan Yogya, mengenai soal penyerahan kedaulatan yang boleh diharapkan akan berlangsung tanggal 27 Desember 1949, dan juga tentang kerja sama dihari kemudian.
Panitia Persiapan Nasional dibentuk untuk menyelenggarakan sesuatu pekerjaan mengenai waktu peralihan.
16 - Setelah KNIP dan Dewan Perwakilan Sementara dari negara - negara bagian meratifikasi hasil K.M.B. dilangsungkanlah pemilihan Presiden RIS di Kepatihan Yogya, yang jatuh kepada Presiden Soekarno sebagai Presiden RIS yang pertama.
19 - Di "Sitinggil" dimana pada masa lampau Sultan - sultan Yogya dinobatkan, Ir. Soekarno sebagai Presiden Pertama mengangkat sumpahnya diatas Undang - Undang Dasar Sementara, dengan disaksikan oleh Mr. Dr. Kusuma Atmadja (ketua Mahkamah Agung Republik), K.R.T. Kamaludinrat (Kyai Penghulu Besar) dan Mr. Sugijopranoto.
Pengangkatan sumpah Presiden tersebut dihadiri oleh dua ribu undangan, sementara di luar tembok keraton berkumpul beribu-ribu orang.
16 - Setelah KNIP dan Dewan Perwakilan Sementara dari negara - negara bagian meratifikasi hasil K.M.B. dilangsungkanlah pemilihan Presiden RIS di Kepatihan Yogya, yang jatuh kepada Presiden Soekarno sebagai Presiden RIS yang pertama.
19 - Di "Sitinggil" dimana pada masa lampau Sultan - sultan Yogya dinobatkan, Ir. Soekarno sebagai Presiden Pertama mengangkat sumpahnya diatas Undang - Undang Dasar Sementara, dengan disaksikan oleh Mr. Dr. Kusuma Atmadja (ketua Mahkamah Agung Republik), K.R.T. Kamaludinrat (Kyai Penghulu Besar) dan Mr. Sugijopranoto.
Pengangkatan sumpah Presiden tersebut dihadiri oleh dua ribu undangan, sementara di luar tembok keraton berkumpul beribu-ribu orang.
20 - Kabinet RIS terbentuk, sebagai Perdana Menteri Drs. M. Hatta, dan susunannya adalah:
Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri : Drs. M. Hatta.
Menteri Dalam Negeri : Ide Gde A. Agung G. Agung.
,, Pertahanan : Sultan Hamengkubuwono IX.
,, Kehakiman : Prof. Mr. Dr. Supomo.
,, Perekonomian : Ir. Djuanda.
,, Keuangan : Mr. Sjafruddin Prawinegara.
,, Pendidikan : Dr. Abu Hanifah.
,, Kesehatan Rakyat : Dr. Leimena.
,, Urusan Lalu Lintas : Ir. Laoh , Sultan Hamid II.
,, Tidak berjabatan : Dr. Suparmo.
,, Penerangan : Arnold Mononutu.
21 - Ratu Juliana menandatangani undang - undang penyerahan kedaulatan kepada RIS, sesudah hasil - hasil KMB disetujui oleh eerste dan tweede kamer Belanda.
23 - Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Perdana Menteri Hatta berangkat ke Den Haag untuk menerima penyerahan kedaulatan.
27 - Ratu Juliana melakukan penyerahan kedaulatan di Den Haag kepada Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh P.M. Hatta.
Di Indonesia penyerahan kedaulatan dilakukan oleh W.T.M. Lovink kepada Sultan Hamengkubuwono selaku ketua Panitia Pengoperan Pemerintahan. Dan kedaulatan Republik Indonesia diserahkan pula kepada RIS oleh acting Presiden R.I. Mr. Assaat kepada Arnold Mononutu Menteri Penerangan R.I.S.
Dihari penyerahan yang bersejarah itu berkibarlah dengan megahnya Sang Dwi Warna Merah Putih di seluruh kepulauan Indonesia, sejak dari dusun yang kecil sampai ke kota yang besar. Dwi Warna telah menjalani nasibnya bertahun - tahun, naik dan turun, akhirnya dia naik juga ke angkasa melambai dengan bebasnya.
28 - Dengan pesawat Garuda Indonesia Airways, Bung Karno bersama keluarga meninggalkan kota Yogya menuju Jakarta, dan langsung menduduki Istana Gambir dibawah kibaran Sang Saka Merah Putih.
Pada hari kedatangan Presiden di Jakarta, ratusan ribu rakyat turut menyambutnya, rakyat yang cinta kepada Presidennya, yang ingin melihat wajahnya setelah 4 tahun berpisah, dipisahkan oleh politik Belanda.
Usia: 1951.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar