Untuk merayakan 2 tahun dibuatnya blog ini yang jatuh pada bulan Desember ini. Berikut adalah balas dendam kecil saya. Mengapa? Karena awalnya, saat saya akan menyusun skripsi, saya sempat memilih untuk meneliti pasukan keraton ini. Selain itu pula, saya juga sempat berkeinginan untuk meneliti medali atau tanda penghargaan keraton. Namun karena saya tidak menemukan sumber arsip pada saat itu, maka saya memilih Legiun Pakualam di Yogyakarta. Keputusan yang bisa dibilang worth it dan mengubah garis hidup saya juga sebagai seorang kolektor. Alhasil tema ini cocok untuk perayaan ulang tahun. :D
... bersiaplah untuk post yang sangat panjang. rekor untuk blog ini. hehehe
Sebelum masuk ke pasukan Kasunanan sebelumnya kita paling tidak mengetahui pasukan pendahulu Kasunanan yaitu Mataram. Menurut buku Kraton Surakarta dan Yogyakarta 1769 - 1874 karangan S. Margana, Sultan Agung saat itu memiliki beberapa pasukan. Pasukan - pasukan yang terdiri dari abdi dalem itu sendiri ada yang berstatus sebagai tentara, ada juga sebagai penjaga keamanan, bahkan ada yang tidak bersenjata. Kerumitan ini terjadi karena belum tentu nama abdi dalem yang didahului dengan nama "Prajurit" ada hubungannya dengan militer. Contohnya saja Prajurit Sinarira yang tugasnya adalah mengikuti upacara Raja. Maka karena itu, saya jabarkan seluruh nama abdi dalem yang eksis pada tahun 1556 agar tidak muncul kebingungan:
Pengklasifikasian pasukan abdi dalem tetap dilanjutkan pada masa Pakubuwana II. Selain itu pula, pengklasifikasian lebih jelas. Pasukan Mataram yang tercatat pada masa itu adalah:
Kembali ke pasukan keraton, pasukan keraton sendiri dipanggil dengan sebutan "Abdi Dalem Prajurit". Mereka sudah pasti dibawah pimpinan tertinggi yaitu Sunan Pakubuwana / Pakubuwono. Menurut buku "Tjatatan Ringkas Karaton Surakarta" karangan Raden Ngabei Projosuyitno pada tahun 1956, dulunya para prajurit keraton bertugas di Bangsal Marcukunda. Bangunan tersebut dulunya dipergunakan untuk tempat memerintahkan hukuman administrasi, ancaman dan lain - lain bagi para pegawai keraton.
... bersiaplah untuk post yang sangat panjang. rekor untuk blog ini. hehehe
Sebelum masuk ke pasukan Kasunanan sebelumnya kita paling tidak mengetahui pasukan pendahulu Kasunanan yaitu Mataram. Menurut buku Kraton Surakarta dan Yogyakarta 1769 - 1874 karangan S. Margana, Sultan Agung saat itu memiliki beberapa pasukan. Pasukan - pasukan yang terdiri dari abdi dalem itu sendiri ada yang berstatus sebagai tentara, ada juga sebagai penjaga keamanan, bahkan ada yang tidak bersenjata. Kerumitan ini terjadi karena belum tentu nama abdi dalem yang didahului dengan nama "Prajurit" ada hubungannya dengan militer. Contohnya saja Prajurit Sinarira yang tugasnya adalah mengikuti upacara Raja. Maka karena itu, saya jabarkan seluruh nama abdi dalem yang eksis pada tahun 1556 agar tidak muncul kebingungan:
- Keparak Kiwa Tengen yang bagiannya adalah Prajurit Sinarira Kiwa Tengen
- Nayaka Lebet
- Prajurit Suranata
- Gandhek Kiwa Tengen
- Priyantaka Kiwa Tengen
- Gandhek
- Gedhong Kiwa Tengen
- Prajurit Sabinan, yang terdiri dari:
- Prajurit Saragni (Sarageni ?)
