Oude Indonesie

Oude Indonesie
Nederland oost-indië hier komen we!

Zoeklicht

Zoeklicht
We zullen de kolonie te verdedigen!

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?
Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Kamis, 10 Maret 2016

Happy Birthday ! - Oei Poh Nio

Anda mungkin bertanya-tanya, siapa Oei Poh Nio disini? Well ... dia bukan orang terkenal, dia hanyalah seorang wanita Tionghoa biasa. Jika dilihat dari fotonya, dia terlihat seperti seorang ibu yang tabah. Namun yang menjadikan dia spesial disini bukanlah cerita hidup atau foto dia melainkan paspoort (paspor) Hindia Belanda yang dia miliki ini.



Dari luar, paspor dengan nomor urut 129 ini berukuran jumbo dibandingkan paspor masa kini. Selain itu pula, tampilan paspor juga terlihat biasa. Namun saat anda membukanya, anda bisa merasakan bahwa ini bukanlah buku biasa. Seperti yang tertera disini, Oei Poh Nio lahir di Cina atau yang saat itu masih merupakan Kekaisaran Dinasti Ching (Qing) pada hari ini 10 Maret, 117 tahun yang lalu atau pada tahun 1899. Bertempat tinggal di Pasar Besar atau Pasar Gede di Surakarta dia dikarunai 2 orang anak. Sie Son Kie yang lahir di Solo (Hore wong solo!) pada 27 Juni 1925 dan Sie Son Hie yang juga wong solo pada uniknya tanggal 26 Juli 1927 (27/6 dan 26/7, angka terbalik yang unik)

Pada tahun 1927, karena keperluan untuk kembali ke tanah airnya di Cina atau yang sekarang sudah berwujud Republik Cina, Oei Poh Nio harus mengurus paspor. Dia langsung mengurus ke kantor Residen Surakarta untuk pengurusan tersebut. Akhirnya pada tanggal 23 November 1927, paspor yang dibutuhkan sudah jadi dan ditandatangani oleh Sekretaris dan Residen sendiri. Uniknya tidak terlihat suami Oei Poh Nio sendiri. Apakah mungkin dia sudah mempunyai paspor sendiri dan untuk Oei Poh Nio beserta kedua anaknya dibuatkan paspor terpisah? Ataukah mungkin Oei Poh Nio adalah seorang janda? Hal yang tidak akan mungkin bisa terjawab. Namun satu hal yang pasti, paspor ini dibuat untuk tujuan ke Cina dan kembali ke Hindia Belanda. Uniknya juga, meskipun paspor terbagi menjadi 4 bagian bahasa yaitu Belanda, Prancis, Inggris, dan Jerman; hanya bahasa Belanda dan Inggris yang ditulis oleh Sekretaris Residen. Ini mungkin disesuaikan dengan tujuan negara sang pemohon yaitu Hindia Belanda dan Cina. Mungkin saja jika yang bersangkutan ke Prancis atau koloninya ataupula ke Jerman, mungkin bagian bahasa Prancis dan Jerman juga diisi.

Tidak ada catatan tambahan pada kertas kosong di bagian belakang paspor yang menunjukkan bahwa Oei Poh Nio hanya ke Cina dan kembali ke Solo serta tanpa ada kejadian yang perlu dicatatkan oleh pihak imigrasi. Ataukah mungkin Oei Poh Nio tidak jadi berangkat ke Cina? Banyak kemungkinan yang bisa kita hipotesiskan disini.

Setelah semua penjelasan diatas, mari kita cek paspor Hindia Belanda lainnya sebagai pembanding:
Paspor Batavia (Jakarta) berangka tahun 1922 ini berbeda dibandingkan dengan milik Oei Poh Nio.
Terdapat bagian kalimat yang menerangkan permintaan Pemerintah Hindia Belanda kepada pihak berwenang sipil dan militer luar negeri untuk memberikan bantuannya kepada sang pemegang paspor disini.
Apakah kalimat tersebut hanya berlaku kepada para pejabat Hindia Belanda berhubung sang pemegang adalah seorang Asisten Residen ? Ataukah kalimat tersebut hanya berlaku kepada para Hollander alias penduduk kulit putih Hindia Belanda? Atau mungkin Oei Poh Nio lahir di Cina dan bukannya di Hindia Belanda yang mengakibatkan dia hanya berstatus sebagai "tinggal di Hindia Belanda" dan tidak mendapatkan kewarganegaraan Hindia Belanda?
Kalimat tersebut belum ada pada paspor berangka tahun 1902
Sumber
Paspor milik seorang Kapitein der Genie (Kapten Zeni) KNIL dari Bandung ini juga mempunyai kalimat yang sama dengan paspor diatas. Paspor berangka tahun 1931.
Sumber
Paspor istri sang kapten diatas, juga memiliki kalimat serupa.
Sumber
Paspor seorang eerste luitenant der infanterie (letnan satu Infanteri) dari Bandung dan berangka tahun 1938 juga sama dengan 3 paspor diatas. Kalimat permintaan bantuan kepada pihak di luar negeri.
Sumber

Untuk hal terakhir, yang membuat paspor bersegel 5 gulden ini unik adalah tulisan kanji Cina pada sampul dalam paspor. Mungkin kanji tersebut adalah nama cina Oei Poh Nio. Mungkin saja tulisan itu, tulisan dia sendiri. Tulisan yang stylish tersebut membuat paspor ini bagi saya, tidak biasa.
Uniknya terdapat sebuah paku kecil yang terselip diantara halaman paspor. Jimat? Kenangan? Atau hanya penghias belaka? Oei Poh Nio meninggalkan sesuatu yang tidak biasa pula di paspornya ...


Usia: 23 November 1927

Tidak ada komentar:

Posting Komentar