Sayangnya tidak ada gambar pasukan keraton Kasunanan pada abad ke-17 maupun ke-18. Yang ada hanyalah keterangan dimana pasukan pada masa Pakubuwono VII, memakai kain dodot dan topi kuluk. Untuk pasukan Doropati, Kengisan, dan Blambangan memakai pakaian Jawa pada umumnya serta kain kepala. Pasukan Kawandoso Abang memakai pakaian merah dan Kawandoso Ireng memakai pakaian hitam. Detasemen Macanan memakai seragam warna kuning hitam. Sedangkan pasukan Udan Udan memakai pakaian hitam dan putih.
Saat kunjungan
gouverneur generaal Dominique Jacques de Eerens ke kota Solo pada tahun 1838, tercatat beberapa pasukan keraton yang ikut serta. Untungnya terdapat sedikit penjabaran mengenai seragam mereka.
- Pasukan Opocoro, berpakaian hijau.
- Sorogeni, berpakaian merah.
- Pasukan kavaleri Tamtomo memakai seragam yang dinamai Ontokusumo.
- Carangan memakai pakaian hijau.
- Miji Pinilih berpakaian biru tua.
Untungnya koleksi foto bekas KITLV yang sekarang ditampung oleh Universitas Leiden memberi kita kesempatan untuk melihat seragam pasukan keraton. Foto tertua dari masa kekuasaan Pakubuwana IX yang beberapa diantaranya anak - anak.
Manskappen
 |
Seragam berupa tunic kerah berdiri. Foto yang berangka tahun 1860 - 1880 ini memperlihatkan seragam kavaleri keraton berbeda dengan KNIL. Saat itu bagi para prajurit dan bintara KNIL, mereka memakai seragam kerah rebah. Selain itu pula tidak ada emblem kavaleri KNIL pada seragam di foto ini.
Sumber |
Sersan
 |
Untuk pangkat bintara berupa chevron pada lengan kiri bawah.
Sumber |
Oppisir
 |
Untuk perwira, terdapat perbedaan pula dengan KNIL. Yaitu sabuk, jambul dan eblem topi sjako. Sabuk yang dipakai keraton mempunyai bentuk berbeda. Jambul pasukan keraton naik keatas sedangkan KNIL jambul kebawah. Emblem sjako keraton memakai monogram "PB" bukannya lambang Belanda.
Sumber |
Twidhe Litnan
 |
Raden Mas Surati memakai seragam yang sama dengan rekannya di atas. Emblem "PB" terlihat lebih jelas. Sumber |
Selain seragam model Eropa, ada pula seragam tradisional.
 |
Litnan Kolonel Cokrowinoto memakai seragam tradisionil bermotif dolman. Sumber |
 |
Sayang kita tidak bisa mengetahui seragam yang dikenakan oleh Pangeran Purwonegoro disini. Sumber |
Dalam perjalanan waktu seragam - seragam diatas mengalami perubahan. Pada masa kekuasaan Pakubuwana IX, untuk skadron kavaleri memakai pakaian Jawa ditambah dengan kuluk,
atilla (orang Jawa menyebutnya "
atelah"), celana panjang, kain, dan dodot. Untuk kompi infanteri memakai celana putih,
atilla dan topi
helmhoed warna hitam serta sepatu dan
spats.
Jika diperhatikan, seragam pasukan Kasunanan terlihat serupa atau mengambil beberapa elemen dari
seragam pasukan KNIL. Dalam hal ini seragam model M1894 dan
helmhoed.
Groot Tenue (Seragam Dinas Kebesaran) KNIL model M1894
Kancing seragam masa kekuasaan Pakubuwana IX
Emblem Pakubuwana IX
 |
Dimensi 10 cm x 9 cm. Sumber: Marktplaats |
Pada masa awal kekuasaan Pakubuwana X, terdapat beberapa foto yang eksis tentang pasukan keraton. Bisa jadi, seragam yang dikenakan oleh pasukan merupakan peninggalan dari masa Pakubuwana IX.
Pasukan Sorogeni ?
Manskappen?
Manskapen Panambur?
Manskapen Panyuling?