- Nirbaya
- Brajanata
- Wisamarta
- Sangkraknyana
- Kanoman
- Martalulut
- Singanagara
- Priyantaka
- Saraseja
- Panyutra
- Maudara
- Mandhung
- Miji Pinilih
- Tanan Astra
- Nrangbaya Nrangpringga
Pengklasifikasian pasukan abdi dalem tetap dilanjutkan pada masa Pakubuwana II. Selain itu pula, pengklasifikasian lebih jelas. Pasukan Mataram yang tercatat pada masa itu adalah:
- Prajurit Suranata
- Prajurit Tamtama
Kembali ke pasukan keraton, pasukan keraton sendiri dipanggil dengan sebutan "Abdi Dalem Prajurit". Mereka sudah pasti dibawah pimpinan tertinggi yaitu Sunan Pakubuwana / Pakubuwono. Menurut buku "Tjatatan Ringkas Karaton Surakarta" karangan Raden Ngabei Projosuyitno pada tahun 1956, dulunya para prajurit keraton bertugas di Bangsal Marcukunda. Bangunan tersebut dulunya dipergunakan untuk tempat memerintahkan hukuman administrasi, ancaman dan lain - lain bagi para pegawai keraton.
Foto kartu pos Sunan Pakubuwono XI yang sempat saya singgung di post ini. Sunan terlihat memakai medali penghargaan dari Belanda, salah satunya adalah Orde van Nederlandsche Leeuw 2e Klasse atau Kelas Kommandeur |
oOwOo
Seperti yang dulu sudah saya terangkan pada post setahun yang lalu, blog saat ini sudah berjalan selama 2 tahun. Sudah banyak perubahan disana - sini dan pengunjung yang datang sudah berlipat menjadi lebih dari 30.000 pageviews. Semoga blog ini tetap berjalan dan bermanfaat bagi pembaca semua.
Thank you for your support!
*Pengumuman *
Karena sudah terlalu banyak baik dari tulisan ataupun gambar. Menurut perhitungan situs wordcounter, artikel original "Pasukan Keraton Kasunanan Surakarta" yang saya update terakhir kali pada tanggal 1 Juni 2019 mempunyai:
153.708 huruf
21.183 kata
1333 kalimat
1832 paragraf
Alhasil pembaca akan mendapatkan kesulitan saat membaca. Maka saya memecah tiap bab artikel ini dalam post blog. Anda bisa meng - klik judul bab dengan anak panah dibawah artikel ini. Entah anda ingin menuju ke bab "Perpangkatan" atau "Daftar Pustaka".
Selain itu anda bisa klik bagian page di atas dengan judul "Pasukan Keraton Kasunanan Surakarta" untuk pembagian bab dan anda bisa memilih bab mana yang anda inginkan untuk dibaca. Oh dan "labels" blog tetap saya pertahankan aslinya. :)
<--- Daftar Pustaka Perpangkatan --->
Selain itu anda bisa klik bagian page di atas dengan judul "Pasukan Keraton Kasunanan Surakarta" untuk pembagian bab dan anda bisa memilih bab mana yang anda inginkan untuk dibaca. Oh dan "labels" blog tetap saya pertahankan aslinya. :)
<--- Daftar Pustaka Perpangkatan --->
waduh menarik banget masss..dalam pembahasan nyaa..tapi sayang ...cerita nya kurang heroikkk sperti prussia dan kesultanan ottoman ..tapi mas ini pasti banyak pengetahuan sharee lagi ..saya tunggu...2jam setengah saya baca waduhh
BalasHapusSebelumnya terima kasih mas. :D
HapusIya mas, memang saya belum menemukan sumber tentang cerita heroik pasukan keraton. Kalau kelak saya dapat, akan saya update dan share disini. ;)
Ini saya baru saja mengupdate artikelnya. Yang pasti artikel ini tidak akan pernah bisa berhenti. hehehe
Mas.saya ingin tahu siapa raden suratmo.
HapusWah siapa ya beliau? Apa ada petunjuk? Mungkin bisa saya bantu carikan.
HapusMenemukan banyak pencerahan dari sini, baik jogja baik solo punya ciri khas sendiri. tetap lestari budaya jawa. salam kenal gan.
