Oude Indonesie

Oude Indonesie
Nederland oost-indië hier komen we!

Zoeklicht

Zoeklicht
We zullen de kolonie te verdedigen!

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?
Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Minggu, 26 Februari 2017

Wij Strijden Met De Teekenstift - Max Blokzijl Klimt Op Tot Hoofdredacteur

Monyet! Ini bukan maksud saya memaki anda, namun ini adalah makian Hofer kepada Max Blokzijl. Oh dan kembali lagi ke edisi Wij Strijden Met de Teekenstift.
Siapakah Max Blokzijl disini? Dia adalah seorang kolaborator Belanda. Bernama lengkap Marius Hugh Louis Wilhelm Blokzijl, penyanyi dan juga wartawan, dia sempat tinggal di Jerman dan kembali ke Belanda saat Belanda dikuasai oleh Jerman. Blokzijl juga menjadi anggota NSB (Partai Fasis Belanda) pada tahun 1935 dan nantinya menjadi kepala juru propaganda bagi rezim boneka NSB.
Tema dari gambar Hofer disini adalah peristiwa digantinya Hendrikus Colijn dari redaktur kepala koran protestan Belanda yaitu De Standaard. Colijn sendiri digambarkan oleh Hofer di sebelah kiri bawah gambar. Bagi anda yang mendalami sejarah KNIL atau perang kolonial di Hindia Belanda, nama Hendrikus "Hendrik" Colijn tidaklah asing di telinga anda. Karena dia sempat bergabung dengan pasukan Marechaussee (marsose) KNIL dan ikut serta dalam Perang Lombok dan Perang Aceh. Nantinya Colijn juga menjabat sebagai Perdana Menteri Belanda sebelum akhirnya diganti oleh Dirk Jan de Geer, nama yang tidak asing bagi Hofer disini. 
Kembali lagi ke Blokzijl, saat menjabat sebagai redaktur kepala de Standaard, dia juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Urusan Pers bagi NSB. Tugas dia disini sebenarnya lebih besar dari jabatannya karena dia secara efektif menguasai pers Belanda. Kolaborasi Blokzijl bagi Jerman tidak berhenti disitu saja. Dia juga menyiarkan siaran pro-Jerman di Radio Hilversum yang penuh dengan sentimen anti Inggris. Pada akhirnya Blokzijl harus membayar ini semua saat perang berakhir, dimana dia adalah kolaborator pertama Belanda yang dieksekusi.
Berbicara tentang nilai karya Hofer disini, seperti yang telah saya singgung diatas, lambang makian Hofer diatas dapat dibilang yang paling parah dibandingkan karya lainnya. Memang ada karya monyet Hofer lainnya yaitu saat dia menggambarkan Hitler. Namun pada gambar tersebut, Hitler sebagai monyet memang sesuai dengan beruang Stalin yang memperebutkan madu Bulgaria. Blokzijl sebagai monyet disini dapat dibilang tidak ada hubungannya sama sekali dengan bendera de Standaard. Mungkin Hofer sangat membenci figur Blokzijl disini, alhasil jadilah monyet Blokzijl dengan pantat hakenkreuz. Selain itu pula jika anda perhatikan bentuk awan, anda akan melihat sebuah wajah disitu. Wajah tersebut adalah Anton Mussert, Pemimpin NSB sebagai seorang setan ...

PS: Uniknya saat Max Blokzijl tinggal di Berlin, dia menerima penghargaan medali Ereteken voor Belangrijke Krijgsbedrijven. Menurut artikel berjudul "Het Atjeh-Kruis" yang dimuat di surat kabar Nieuwe Soerabaja Courant tertanggal 8 Januari 1929, saat itu Komandan KNIL yaitu H.L. La Lau merekomendasikan medali tersebut kepada Kementerian Koloni. Alasan yang diberikan karena Blokzijl bersama Jean Louis Pissuise (pionir kabaret Belanda) adalah jurnalis yang ikut meliput operasi militer tersebut. Sebenarnya pemberian medali ini sangatlah terlambat, karena artikel menyatakan bahwa Blokzijl mendapatkan medali tersebut dengan "sabuk" medali "Atjeh 1906 - 1910" alias saat operasi militer Aceh tahun 1906 hingga tahun 1910. Saat pemberian medali pula, Pissuise sudah meninggal karena ditembak. Mungkin keterlambatan ini diakibatkan dari status mereka sebagai rakyat sipil saat ekspedisi militer berlangsung. Menariknya lagi menurut artikel yang sama, Blokzijl saat itu adalah satu - satunya orang sipil yang dianugerahi medali Ereteken voor Belangrijke Krijgsbedrijven


Usia: 1941

Tidak ada komentar:

Posting Komentar