Onderoppisir?
Ajidan Onderoppisir?
Oppisir?
Grute Oppisir?
Untuk pasukan ini sepertinya perpangkatan terlihat dari model bordir pada kerah. Sayang belum ditemukan informasi lengkap tentang pangkat tersebut.
Pasukan Baki
Manskappen?
 |
Medali yang ia kenakan kemungkinan Sri Nugroho.
Sumber |
Onderoppisir?
Pasukan Tamtama ?
Manskappen
Manskappen Sinyal / Manskappen Panyuling
Meter Panambur & Manskappen Panambur
Korpral / Bragedhir
 |
Pangkat berupa 2 buah chevron berwarna kuning. Pangkat yang digunakan adalah model KNIL. Sumber |
Sersan / Wahmister
 |
Pangkat berupa 1 buah chevron warna emas. Sumber |
Ajidan Onderoppisir
Twedhe Litnan
Irste Litnan
 |
Pangkat berupa 2 buah bintang pada kerah. Sumber |
Kaptin / Ritmister
 |
Pangkat berupa 3 buah bintang pada kerah. Sumber |
Mayor
 |
Pangkat berupa 1 buah bintang pada kerah bordir emas. Sumber |
Kolonel
 |
Pangkat berupa 3 buah bintang pada kerah bordir emas. Sumber |
Selain topi kuluk, pasukan ini juga memakai helmhoed.
Manskappen
Manskappen Panyompret
Kurpral / Bragedhir
Sersan / Wahmister
Twidhe Litnan
Kaptin / Ritmister
Mayor
Untuk
helmhoed, uniknya topi ini berbeda dengan
helmhoed milik KNIL!
Helmhoed Kasunanan
Manskappen
Oppisiren
Grute Oppisiren
Zonplaat (Plat Matahari) topi helmhoed pasukan keraton
 |
Sumber: Marktplaats |
Helmhoed non perwira KNIL M1894
Jika anda perhatikan, terdapat perbedaan helmhoed Kasunanan yang tidak memakai emblem singa. Perbedaan juga terdapat pada emblem muka helmhoed Kasunanan yang memakai monogram "PB X". Namun ada pula foto yang memperlihat pasukan memakai helmhoed KNIL. Namun tidak diketahui emblem muka apa yang mereka pakai.
 |
Pijk atau hiasan tombak dicopot laiknya pemakaian helmhoed di Aceh.
Sumber |
Untuk pasukan yang memakai atilla, perpangkatan perwira juga terlihat dari hiasan austrian knot pada lengan. Semakin tinggi pangkat perwira, semakin rumit pula model austrian knot.
Foto Oppisiren Pasukan Keraton dari berbagai Kesatuan
Kolonel Purbanegara
 |
Purbanegara memakai seragam yang didesain menyerupai seragam KNIL M1894. Namun perbedaan terdapat pada hiasan di manset dan motif austrian knot. Sumber |
Selain pasukan diatas, ada pula foto pasukan yang ngeligo (bertelanjang dada) dan belum diketahui namanya.
Manskappen?
Manskappen Panambur?
Manskappen Panyompret?
Onderoppisir?
Ajidan Onderoppisir?
Oppisir?
Grute Oppisir?
Topi Kuluk Pasukan
Untuk perpangkatan masih belum diketahui. Satu - satunya hal yang bisa menjadi tanda pangkat adalah sabuk selempang yang dikenakan. Untuk para perwira memakai sabuk selempang artileri KNIL.
Saya masih belum mengetahui pangkat para pembawa vaandel pasukan. Ada kemungkinan vaandel dibawa oleh irste litnan dan bukannya ajidan onderoppisir seperti laiknya pasukan KNIL.
Selain pasukan - pasukan diatas, kemungkinan keraton mempunyai 2 pasukan muziek korps berbeda. Ini terlihat dari 2 pasukan yang berbeda seragam.
Yang pertama adalah pasukan berseragam atilla warna gelap dan topi kwartiermuts berjambul lebat!
