Serupa dengan post Barisan Madura, kali ini saya akan memperlihatkan artikel pasukan PETA dari sebuah majalah sezaman. Namun bedanya, saya juga akan menambahkan beberapa arsip dan buku koleksi milik saya.
Yang pertama adalah dari majalah Djawa Baroe. Majalah nomor 3 terbitan 1 Februari 1944 ini memuat tentang beberapa gambar menarik pasukan PETA.
Perwira PETA terlihat bersama seorang anak perempuan dan lelaki tua. Tentara tersebut saya sebut perwira karena dia membawa shin-gunto perwira. Selain itu pula, pada bahu terselempang 陸軍週番懸章 (rikugun shonba kensho - selempang dinas mingguan Angkatan Darat). Untuk selempang, ada 2 macam selempang yang dipakai oleh Angkatan Darat Jepang pada saat itu. Selempang warna kuning putih untuk perwira ajudan dan selempang warna merah putih untuk perwira dinas mingguan. |
Para rekrutan PETA sedang bercengkrama, terlihat seorang perwira dinas mingguan di latar belakang. Para perwira dinas mingguan betugas dari hari Sabtu siang hingga hari sabtu minggu berikutnya. Sebenarnya ada pula bintara dinas mingguan, ini dilambangkan dengan ban lengan dengan model yang sama dengan selempang. Kelengkapan yang dipakai oleh perwira dinas mingguan disini serupa dengan hierarki perwira, bintara, dan tamtama piket TNI pada masa kini
|
Para prajurit PETA menaiki sebuah kereta. Perhatikan klewang heiho yang dibawa oleh tentara di tengah. Perhatikan pula oang paling kanan yang memakai ban lengan dengan motif hinomaru. Ada kemungkinan dia adalah petugas kereta api |
Setelah majalah Djawa Baroe, koleksi kedua adalah dari diary (buku harian) Moechtar Al Moedjahidy dari Kauman Solo. Siswa sekolah Al Islam ini mencatat mars PETA dalam bukunya. Uniknya awalnya dia menulis judul mars tersebut dengan kalimat "Soeka Rela" (Sukarela) bukannya "Tentera Pembela".
Untuk mars di atas, kita jangan melupakan tentang buku Pembelaan Tanah Air.
Koleksi keempat, berasal dari buku Njioer Melambai oleh Isobe Yuji. Ada beberapa tulisannya menyinggung pasukan PETA disini.
"Pelindoeng boemi Indonesia genap setahoen" (Pelindung bumi Indonesia genap setahun). Pasukan PETA sempat berbaris di Higashi Hoko Dori dan membuat Isobe Yuji terkesima. |
"Kepada perdjoerit PETA" (Kepada Prajurit PETA). Ito Seiji, salah satu pemimpin PETA yang pertama dan juga Instruktur Kompi Khusus. Letnan Satu tersebut berasal dari Badan Intelijen Jepang |
"Wanita - wanita jang ingin berbakti" (Wanita - wanita yang ingin berbakti). Fujinkai kota Bogor menyediakan teh untuk pasukan PETA yang sedang berlatih |
Untuk yang kelima, memang tidak terlihat pasukan PETA disini. Namun baris berbaris yang sempat saya buat di post ini salah satunya bisa diterapkan di PETA.
Dan yang terakhir bukan dari koleksi saya. Melainkan milik teman saya yaitu muara-buku. Koleksi disini adalah sebuah nota koran Sinar Matahari dimana salah satu biaya yang ditarik adalah sumbangan kepada BPP. BPP disini adalah singkatan "Badan Pembantoe Perdjoerit" (Badan Pembantu Prajurit) pasukan PETA.
Jadi inilah koleksi PETA yang saya punya. Semoga bisa menambah wawasan anda. :)
Usia: 1943 - 1945.
Jadi seragam prajurit PETA warna apa, mas
BalasHapusHijau.
HapusSetahu saya mereka juga memakai seragam tinggalan pasukan knil.