Oude Indonesie

Oude Indonesie
Nederland oost-indië hier komen we!

Zoeklicht

Zoeklicht
We zullen de kolonie te verdedigen!

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?
Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Minggu, 01 Januari 2017

Story Behind Letter - Parade Proklamasi


Untuk memperingati tahun 2017 yang baru ini, saatnya saya memperkenalkan tipe post yang baru, Story Behind Letter. Disini saya akan memperlihatkan isi dari sebuah surat atau kartu pos dalam koleksi saya. Ini bukan pertama kalinya saya membuat post seperti ini, karena saya sempat membuat post seperti lelang dan surat terakhir kepada orang yang dikasihi. Maka seperti yang sudah saya terangkan diatas, saatnya ada post tentang tema tersebut. Maka post pertama Story Behind Letter adalah kartu pos bercap stempel 22 Agustus 1950 berikut ini. Jujur saja, isi surat ini biasa saja. Namun yang tidak biasa adalah kalimat terakhir pada bagian muka kartu pos.
"Pada 17-8-45. Saja pun djuga melihat parade 17 agust, wah hebat betul deh, baru 1x ini saja melihat parade jg sebagus itu."

"Pada 17 Agustus 1945 saya juga melihat parade 17 Agustus. Wah hebat betul deh, baru kali ini saya melihat parade sebagus itu."

Sang pengirim yaitu Nurwanto di Jakarta bercerita kepada Suwarto yang ada di Solo bahwa dia sempat menyaksikan peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia. Meskipun peristiwa sudah berlalu 5 tahun namun Nurwanto yang beralamat di jalan Sumenep nomor 27 masih ingat dengan jelas peristiwa tanggal 17 Agustus 1945 tersebut. Dia menjelaskan bahwa pada hari itu, dia melihat parade yang sangat bagus untuk memperingati proklamasi kemerdekaan tersebut. Sayang saya belum menemukan cerita parade yang dilaksanakan pasca pembacaan proklamasi. Namun ada beberapa cerita menarik lainnya yang muncul pada tanggal sakral bagi rakyat Indonesia tersebut. Kembali ke Nurwanto, unik memang dia menjelaskan bahwa parade 17 Agustus 1945 adalah yang paling bagus yang pernah dia lihat seakan dia tidak pernah menyinggung tentang parade di masa Jepang maupun Belanda. Kemungkinan euforia kemerdekaan mempengaruhi penilaian Nurwanto disini. Sangat logis memang.


Usia: 1950

Tidak ada komentar:

Posting Komentar