Manskappen
Sersan
Porir
 |
Porir atau fourier memakai pangkat 1 buah chevron warna emas pada lengan atas.
|
Sersan Mayor
Irste Litnan
Pemakaian jambul pada topi
kwartiermuts termasuk unik. Karena pada masa itu, KNIL tidak mengenakan hiasan jambul pada topi mereka. Baru pada saat berlakunya
blauw atilla, KNIL memberi aturan jambul pada
kwartiermuts. Namun untuk para
officier memakai jambul rebah dan non
officier jambul berdiri. Berbanding terbalik dengan pasukan Kasunanan!
Pasukan muziek korps kedua memakai atilla berwarna terang serta mengenakan helmhoed berjambul!!!
Untuk helmhoed berjambul, ini suatu keunikan karena helmhoed KNIL tidak memakai hiasan jambul apapun.
Pada tahun 1915, pasukan diberi seragam Atjehjas dengan celana panjang wol seperti halnya pasukan KNIL pada tahun 1905.
Prajurit kemungkinan memakai Atjehjas
Selain seragam di atas, ada beberapa contoh para perwira Kasunanan memakai seragam yang berbeda dengan yang dikenakan oleh KNIL.
 |
Purbanegara memakai seragam atjehjas dimana terdapat perbedaan bentuk epolet dengan standar KNIL.
Sumber |
 |
Seorang kaptin memakai atjehjas Kasunanan.
Sumber |
 |
Eerste luitenant Marechaussee KNIL dengan atjeh jas. Sumber |
 |
Meski KITLV menyebut tokoh ini adalah Prabuningrat atau saudara Pakubuwana X, tetapi menurut saya foto ini adalah Pakubuwana X. Terlihat dari pangkat generaal pada kerah seragamnya (4 buah bintang). Namun ini bukan alasan saya menaruh foto ini disini. Tidak lain adalah topi kwartiermuts yang dia pakai. 2 buah bintang pada topi menandakan Pakubuwana berpangkat generaal majoor. KNIL tidak memakai penanda pangkat pada topi mereka. Sumber |
 |
Kaptin Kusumoyudo memakai seragam jas toetoep dengan 5 buah kancing. Uniknya epolet dia terdapat tanda pangkat bukannya emblem cabang kedinasan selaiknya KNIL. Jika diperhatikan Kusumoyudo tidak memakai pangkat pada kerah. Sumber |
 |
Austrian knot pada seragam kaptin kapaleri Purbanegara ini jauh lebih terang daripada standar KNIL. Sumber |
 |
Kapitein der infanterie KNIL yang juga menjabat sebagai ajudan. Pada epolet dia memakai emblem hoorntjes / buggle, lambang infanteri KNIL. Di kerah terdapat pangkat kapitein yaitu 3 buah bintang. Sumber |
Selain untuk prajurit, seragam warna biru juga dipakai oleh para abdi dalem.
|
Seragam ini serupa dengan seragam groot tenue KNIL M1894 untuk non perwira.
Namun hiasan tali bordir atilla tidak terlihat disini.
|
 |
Seragam abdi dalem ini serupa dengan seragam kleine tenue KNIL M1854 untuk non perwira.
Namun seragam berwarna biru dan bukannya kelabu seperti milik KNIL.
Sumber |
Pada dekade 1920, seragam pasukan keraton mengalami perubahan atau lebih tepatnya penyederhanaan. Hilang sudah kerumitan
austrian knot dan hiasan tali bordir perwira ala
seragam KNIL model M1894. Untuk perpangkatan sekarang dirapikan, mungkin agar identifikasi lebih gampang. Alhasil pasukan Sorogeni harus
merelakan bordir kerah mereka. Seragam didesain berdasarkan seragam
blauw atilla KNIL. Motif
austrian knot Kasunanan terlihat masih eksis namun desain tidak serumit dulu.
Untuk pasukan Tawitama, Mijipinilih, dan Wiratama memakai
atilla hitam, celana pendek, kain rejeng, dan kuluk. Pasukan Prawira Anom memakai seragam
atilla warna hijau, celana panjang hijau, kain batik motif rejeng, dan kuluk. Pasukan infanteri memakai seragam
atilla hitam. celana panjang wol, dan topi.
 |
Jika melihat warna gombyok yang sama terangnya dengan kerah.
