Oude Indonesie

Oude Indonesie
Nederland oost-indiƫ hier komen we!

Zoeklicht

Zoeklicht
We zullen de kolonie te verdedigen!

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?
Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Minggu, 12 Maret 2017

Intermezzo - APRA, Sultan, dan Bulu Tangkis

Halo kali ini saya akan memperkenalkan jenis post yang baru. Intermezzo, post ini akan berisi informasi - informasi ringan yang saya rangkum dalam 1 post. Informasi yang saya tulis disini baik itu dari koleksi saya ataupun dari koleksi yang belum saya punya.

Jadi berikut adalah post Intermezzo pertama. :)
Informasi pertama berasal dari buku milik teman saya yaitu muara-buku. Buku disini adalah "Negaraku Sepuluh Tahun revolusi Indonesia dalam lukisan" cetakan Kedaulatan Rakyat Yogyakarta pada tahun 1955 yang disusun oleh Samawi.
Di buku ini terdapat informasi yang sangat menarik. Yang pertama adalah helm yang dipakai oleh pasukan TNI saat masa Revolusi Kemerdekaan. Pada buku ini terlihat gambar seorang prajurit TNI yang memakai helm Belanda (kemungkinan buatan Amerika yaitu milsco) lengkap dengan gambar bintang sudut 5 di bagian depannya. Ada kemungkinan ini sebagai penanda bahwa sang prajurit berasal dari cabang kemiliteran Angkatan Darat. Praktek yang mirip dan bukan tidak mungkin diturunkan dari Jepang.
Sumber

Informasi yang kedua adalah gambar kartun atau lebih tepatnya karikatur. Karikatur yang digambar disini adalah Konferensi Malino. Konferensi tersebut saat itu membahas rencana pembentukan federasi yang meliputi daerah - daerah di Indonesia bagian Timur. Konferensi ini dihadiri oleh 39 orang dari 15 daerah dari Kalimantan dan De Groote Oost pada tahun 1946. 

Seperti yang kartunis gambarkan, konferensi tersebut dikepalai oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda yaitu Hubertus van Mook dan hasilnya pembentukan Negara Indonesia Timur. Uniknya sang kartunis menggambar semua peserta konferensi dengan wajah van Mook. Ada kemungkinan karena sang kartunis menganggap konferensi tersebut merugikan Indonesia dan pertemuan tersebut tidak lain adalah usaha van Mook untuk memecah Indonesia. Alhasil digambarkanlah van Mook untuk seluruh peserta disini ... kecuali untuk patung Ratu Wilhelmina.
Gambar karikatur diatas mengingatkan saya dengan gambar karikatur serupa namun mengambil tokoh yaitu Kanselir Jerman Otto von Bismarck.

Karikatur yang berasal dari majalah Kladderadatsch pada tahun 1878 tersebut menggambarkan posisi Bismarck di parlemen yang semakin diktatorial. Serupa dengan van Mook di atas, sangat unik memang melihat Bismarck dengan berbagai keunikan. Hebatnya lagi, sang pelayan juga digambarkan sebagai Bismarck pula!
Informasi dari buku yang ketiga adalah A.P.R.A. Anda mungkin pernah bertanya - tanya, apakah A.P.R.A. pernah mempunyai logo atau benderanya sendiri. Jawabannya adalah ada! Di buku tersebut tercantum gambar A.P.R.A. yang unik.
Yang pertama adalah logo:

Logo A.P.R.A. disini unik karena sesuai dengan kepanjangan namanya yaitu "Angkatan Perang Ratu Adil", dipilihlah timbangan sebagai lambang yang juga lambang keadilan. Raymond Westerling sebagai pemimpin A.P.R.A. sendiri dapat dibilang pintar selain memanfaatkan kepercayaan Jawa yaitu "Ratu Adil" dalam gerakannya, menurut saya, dia juga memilih obyek yang tepat agar masyarakat awam bisa langsung mengambil kesimpulan terhadap gerakannya. Namun kita tidak akan pernah tahu efek jangka panjang dari pemilihan simbol tersebut, karena A.P.R.A. langsung dikalahkan oleh Pemerintah Indonesia.
Kembali lagi ke logo, terdapat pula tulisan "A.P.R.A." dan inisial "D.B". Belum diketahui kepanjangan dari D.B. disini namun ada kemungkinan inisial tersebut adalah "Detasemen Bandung". Bandung disini tidak lain adalah salah satu target serangan Westerling saat pemberontakan dilancarkan.
Terdapat pula inisial "M.J.M.K.", namun saya masih belum bisa mengetahui arti kepanjangannya pula. Ada kemungkinan inisial tersebut adalah singkatan dari ideologi A.P.R.A.
Ada pula bintang sudut 5 berjumlah 4 buah. Sekali lagi, saya belum bisa mengartikannya. Namun ada kemungkinan bahwa bintang tersebut menandakan sila atau lambang ideologi A.P.R.A.
Yang kedua adalah stempel yang digunakan baik dalam hal militer maupun mungkin pemerintahan.

