Oude Indonesie

Oude Indonesie
Nederland oost-indië hier komen we!

Zoeklicht

Zoeklicht
We zullen de kolonie te verdedigen!

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?
Which side are you? Voor het koninklijke or demi Republik?

Rabu, 12 April 2017

Museum Goes To Campus Month - Machine Gun Colt MG-38B & Te-4

Koleksi dari Museum Dirgantara Mandala berikutnya adalah 2 senapan mesin dari pihak berbeda di Perang Dunia II. Senapan mesin Amerika Colt MG-38B dan senapan mesin Jepang Te-4.
Mari kita cek terlebih dahulu si MG-38B oke.

Sumber
Sumber
Bagi anda pemerhati sejarah Perang Dunia I, anda pasti akan langsung teringat sesuatu atau minimal pangling setiap kali anda melihat MG-38B. Ini karena MG-38B adalah versi komersial dari senapan mesin standar Amerika Serikat pada Perang Dunia I yaitu Browning M1917 atau dapat dibilang bentuknya serupa. Seperti halnya M1917, MG-38B adalah senapan mesin model sama yaitu jenis water cooled. Berbeda dengan senapan mesin yang dipakai Amerika pada Perang Dunia II dan yang lebih dikenal yaitu Browning M1919 yang berjenis air cooled. M1917 sendiri juga masih dipakai pada Perang Dunia II seperti salah satunya terlihat pada game Company of Heroes. Kaliber yang digunakan oleh MG-38B juga sama dengan yang dipakai M1917 yaitu .30 7,62 x 63 mm, hanya saja perbedaannya adalah pada model pemicu saja. Dimana MG-38B memakai model pemicu spadesgrip atau sama dengan yang dipakai oleh senapan mesin berat M2HB .
MG-38B sendiri sempat dipakai oleh KNIL, salah satunya sebagai senapan mesin untuk kendaraan tempurnya. Kendaraan tempur yang dimaksud disini adalah White Scout M3A1. Kendaraan yang dipakai oleh pasukan kavaleri KNIL ini mulai berdatangan pada tahun 1941. Tercatat 2 buah senapan mesin MG-38B bersama dengan sebuah M2HB dipasang pada kendaraan tersebut. Selain untuk kendaraan tersebut, MG-38B sempat pula digunakan pada Overvalwagens yang digunakan oleh pasukan reguler KNIL. Didalam hierarki KNIL, senapan mesin ini disebut dengan nama Mitrailleur M41. Selain di Hindia Belanda, MG-38B sempat dikirim ke Antilles. Disana mereka diberi nama Colt Mitrailleur .30 dan berjumlah 6 buah pada tahun 1942.
Sumber

Colt MG-38B

Marking yang masih tidak diketahui artinya


Alat yang berada di sebelah kanan bawah adalah tutup lubang untuk masuknya air




Untuk senapan mesin kedua bukanlah senapan mesin sembarangan. Sembarangan disini bukanlah karena ini senapan mesin terkenal atau dipakai oleh prajurit terkenal. Melainkan senapan mesin ini aslinya digunakan untuk keperluan pesawat. Bernamakan asli 八九式固定機関銃 (Hachikyūshikikoteikikanjū), senapan mesin berkaliber 7,7 x 58 mmSR tipe 89 ini sendiri sebenarnya terdapat 3 macam dan masing - masing berbeda. Yang pertama adalah senapan mesin laras ganda dan yang kedua adalah lisensi dari senapan mesin Inggris Vickers model E dan yang ketiga adalah senapan mesin milik Museum Dirgantara Mandala ini yaitu Te-4. Te-4 juga mempunyai nama lain yaitu Tipe 89 fleksibel atau Tipe 89 Single Modifikasi. Benar - benar rumit bukan?


Sumber
Tipe 89 sendiri disebut dengan angka 89 dikarenakan dibuat pada tahun Kekaisaran Jepang 2589 alias tahun 1929. Keluarga Tipe 89 pada dasarnya adalah senapan mesin milik Angkatan Darat Jepang alias Rikugun. Harap diperhatikan bahwa pada masa Perang Dunia II, Jepang seperti halnya Amerika tidak mempunyai Angkatan Udara terpisah seperti halnya Inggris ataupun Jerman. Baik Angkatan Darat maupun Angkatan Laut mempunyai armada aviasinya masing - masing. Namun parahnya, untuk kasus Jepang sendiri baik Angkatan Darat maupun Angkatan Laut mempunyai rivalitas yang sangat tinggi yang salah satu akibatnya adalah adanya perbedaan jenis senjata.
Dalam sejarahnya, senapan mesin ini masuk ke Indonesia bersama - sama dengan armada Angkatan Darat Jepang. Kemudian saat Jepang menyerah, beberapa ikut menyerah pula pesawat - pesawat mereka. Alhasil jatuh pula keluarga Tipe 89 ke tangan Indonesia. Beberapa pesawat yang dilengkapi dengan senapan mesin tersebut yang dioperasikan oleh AURI alias Angkatan Udara Republik Indonesia adalah:
Pesawat ini diberi nama "P.D. II" atau "Pangeran Diponegoro II"
Sumber
Pesawat diberi nama "P.D. I" atau "Pangeran Diponegoro I"
Sumber
Pesawat ini dijuluki "Guntei" oleh orang Indonesia.
Jujur saja saya masih penasaran mengapa orang Indonesia memberi nama yang tidak ada hubungannya dengan nama aslinya.
Seperti "Guntei" ini atau "Cureng" untuk pesawat Yokosuka K5Y yang dijuluki orang Jepang "Aka-Tombo" dan oleh sekutu "Willow". Bahkan di masa pasca kemerdekaan dimana senapan Cina SKS Tipe-56 diberi nama "Chung" dan senapan serbu Cekoslovakia Vz.58 disebut "Czech She"
Sumber
Uniknya untuk Te-4 milik Museum Dirgantara Mandala ini dimodifikasi lebih lanjut dengan penambahan bipod. Penambahan bipod disini kemungkinan dilakukan untuk merubah fungsi Te-4 dari senapan mesin pesawat menjadi senapan mesin infanteri. Dimana bipod berfungsi untuk mengstabilkan tolak balik senapan mesin saat ditembakkan. Dengan dipasangnya bipod, Te-4 AURI ini terkesan mengingatkan kita kepada senapan mesin Inggris Lewis dan senapan mesin Uni Soviet yaitu DP (Degtyarev Pechotnyi).
Sumber

Sumber





Te-4
Kanji pada senapan mesin adalah 八九式 (改單) yang berarti "Tipe 89 (single modifikasi)".
Angka 2803 adalah nomor seri. Namun tulisan "0B/6.7" saya masih belum menemukan apa artinya.
Jika kita merunut dokumenter ini, tulisan 0B kemungkinan adalah kanji tahun dan 6.7 adalah tahun dan bulan pembuatan.
Senapan mesin kemungkinan dibuat pada bulan Juli, tahun ke-6 pemerintahan Hirohito alias tahun 1932.
Silahkan koreksi jika saya melakukan kesalahan disini.
Menurut marking, senapan mesin dibuat di pabrik Kokura
Sumber



Usia: < 1945

Tidak ada komentar:

Posting Komentar