Kemungkinan pasukan disini adalah Prawiro Anom.
Sumber |
Pasukan Keraton pada tahun 1939
 |
Menurut sumber gambar ini, klasifikasi pasukan keraton bisa dikenal dari seragam yang mereka kenakan.
Jika memakai kain batik adalah pasukan lebet.
Sedangkan yang memakai celana adalah pasukan jawi.
Sumber |
Manskappen
 |
Kemungkinan pasukan ini juga dari kesatuan Prawiro Anom. Sumber |
Tamboer
Sersan
Twidhe Litnan
Film Negatif Ajidan Onderoppisir / Twidhe Litnan Golongan Lebet (Pasukan Kavaleri)
Setelah Tahun 1940
 |
Pada seragamnya terdapat medali Mendhali pangenget enget Karaton Surakarta Hadiningrat 200 tahun, Medali Peringatan Naik Tahta ke-40 tahun Pakubuwana X, dan Mendhali kang minongka kapengetaning pahargyan tingalan dalem tumbuk yuswa 64 tahun
|
Mayor Kapaleri
 |
Meskipun memakai kuluk namun perwira ini memakai seragam model KNIL.
Sumber |
Litnan Kolonel
 |
Purbanegara juga memakai seragam model KNIL.
Sumber |
Kolonel Purbanegara
 |
Meski seragam KNIL namun chevron model huzaar menjadi penanda seragam ini model keraton.
Chevron tidak terlihat pada seragam perwira keraton lainnya.
Kemungkinan ini sebagai penanda pangkat kolonel. Sumber |
Pasukan Kavaleri Keraton Tahun 1932
 |
Melihat dari warna kerah yang gelap dan seragam yang terang, kemungkinan pasukan ini adalah Jayeng Astro.
Sumber |
Lukisan Pasukan Kasunanan
Karya
Henriette Johanna Reuchlin-Lucardie
 |
Kemungkinan prajurit Prawiro Anom. Sumber |
 |
Kemungkinan prajurit Prawiro Anom.
Sumber |
Untuk
atilla dengan celana panjang, terdapat perbedaan dengan
atilla KNIL. Untuk seragam ini pada kerah dilengkapi monogram "PB" dari perunggu. Untuk topi juga memakai emblem yang berbeda dengan KNIL pula. Perbedaan lainnya adalah untuk pangkat
onderoppisir, hiasan epolet seragam keraton berwarna emas. Untuk KNIL tidak ada perbedaan alias warna epolet sama dengan seragam.
Ajidan Onderoppisir
 |
Lambang silaturahmi keluarga besar Wanengatmodjo-Sindhuwidjojo. Foto di sebelah kiri adalah twidhe litnan Wanengatmodjo memakai seragam kleine tenue KNIL M1868. Sedangkan foto sebelah kanan, ajiddan onderoppisir Sindhuwidjojo memakai seragam blauw atilla lengkap dengan kepi plus jambul putih. Monogram PB terlihat di kerah. Jika dilihat dari dekat, blauw atilla yang dikenakan bukan versi prajurit. Sumber |
Sersan bercengkrama dengan Manskappen Panyompret
 |
Foto berangka tahun sekitar 1935. Sumber |
Korpral
 |
Tas peluru beaumont menandakan pasukan di foto ini adalah pasukan keraton.
Sumber |
Namun ada pula pasukan yang memakai seragam blauw atilla yang berbeda secara warna dibandingkan KNIL.
Manskappen
Korpral
Sersan
Oppisir
Mayor
Jika anda perhatikan, blauw atilla yang dikenakan disini memakai warna terang pada bagian kerah dan manset. Berbeda dengan KNIL yang berwarna sama secara keseluruhan. Perbedaan lainnya adalah pemakaian pangkat chevron bagi para non perwira (selain porir) di lengan kiri bagian atas bukannya lengan bawah.
Ada pula seragam keraton yang memakai semacam bordir pada kerah dan manset.
Seragam Blauw Atilla KNIL
 |
Seragam blauw atilla KNIL infanteri untuk manschappen. Sumber |
 |
Seragam non officier, soldaat eerste klasse artileri.