BalasHapusSaya senang bisa membantu disini.
HapusBudaya adalah akar dari peradaban, maka harus wajib dilestarikan. :)
Salam kenal pula mas.
Maaf saya baru bisa membalas sekarang. Saya mempunyai masalah dengan komputer saya. :(
Halo mas! Makasih sudah share sejarahnya! Sampek baca berulang2 aku š kebetulan lagi mendalami sejarah kota bengawan karena bosen bahas ww2 mulu Tapi aku masih penasaran sama pasukan yang ada di archive video jumenengan pakubuwono 12 link sebagai berikut = https://youtu.be/gzcYU-UzDgs
BalasHapusTerimakasih sebelumnya š
Terima kasih. :)
HapusWah video dari anda sangat menarik ini! Dari video ini berarti Jepang mengijinkan pasukan keraton untuk tetap dipersenjatai, meskipun masih memakai karabin beaumont M73. Dari seragam saya lihat mereka memakai prabot gede (seragam upacara) blauw atilla model KNIL M1912. Terima kasih atas videonya. Akan saya tambahkan di artikel setelah komputer saya balik. :)
Njih monggo mas biar lebih lengkap lagi š oh iya pada pelantikan paku buwono 12 sempat ada masalah sama jepang. Jepang menginginkan pemerintahan itu nanti dipegang oleh republik jadi jepang hanya melantik pakubuwono 12 sebagai ketua kraton bukan ketua daerah
HapusOh iya mas ada satu film dokumenter khusus untuk pakubuwono ke 12
HapusLink nya = https://youtu.be/Y1-rE5S6n38 oh iya mas salam dari sumber!! šššš saya juga domisili solo šš
Oh ya terima kasih lagi mas atas infornya. :)
HapusOh ternyata sesama mahluk Oslo to? hehehe
Kapan-kapan main kesini saja mas.Kalau pengen diskusi sejarah atau pengen nengok koleksi saya. :D
Boleh mas ntar saya bawa temen2 sejarah bisa diskusi bareng hehe
HapusLha Panjenengan daerah mana mas? š
Monggo mas. Saya di dekat perempatan Pasar Depok. Di lantai 2 apotek K24. Kalau mau datang, tolong kontak saya dulu. Nomor WA saya, ehm mending komunikasi via email saya dulu mas (mylostmemories85@gmail.com). Agak tidak enak pasang nomor hape disini. hehehe
HapusHalo mas timoer! Ga kerasa hampir jalan 6 tahun sejak saya meninggalkan komentar di forum ini (tertanggal 7 okt 2018). Saya inget2 nemu blog ini pada saat masih siswa kelas 1 sma dan ternyata saya dipertemukan lagi dengan blog ini dengan perjalanan yang berbeda pula! (Saat ini sedang research kajian tugas akhir jenjang s1 saya untuk 2 smt lagi wkwk). Bagi saya blog ini adalah masterpiece, Bagaimana mas memberi pencerahan “Gap” antar waktu yang tidak pernah tergambarkan bagi generasi sekarang ini. Memberi wacana jejak peradaban yang berkembang dari pasca dan post kolonial di kota kita tercinta ini tentu memberi dampak pada sosial dan pribadi masyarakat solo sendiri.. untuk mas timoer saya aturkan terimakasih banyak atas blog nya juga sehat selalu buat mas! Mungkin sampai kapan pun akan selalu balik kesini lagi.. Salam!
HapusSalam mas Alfandi!
HapusCepat juga ya waktu berlalu. hehehe
Terima kasih sayangnya mungkin blog ini tidak saya lanjutkan karena keterbatasan pada diri saya.
Salam sukses mas skrispsinya! Semoga lulus lancar! :)
iya mas, amien. kami juga perlu banyak referensi khususnya untuk keprajuritan keraton dengan budaya jawa. Perlu banyak bimbingan, makanya kami mencari informasi sebanyak-banyaknya. salam
BalasHapusOh ya, saya akan masih tetap menambahkan informasi di artikel ini jika menemukan fakta yang baru. :)
HapusSalam.