Oude Indonesie

Oude Indonesie
Nederland oost-indiƫ hier komen we!

Zoeklicht

Zoeklicht
We zullen de kolonie te verdedigen!

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?
Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Sabtu, 27 Desember 2014

Kas boek Pamardi Poetri School

Sekolah Pamardi Putri adalah sekolah yang didirikan oleh Sunan Pakubuwono X untuk kepentingan pendidikan para putri kraton Kasunanan Surakarta. Sekolah ini dibangun pada tahun 1927, didirikannya khususnya kepada putri Pakubuwono X yaitu Gusti Pembayun. Dan hingga sekarang, sekolah ini masih tetap berdiri. sumber
Para lulusan sekolah ini sudah pasti para putri kraton, beberapa diantaranya bisa dicek disini
Koleksi saya ini tepatnya adalah buku keuangan dari medio 1933 hingga 1942 alias saat Jepang datang.

Cover buku

Kasboek Pamardi Poetri School Kraton 1933

Kertas woro woro alias pengumuman tentang perubahan biaya sekolah pada agustus 1941. Perubahan mungkin diakibatkan dari ekses jatuhnya Belanda ke tangan Jerman dan status perang Hindia Belanda saat itu

Peraturan biaya sekolah era kolonial. Murid dibagi menjadi 3 kelas dari berapa besar pendapatan orang tua mereka

Pengumuman dari Komisi Keuangan

Contoh isi kas boek. Urutan:
Kelas belajar, nomor induk, nomor urut, nama bapak, pendapatan bapak per-bulan, nama murid, besaran biaya, kapan membayar, kelas sang anak
Tentang nomor induk, uniknya disini masih ada anak yang memiliki nomor induk kecil. Meskipun saat itu sudah tahun ajaran 1933/34. Raden Ajeng Atikah yang bernomor induk 3 berada di kelas 7. Apa yang terjadi pada anak nomor 1, 2, 4, dan 6 yang tidak ada di buku ini? Apa mungkin mereka sudah lulus? Atau mungkin anak nomor induk 1 adalah Gusti Pembayun sendiri? Atau mungkin pemberian nomor induk belumlah lama? 

Semua ayah dari anak-anak ini bergelar ningrat semua. Dari Raden, Raden Mas, Raden Ngabehi, Ngabehi, hingga Bendara Kanjeng Pangeran Haryo

Salah satu putri dari orang kuat kraton. Raden Ajeng Tamasri dari Pangeran Kusumoyudo

Terkadang Kepala Sekolah ikut menandatangan

Kloter terakhir murid sebelum Jepang datang. Murid terakhir yang tercatat adalah Raden Ajeng Sri Rahayu. Namun dia keluar pada 1 September 1941. Maka murid terakhir adalah Raden Ajeng H. Aminah yang betahan hingga Januari 1942.
Jika kita lihat, pencatatan untuk tahun terakhir sebelum Jepang datang ini sudah tidak lengkap lagi. Gaji ayah dan biaya sekolah sudah tidak dicantumkan. Apa ada ketidakstabilan gaji pada masa itu? Yang akhirnya berimbas pada SPP yang ditarik??

Apakah Aminah benar-benar yang terakhir? Rupanya tidak, ada beberapa murid yang tetap bertahan. Para murid kelas belajar 2 tetap bertahan hingga 19 Februari 1942 atau sebulan sebelum Jepang datang ke Solo


Usia: dibuat mulai tahun 1933

Tidak ada komentar:

Posting Komentar