Sumber |
 |
Seragam officier, luitenant kolonel administrasi.
Sumber |
Setelah berakhirnya
atjeh jas, pasukan keraton diberi seragam
garoet. Uniknya menurut artikel tahun 1936, kain
garoet disebut oleh pihak keraton dengan sebutan "kain rumput".
 |
Sekilas 5 tentara disini adalah pasukan KNIL. Namun tempat peluru yang dibawa adalah untuk senapan Beaumont. Alhasil foto ini adalah pasukan keraton bukan pasukan KNIL yang saat itu sudah memakai senapan Mannlicher M95. Foto kemungkinan dari tahun 1920an. Sumber |
Perpangkatan pada seragam ini, keraton mengambil model yang berbeda. Dengan kata lain, pangkat garoet pasukan keraton berbeda dengan yang dipakai oleh KNIL.
Awalnya, pangkat berupa balok dengan 3 buah strip. Masih tidak diketahui warna yang dipakai disini. Baik perwira maupun prajurit memakai model pangkat yang sama. Kemungkinan perbedaan terdapat pada warna yang digunakan.
Manskappen
 |
Foto berangka tahun 1930. Sumber |
Oppisir
 |
Foto berangka tahun 1930. Sumber |
Pada dekade 1930an, pangkat balok diganti dengan bentuk segitiga. Kali ini dipakai emblem bintang yang sama dengan digunakan oleh KNIL. Kemungkinan pergantian dilakukan agar KNIL lebih mudah mengidentifikasi pangkat pasukan keraton. Disini saya menyebut pangkat ini sebagai "model 30".
Pangkat Garoet Pasukan Keraton Model 30
*Update 10 Februari 2017:
Perwira Pasukan Keraton Mengenakan Seragam Garoet
dengan Pangkat Model 30
 |
I: Pangeran Haryo Purbanegara
II: Pangeran Panji Cakrakusuma
III: Raden Panji Brajasasmaya
IV: Raden Mas Panji Tarunamardawa
V: Raden Panji Trisirah
Perhatikan perbedaan seragam antara Purbanegara dengan perwira lainnya.
Purbanegara memakai seragam standar KNIL dan perwira lainnya memakai seragam pasukan keraton.
Pada epolet seragam perwira keraton, terdapat tanda pangkat yang tidak diketahui. Ada 2 kemungkinan, entah sebagai lambang perwira atau lambang cabang angkatan perang |
Pangkat Perwira KNIL untuk Seragam Garoet
Namun uniknya, pangkat model 30 tidak dipakai oleh seluruh elemen pasukan keraton. Terlihat saat
upacara pemakaman Pakubuwana X pada tahun 1939. Salah satu pasukan yang mengikuti upacara memakai pangkat model KNIL dan mereka juga mengenakan seragam
garoet khusus!
Manskappen
 |
Bagi para manskappen, kemungkinan pada kerah dipasang sebuah emblem. Emblem tersebut kemungkinan adalah monogram "PB".
Sumber |
Onderoppisir
 |
Untuk onderoppisir memakai pangkat chevron onderofficier KNIL. Kemungkinan pangkat juga terpasang monogram "PB".
Sumber |
Kaptin
 |
Untuk perwira, pangkat yang dipakai adalah pangkat perwira KNIL untuk seragam garoet A & B.
Sumber |
Seragam garoet juga dipakai oleh Pakubuwana X, meski yang model jas yaitu M1926. Seperti biasa, seragam yang ia kenakan "dimodifikasi".
"Modifikasi" disini maksudnya adalah Pakubuwana X menambahkan emblem semacam daun oak pada bagian bawah plastron jas. Untuk pangkat jas KNIL ini sendiri, dari perwira menengah hingga generaal memakai emblem chevron pada bagian atas plastron. Emblem daun oak sudah pasti adalah penanda pangkat jindral oleh Pakubuwana.
 |
Seragam jas KNIL M1926 luitenant generaal Ludoph Hendrik van Oyen.