Untuk stempel pemerintahan terlihat lambang timbangan dan tulisan A.P.R.A. dan R.B.N. Untuk R.B.N. masih belum diketahui apa kepanjangannya. Namun ada yang menarik dari stempel tersebut, yaitu adanya tulisan "Persatuan Indonesia". Apakah tulisan tersebut adalah semboyan A.P.R.A.?
Untuk stempel militer ada berbagai jenis. Untuk tulisan "KOM", kemungkinan kependekan dari Komando atau Komandan. Sedangkan "BAT" kemungkinan berasal dari kata Batalion. Untuk "XO" atau "KO" belum bisa diketahui. Untuk angka kemungkinan besar adalah nomor unit.
Yang terakhir dari A.P.R.A. dan the best one adalah bendera.

Seperti yang anda lihat, bendera A.P.R.A. serupa dengan bendera Indonesia yaitu merah - putih. Namun terdapat bintang sudut 5 yang berjumlah 5 buah. Uniknya jumlah bintang tersebut berbeda dengan jumlah bintang pada logo yang digunakan oleh A.P.R.A.. Selain bintang ada pula hiasan pda tengah bendera, kemungkinan hiasan tersebut adalah untaian padi atau mungkin untaian laurel.
Berikut adalah penggambaran ulang bendera A.P.R.A. Harap diperhatikan penggambaran ini belum tentu benar karena saya tidak mempunyai data selain contoh diatas.

Sumber
Setelah buku, informasi berikutnya adalah medali. Medali buatan lokal di masa kolonial Belanda tepatnya. Bagi anda yang sudah membaca post saya tentang Pasukan Keraton Kasunanan Surakarta, anda pasti bertemu dengan medali Mendhali kang minongka kapengetaning pahargyan tingalan dalem tumbuk yuswa 64 tahun bukan? Kali ini saya akan memperlihatkan medali yang serupa bentuknya namun dari Keraton Kasultanan Yogyakarta!
Sumber

Medali di atas bernama Draagmedaille van Sultan Djokjakarta. Sayang selain belum pernah mendapatkan medali tersebut, saya juga belum pernah mendapatkan data lengkapnya pula. Namun dari informasi yang ada, medali tersebut diberikan kepada baik keluarga keraton dan pegawai keraton Yogyakarta yang setia dalam mengabdi dan bekerja. Medali yang pertama kali ditetapkan pada tahun 1933 tersebut berukuran 32,7 mm dan disepuh emas. Pada bagian muka terdapat relief Sultan Hamengkubuwono VIII dan di sebalik medali terdapat lambang Kasultanan dan angka jawa 8 yang berarti Kasultanan dibawah pemerintahan Hamengkubuwono VIII. 
Tercatat pula, selain menggunakan ribbon berwarna hijau muda, juga ada ribbon berwarna putih - merah - putih. Warna medali juga berwarna perak. Kemungkinan medali Hamengkubuwono VIII ini dibagi menjadi beberapa kelas. Seperti yang tertera pada gambar dibawah, Draagmedaille van Sultan Djokjakarta ini diatur dalam Peraturan Sultan Yogyakarta tanggal 20 Maret 1933 No. 2/H (Rijksblad No. 2).
Sumber

Lukisan Patih Danureja VIII.
Terlihat dia memakai Draagmedaille van Sultan Djokjakarta.
Uniknya medali berwarna emas bukannya perak.
Sumber

Untuk informasi terakhir hanyalah 2 foto kontingen bulu tangkis Piala Thomas Indonesia sebelum pelaksanaan Piala Thomas tahun 1961.
Beberapa anggota Tim Piala Thomas tahun 1958 atau tahun 1961.
Mereka berfoto bersama Menteri Olah Raga R. Maladi dan entah Perdana Menteri / Menteri Keuangan Ir. Djuanda atau Ketua PBSI periode 1952 - 1963 & 1967 - 1981 Dick Sudirman.
Di barisan belakang terlihat Ketua PBSI periode 1965 - 1967 Padmo Sumasto, Tan King Gwan, Njoo Kiem Bie, Tan Djoe Hok, Ferry Sonneville, Eddy Jusuf, dan kemungkinan Lie Poo Djian, serta kemungkinan Olich Solihin

Foto ini serupa dengan foto di atas
Terdapat Maladi, Padmo Sumasto, Tan King Gwan, Njoo Kiem Bie, Eddy Jusuf, Tan Djoe Hok, Ferry Sonneville, dan kemungkinan Lie Poo Djian


Usia: 1933 - 1961

Tidak ada komentar:

Posting Komentar