Sumber |
Seragam
garoet sepertinya juga dipakai oleh polisi Kasunanan.
 |
Emblem pada lengan serupa dengan mahkota Kasunanan. Sumber |
Pada masa ini pula untuk penyebutan seragam, keraton mempunyai kosakatanya sendiri yaitu:
- Prabot Gede
- Prabot Mares
- Prabot Bedinan
Prabot Gede untuk
Groot Tenue atau Pakaian Dinas Upacara.
Prabot Mares adalah
Marsch Tenue /
Veld Tenue atau Pakaian Dinas Lapangan
. Sedangkan
Prabot Bedinan adalah untuk
Kleine Tenue /
Dagelijksch Tenue alias Pakaian Dinas Harian. Ada pula
Uitgaanstenue namun belum diketahui dimana keraton memasukkan hierarki seragam ini.
Untuk
Prabot Gede terdiri dari topi, pakaian, celana, dan sepatu.
Sedangkan
Prabot Mares dan
Prabot Bedinan terdiri dari topi, pakaian, dan celana saja.
Untuk penyebutan jawa,
kleine tenue disebut oleh orang Kasunanan "
klin teni". Sedangkan
groot tenue, disebut oleh hierarki militer Legiun Pakualam dengan sebutan
"grute".
Menurut sumber yang sama dengan "kain rumput", prajurit infanteri dan artileri keraton memakai 2 macam seragam. Untuk
Groot Tenue uniknya memakai seragam berbeda dengan
Blauw Atilla melainkan memakai seragam warna hitam dari kain
serge (artikel menyebutnya "sersi") dan untuk harian memakai seragam
garoet warna hijau. Keduanya disediakan oleh KNIL alias dari
Departement van Oorlog di Bandung. Untuk pasukan kavaleri, seragam hariannya memakai pakaian model Jawa seperti topi kuluk, sinjang (kain panjang) dengan warna dasar putih, dan sabuk lurik warna merah dengan warna dasar biru. Pakaian memakai
atilla warna hijau dari kain
garoet (artikel sepertinya memakai pasukan Prawirotomo sebagai contoh). Untuk seragam
Groot Tenue, sama - sama memakai pakaian model Jawa yaitu memakai topi kuluk dan memakai kain. Nantinya pada masa pemerintahan Pakubuwono XI, pasukan kavaleri juga mendapatkan seragam
garoet.
Tentang seragam
garoet, pasukan juga memakai
garoet lokal alias tidak bersumber dari
Departemen van Oorlog. Kain tersebut diproduksi di daerah Imogiri yang juga merupakan wilayah
enclave Kasunanan. Ongkos impor kain dari kota tersebut sebesar 45 sen per 1 el (69 cm). Meski begitu, industri
garoet lokal keraton tidak bisa mencukupi suplai untuk KNIL. Karena mereka tidak bisa bersaing dengan industri kain di penjara Cirebon, penjara Pekalongan dan bahkan dengan industri Jawa yang murah sekalipun. Sebagai tambahan saat itu pada tahun 1933, kain
garoet mulai populer di antaranya di kalangan pemburu. Mereka menganggap kain garoet menjadikan mereka terkamuflase di kehijauan hutan.
Menurut buku Sejarah Kutha Sala, hiasan topi terbuat dari ekor kuda.
Pada tahun 1933, pasukan Kompi Baki memakai emblem dua buah arit bersilang. Ini menandakan asal usul pasukan tersebut yang dulunya merupakan pemotong rumput.
Untuk batik sendiri, aturan pemakaian sudah ditetapkan sejak masa Pakubuwono IV dimana seluruh abdi dalem boleh menggunakan batik sawat katandhan sembagen yang ber-elar atau bersayap. Sedangkan untuk petinggi keraton, memakai motif batik yang berbeda dan khusus pula.
Emblem Pakubuwana X yang dipasang pada kerah seragam / topi
 |
Sumber: Marktplaats |
Emblem serupa dengan di atas
Varian emblem yang dipasang di seragam
Pin perak untuk seragam atau mungkin untuk topi
Emblem Pasukan Marching Band Keraton
 |
Kemungkinan emblem ini dipakai oleh personel Pasukan Kasepuhan pada masa Pakubuwana X. Sumber |